"Bangun! Udah pagi!" panggil Julian pada Arsen di kasurnya. Julian sendiri sehabis mandi hanya mengenakan handuk cokelatnya.
Arsen masih tertidur pulas dengan mulut terbuka.
Julian geleng-geleng, "Ngiler lagi! Basah tuh bantal gue!"
Kemudian Arsen mengigau seketika, "Hmmmhhh... mau Bang Yayan..."
"Heh! Bangun! Udah pagi nih!" galak Julian.
Arsen pun akhirnya bangun lalu terkejut melihat Julian dan mengambil bantal untuk menutupi tubuhnya seketika. "Ih, kita abis ngapain?"
"Apaan sih lu?"
"Bang Yayan ngapain Arsen?" tanya Arsen, polos. "Kok telanjang gitu? Seksi banget lagi!"
"Jangan gila! Masih pagi! Sana cepet mandi, abis itu sarapan!"
"Bang Yayan abis merkosa Arsen pas lagi tidur yaa???"
Julian semakin menekuk alisnya dengan bingung, "Apaan sih, Seeeennnn??? Masih pagi-pagi udah bikin gue kesel aja!"
"Daripada Bang Yayan, masih pagi-pagi udah bikin Arsen sange aja!" cetus Arsen.
"Mulut lo mau gue sambelin beneran ya?" tanya Julian, geram.
Kemudian Arsen menyengir lebar, "Hehehe! Becandaaaa... gak punya selera humor banget sih!"
"Humor lu gak berfaedah! Udah cepet mandi! Abis itu sarapan, terus ikut gue ke sawah! Ambu udah duluan tuh! Gak malu lo???"
"Iya iya iya!!!" cetus Arsen, "Ish, padahal tadi Arsen lagi mimpi gituan sama Bang Yayan, juga!" cetus Arsen, blak-blakan.
Julian bergidik lagi, "Iiiihh, jijik banget siiihhh!!!!"
"Makanya dong, Bang! Kita jadian! Abis itu tidur bareng, terus tidurnya sambil telanjang bareng, terus kita..."
"Arseeeeeennnnn!!!" Julian melempari Arsen dengan gulingnya.
Arsen tertawa terbahak-bahak kemudian berlari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Julian hanya geleng-geleng melihat tingkah laku Arsen yang membuatnya semakin geram. "Dasar tu anak! Pagi-pagi udah mesum!"
Sesaat Julian selesai mengganti baju dengan pakaian sekenanya, tiba-tiba suara Arsen berteriak terdengar sampai ke kamarnya, "Bang Yayaaaaaaaannnn!!!"
Julian berdecak, "Kenapa lagi sih???" dia pun menghampiri Arsen seketika di dapur. "Apaan???"
"Ini Arsen mandinya dimana? Mandinya gimana?" tanya Arsen bingung.
"Ya itu ada sumur! Lu timba dulu lah airnya di sumur terus pindahin ke ember! Baru deh, lu mandi tuh di dalem situ!" Julian menunjuk ke arah kamar mandi kecil. Belakang rumah Ambu Nasidah adalah kamar mandi outdoor yang begitu ethnic dan minimalis. Dari kamar mandi tersebut, terlihat jelas hamparan sawah hijau yang besar serta penampakan gunung yang indah. Bahkan walau sudah jam tujuh seperti ini saja, suasananya terasa begitu dingin dan berkabut.
Arsen pun menekuk alisnya, melihat ke arah kamar mandi kecil berukuran 2x2 meter persegi, "Bang Yayan tadi mandi disitu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Genç KurguWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...