Chapter 21

3.6K 366 14
                                    

"Makasih ya kak Randai untuk nontonnya malam ini. Aku seneng banget loh. Filmnya juga seru, tadi" ujar Arsen setelah turun dari motor Randai di depan apartemennya.

"Sama-sama, Sen! Makasih juga buat popcorn dan sodanya" ujar Randai.

Arsen tertawa mendengarnya, "Ah, kak Randai bisa aja"

Senyuman Randai mengembang penuh gairah, "Kapan-kapan boleh jalan lagi kan?"

"Oh, boleh dong kak. Asal makan aja ya, jangan nonton lagi! Gak kenyang kalau nonton"

"Oh jadi kamu tuh sukanya makan??"

"Gak juga sih, mungkin karena efek laper aja nih sekarang, hehehe"

"Astaga, Sen! Sorry banget, gak kepikiran saya buat ngajakin kamu makan dulu tadi. Apa mau makan dulu, yuk?" ajak Randai.

"Gapapa kak, gak usah. Lagian udah sampe juga, nanti aja deh, kapan-kapan" jawab Arsen.

"Bener nih gapapa? Kamu gak akan marah, kan?" tanya Randai.

"Ya enggak dong, kak. Masa gitu doang marah sih?" jawab Arsen.

"Yaudah, kalau gitu kamu cepetan masuk ke kamar kamu, abis itu langsung makan ya!"

"Siap kak Randai"

"Yaudah, aku pamit ya! Bye"

"Bye kak Randai... hati-hati" teriak Arsen sambil memandangi motor Randai yang sudah menjauh. Kemudian ia pun masuk ke gedung apartemennya.

Begitu Arsen tiba di room-nya. Dia terkejut setelah membuka pintu lewat id cardnya dan melihat Robert duduk di sofa.

Robert refleks berdiri dari duduknya, "Selamat malam Tuan Muda" hormat Robert.

"Eloooo!!! Uuhhh!! Ngagetin aja! Ngapain sih disini malem-malem?"

"Saya cuma memastikan saja, bahwa Tuan Muda akan pulang dengan selamat kesini" jawab Robert.

"Lo ngarepin gue mati?"

"B-bukan! Bukan begitu Tuan Muda"

"Udah sana pulang ah! Gue mau mak... eh, atau lu beliin gue makan dulu, gimana? Sate ayam! Lo udah makan belum?"

"Sudah, Tuan Muda. Kalau Tuan Muda ingin makan, mari sini, biar saya belikan" ujar Robert.

Kemudian Arsen mengeluarkan uang senilai lima puluh ribu dan memberikannya pada Robert. "Nih! Beliin dua porsi! Yang pedes ya!"

"Siap Tuan Muda" hormat Robert.

"Eh, bentar-bentar!" mata Arsen memicing pada sebuah tupperware di meja makan kacanya. "Itu kotak apa? Makanan?"

"Mmm..." Robert gelagapan.

Arsen menghampiri kotak makan tersebut, lalu membukanya. "Oh my lord!!! Brownis???" Arsen tak menduga lalu mencicipi satu buah, "Mmmhh... enak nih! Cocok banget nih buat dessert. Ini dari siapa???"

"D-dari... Mas Julian, Tuan"

"WHAT???" Arsen melotot, "BANG YAYAN???"

Robert mengangguk.

"Kapan dia ngasihnya??? Dia dateng kesini untuk nganterin ini? Atau dia nyuruh orang lain? Atau lo ya, yang dateng ke rumahnya???" tanya Arsen berapi-api.

"Sebenarnya... itu brownis buatan Mamanya Mas Julian, terus Mas Julian yang mengantarkan kesini. Dia bahkan menunggu dan sempat menelpon Tuan Muda, tapi tidak ada jawaban" terang Robert.

"God sake!!! Hape gue lowbat anjiiiirrr!!!" Arsen buru-buru ke kamarnya dan mengisi daya baterai ponselnya. Lalu dia kembali pada Robert lagi, "Terus lo bilang apa ke dia???"

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang