"Malah pada ngegombal sih? Buru!!!" teriak Nanto. Sesekali dia melirik ke arah Robert, dan tersipu malu. Masya Allaaaaahhh... Si Arsen nemu aja pengawal kece badai gini. Rahimku anget, Mas!
"To! Lapangan di kompleks sini dimana? Atau taman gitu, buat Arsen latihan nih" tanya Julian.
"Oh, lu terus aja dari sini, dapet perempatan belok kiri, disitu ada taman luas kok" ujar Nanto.
Julian mengernyitkan keningnya. "Kita kesana nih?" tanya Julian.
"Terserah Bang Yayan!" jawab Arsen.
"Yaudah, lu turun dulu dari sepeda, jalan duluan ke taman!" sergah Julian.
"Dih, kok gitu?"
"Lah, emangnya lu tau bawa sepeda?"
Arsen menggeleng.
"Yaudah, jalan buru!"
"Gak mau!"
"Yaudah, gak jadi aja kalau gitu"
"Aaaaa, Bang Yayan aaahhh!!" rengek Arsen.
"Ya makanya kayak gitu lah, biar gue yang bawa sepedanya sini!"
Arsen tak menggubris. Dia lalu memanggil Robert, "Robert!!!"
Robert menghampiri Tuannya. "Ya Tuan Muda?"
"Lu bawa nih sepeda sampe ke taman!"
Julian mengernyitkan keningnya lagi sambil bergumam tanpa suara, "Kok jadi nyuruh Mas Robert, sih?"
"Oh, baik Tuan! Tuan mau bawa mobil saja?" tanya Robert
"Ga usah, Mas Robert. Biar dia naik motor sama saya aja" sela Julian, menjawab.
"Baik Mas" Robert menurut.
Arsen dan Julian lalu menghampiri motor, kemudian mereka bersiap untuk pergi ke taman dengan motor tersebut.
"Lu mau ikut gak?" tanya Arsen pada Nanto.
"Gak ah! Lagian yang bener aja lu, mau bonceng tiga ke taman? Ih, ogah banget! Gue bukan cabe-cabean!" cetus Nanto.
"Eh, siapa juga yang mau lu naik di motor gue? Jalan kaki lah, kalo mau ikut" cetus Julian.
Arsen meledek Nanto tanpa suara, "Mampus"
Nanto menyeringai, "Iiihh tau ah! Rese lu bedua! Udah ah, gue mau masuk dulu! BYE!!!"
Arsen dan Julian cekikikan sampai Nanto masuk ke dalam rumah. Kemudian mereka pun pergi menuju taman kompleks perumahan Nanto tersebut.
"Kasian tau si Robert lu suruh naik sepeda gitu ke taman" ujar Julian di motor.
"Biarin! Dia mah kuat! Kalau Bang Yayan, Arsen gak tega!" jawab Arsen.
"Ah, sama aja tega gak tega, tetep aja panas-panasan ke taman!"
"Hehe!" Arsen tertawa.
"Hehe!" Julian mendumal.
"Udah, jangan marah-marah, kan pulangnya kita bisa makan puding bikinan Arsen" ujar Arsen
"Awas aja sampe gak enak pudingnya"
"Awas aja kalau enak!"
"Kalau enak ya gue abisin lah"
"Kalau abis, Arsen dicium ya?"
"Dih! Ogah!"
"Arsen mau dicium Bang Yayan!"
"Gue gak mau nyium lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...