"Pokoknya jumat ini lu anter Nanto ke kantor Bazzytime Publishing di daerah Matraman. Gue udah urus semuanya ya, Bert! Jam 2 siang! Inget!" pinta Arsen pada Robert.
"Iya, tapi saya harus apa ya disana, Tuan?" tanya Robert lagi.
"Ya bantuin Nanto lah. Apa-apa aja yang bakal di urus untuk penerbitan buku gue! Gue juga gak tau mereka mau cetak cerita gue yang mana!" ujar Arsen sambil mengikat tali sepatunya. Malam ini dia akan pergi ke luar. Namun Robert belum tahu lebih pastinya, Tuannya itu akan kemana.
"Waahh, Tuan Mudanya Julian mau jadi penulis, yaa???" Robert antusias.
Arsen hanya menyunggingkan senyuman kecilnya.
"Tuan Muda ini... hebat ya. Diam-diam punya bakat terpendam! Menguntungkan, lagi!" ujar Robert. "Keren!"
"Semua orang juga punya bakat terpendam kali. Lu juga punya suatu yang lu pendam selama ini. Tinggal di kembangin aja. Kalo soal gue jadi penulis siih... yaah, untung-untungan aja ini mah!" ujar Arsen.
"Hebat, Tuan! Tuan Besar pasti bangga sekali sama Tuan Muda!"
"Heh! Gausah bawa-bawa dia, deh!" ujar Arsen.
Robert menutup mulutnya. "Maaf, Tuan!"
"Dan gue mau kasih tau lu ya, Bert! Tolong hal ini dirahasiain dari siapapun! Termasuk Bokap! Ngerti?" tukas Arsen.
Robert kebingungan, "Loh, kenapa begitu, Tuan? Bukannya itu bagus, kalau..."
"Udah deh, gausah ngebantah! Ini rahasia kita bertiga! Lo, gue sama Nanto!" cetus Arsen, tegas.
Robert pun manggut-manggut. "Baik, Tuan!"
"Yaudah, sekarang lo anterin gue!" ujar Arsen.
"Kemana, Tuan?" tanya Robert.
"Clubbing!" jawab Arsen sambil berjalan keluar apartemennya.
"Tapi Tuan... kenapa Tuan ingin pergi ke tempat itu lagi? Bukannya Tuan sudah tidak pernah kesana lagi selama sebulan belakangan ini?" tanya Robert penasaran.
"Ya makanya gue butuh elo untuk stay di deket gue! Karna tempat yang gue datengin ini... beda dari biasanya!" jelas Arsen.
Robert memasang wajah cemasnya. "Tapi Tuan..."
"Diem! Anterin gue, atau gue pergi sendiri???" teriak Arsen pada Robert.
Robert mau tidak mau pun menurut. "Baik, Tuan. Maaf"
"Yaudah, siapin mobil! Cepet!" suruh Arsen.
Robert pun menurut.
~
Di perjalanan menuju clubbing, Robert yang sedang menyetir mobilnya itu masih diambang rasa gelisah yang tak menentu terlebih saat Tuan Mudanya itu begitu memaksakan diri untuk pergi ke tempat-tempat seperti itu.
"Tuan Muda..." Robert memberanikan diri memanggil Arsen lagi.
Arsen yang sedang duduk menghadap ke jendela itu hanya mendehem, "Hmmm" matanya menatap kosong pada jalanan.
"Ap-apa Tuan Muda sudah menghubungi Tuan Besar?" tanya Robert seketika.
Arsen menekuk alisnya, "Lu apa-apaan sih, Bert? Kan udah gue bilang, gue tuh belum mau hubungin dia! Masih aja lu tanya-tanya!"
"Maaf, Tuan... saya hanya memastikan!" ujar Robert.
Arsen terdiam lagi, memandangi jalanan.
Kemudian Robert berujar lagi dengan lembut, "Tapi Tuan Muda, mau menerima hadiah handphone dari Tuan Besar, kan?" tanya Robert
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...