Chapter 59

2.9K 328 35
                                    

Setibanya Arsen dan Julian di sebuah tempat, Arsen turut mengedarkan pandangannya pada seisi tanah yang dipenuhi oleh banyak kuburan. Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir. Tempat ini begitu sepi. Bahkan hampir tidak ada orang disana. Hanya ada penjual ketoprak dan tukang bersih-bersih kuburan.

Dari senyuman Julian, Arsen sudah bisa menebak ia akan dibawa kemana. Ia sedikit sendu kala melihat senyuman Julian di tengah kerinduan besarnya pada Ayahnya. Seketika Arsen pun hanya mengelus-elus pundak Bang Yayannya itu. Memberikan energi positif dan kode tegar padanya.

Julian pun membalas mengelus tangan Arsen di pundaknya. Memberikan tanda bahwa ia sudah tegar menghadapinya. "Yuk!" ajak Julian.

"Tar dulu" jawab Arsen, berhenti melangkah.

"Kenapa?"

"Itu plastik, isinya apa di motor?" tanya Arsen pada Julian.

Julian memandang plastik yang tertaruh di kaitan motornya lalu memandang ke Arsen lagi, "Makanan!"

"Oh ya? Kapan belinya? Kok Arsen gak tau?" tanya Arsen.

"Udah, nanti juga tau! Yuk!"

"Gak mau dibawa aja?"

Julian berhenti lagi, lalu mendongak di atas pohon beringin besar tempat parkir motornya. "Enggak, nanti aja pulangnya kita makan ya!"

Arsen manggut-manggut. "Oke!"

Setibanya di makam Papa Julian, mereka pun berjongkok di hadapannya lalu bertirakat mendoakan Papa Julian.

Julian mencabuti rumput-rumput liar yang mulai muncul di tanah kuburan tersebut.

Arsen pun turut membantunya.

Setelah selesai, Julian tersenyum pada Arsen. "Makasih ya"

Arsen hanya tersenyum lebar.

Kemudian Julian berujar pada makam Papanya tersebut, "Hai, Pah! Papah apa kabar? Lian disini baik. Lian harap, Papa juga baik-baik aja ya  disana"

Arsen tersenyum pada Julian.

"Oh iya, Pah. Lian lagi sama Arsen nih... Tukang ganggu Lian di sekolah!"

Arsen berujar pelan, "Enak aja"

"Bener kok, Pah! Dia ngejar-ngejar Lian! Katanya sayang banget sama Lian, Pah!" tambah Julian.

Arsen tersipu malu sambil sedikit mencubit lengan Julian.

"Tuh, Pah! Dia kalo malu hobinya nyubitin Lian tuh Pah! Nyebelin kan!"

"Iiihhh, Bang Yayaaaaann... jangan bikin Arsen malu dooong"

"Tuh, Pah! Nama Lian udah bagus-bagus, maen di ganti aja tuh Pah sama Arsen!"

"Ish, tau ah!" Arsen tersenyum sambil cemberut.

Lalu Julian memencet hidung Arsen yang super mancung itu dan menggerak-gerakkannya kekanan-kiri. "Gemeeeeshhhh!!!"

Arsen meringis sakit, "Iiiiihhhh... sakit tauuu!!!"

Kemudian Julian berujar lagi pada makam Ayahnya. "Yaudah ya, Pah! Julian pamit dulu... Nanti kita ketemu lagi ya, Pah!" Julian berdiri. "Bye Papaah"

Arsen pun turut berdiri dan berujar "Dadah calon mertuaaaa!" ujar Arsen, meski becanda tetap bersuara pelan dan sopan.

Julian pun mengoyo, "Yeee ngarep!"

"Aminin dong, Bang!"

"Amiiiiiinnn"

Lalu Arsen dan Julian pun kembali berjalan menuju parkiran motor. Kemudian Arsen turut membuka percakapan, "Papah Bang Yayan pasti bangga deh punya anak kayak Bang Yayan!"

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang