"Hhhrrggghhh... kenapa sih, gak jadi mulu????" teriak Arsen membuat Nanto dan Julian bingung sendiri.
"Lah, lu kenapa dah, Sen?" tanya Nanto, "Gak jadi apa?"
"Tau ah, gedek gue!" cetus Arsen, sambil membawa bungkusan berisi belanjaan Nanto tadi keluar. Dia menghampiri dapur Nanto.
"Kenapa sih?" tanya Nanto pada Julian.
"Elo, ganggu!!!" cetus Julian, turut keluar menyusul Arsen.
Nanto menggerutu, sebal sendiri. "Yeeee dasar gak jelas lu pada!!! Lu bedua tuh yang ganggu, bikin puding di rumah orang!" teriak Nanto, tanpa peduli didengar atau tidak.
Julian dan Arsen cekikikan di dapur mendengar teriakan Nanto barusan.
"Ngamuk tuh dia" ujar Julian pada Arsen.
"Bang Yayan siiiih" jawab Arsen masih tergelak tawa.
"Terus, bahan-bahannya kita mau apain nih?" tanya Julian.
"Masak dulu lah, Bang!"
"Tau gue! Cuman mau mulai darimana, dodol?" tanya Julian.
"Rebus air dulu sampe mendidih abis itu masukin bubuk pudingnya, aduk-aduk, terus masukin gula, masukin nutrisarinya" ujar Arsen.
"Yaudah, kalo lu udah tau caranya, lu bikin gih cepet" suruh Julian.
"Diihh, kok gitu?" Arsen manyun lagi.
"Ya biar cepet kelar" cetus Julian.
Arsen cemberut, lalu dia pun memilih untuk melakukannya sendirian. "Yaudah sana, ngobrol aja sama si Nanto! Biar Arsen aja yang masak sendiri"
"Bener niiiih???" tanya Julian, memberikan Arsen pilihan. "Mau dibantuin atau gak?"
Namun Arsen bersikukuh, "Gak usah!" cetus Arsen, sebal.
Julian terdiam sejenak. "Yaudah" ia pun memilih pergi dari dapur dan mengobrol dengan Nanto di ruang tengah.
"Heh, kok disini? Bukannya bantuin si sultan lo sana noh!" cetus Arsen.
"Gak ah" jawab Julian.
"Iiihh, kasian dia sendirian tuh, Juuuulll!!!"
"Ya anaknya aja kagak mau gue bantuin, masa gue paksa-paksa lagi?" tanya Julian.
Nanto menclinguk ke arah Arsen di dapur yang tengah keribetan sendiri. Lalu dia kembali menatap Julian lekat-lekat. "Eh, Gajul! Lu tuh sebenernya suka juga gak sih sama Arsen?" tanya Nanto.
Julian melirik ke arah Arsen sejenak yang kini juga tengah menatap matanya.
"Apa liat-liat?" teriak Arsen dari dapur dan sukses membuat Julian salah tingkah lalu beralih pada Nanto lagi.
"Elaaahhh, berantem mulu!" cetus Nanto, dan ia masih menunggu jawaban dari Julian atas pertanyaannya. "Jadinya gimana?"
Julian menghela napasnya, dia menyandarkan punggungnya ke sofa. Kemudian yang ia lakukan hanyalah mengangkat kedua bahunya.
"Lo emang gak punya perasaan, gitu ke Arsen? Dikit aja, gitu?" tanya Nanto mengorek informasi.
"Gak tau, To, gue bingung" jawab Julian.
"Kok malah bingung?"
"Ya gak tau, gue sendiri aja tuh bingung. Malah nanya balik sih" ujar Julian.
Nanto menoleh ke arah Arsen lagi. Lalu dia bergumam sendiri, "Kasian tau Jul, si Arsen! Dia ngarepin lu banget!"
"Ya kan gak ada yang nyuruh dia ngarepin gue, gimana sih lu?" cetus Julian.
"Seenggaknya lu hargain dikit lah perasaan Arsen! Dia tuh bener-bener berjuang banget bego, buat dapetin lu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...