"Jadi beneran udah jadian lu, Jul?" tanya Naufal lagi pada Julian kala mereka sedang break di pinggir lapangan sambil meminum air.
"Yaelah, nanya mulu lu!"
"Jadi udah resmi nih???" Naufal semakin melotot.
"Ck! Enggaaaak! Lu kayak gak tau Arsen aja!"
"Sukur deh kalo gitu! Lu masih normal kan?" tanya Naufal.
Julian hanya diam sebentar.
"Masa mau bikin tim kita malu, cuma gara-gara lu pacaran sama homo kayak si Arsen!"
Julian masih diam seketika memandangi Naufal dengan tatapan kosong.
"Oy! Bengong! Ngomong woy!"
PRRFFTTT... suara peluit dari wasit sudah berbunyi. Menandakan permainan kembali berlanjut.
"Udah, gausah di bahas! Lu jaga perasaan Arsen juga dong! Kalo dia sampe denger, gimana?" sela Julian.
"Gue cuma peduli sama temen setim gue! Jangan sampe terpengaruh sama hal-hal yang diluar norma, Juull!!"
"Ck! Idup idup gue ini, Paaal!!"
"Iya, gue kan cuman..."
"WOYYYY KUMAAALL!!!" teriak Arsen seketika dari kursi penonton pada Naufal.
Naufal dan Julian menoleh seketika pada tribun sederhana itu. Bukan hanya mereka, bahkan semua orang disana.
"LANJUT MAEEENNN!!! MALAH NGEGOSIP LOOO!!! KUMAL!!! WHOOOOOOOOO!!!" lanjut Arsen berteriak tanpa malu.
Nyatanya penonton sekaligus supporter turut meneriaki mereka, mengikuti Arsen.
Julian memberikan gelengan kepala pada Arsen. Sementara Arsen tertawa cekikikan sambil menjulurkan lidahnya pada Julian.
~
Selesai tanding basket, Julian langsung menghampiri Arsen di tempat duduk. Julian sambil meminum air mineralnya turut memandangi Arsen yang sama sekali tak terlihat lelah ataupun mengantuk.
"Keringetan banget sih!" ujar Arsen pada Julian.
Julian manggut-manggut, lalu mengelap leher dan wajahnya dengan handuk.
Arsen hanya tersenyum memandangi lelaki itu. Lelaki yang tidak mau luput dari hatinya.
"Pulang bareng gue ya! Biar gue anter!" ajak Julian seketika.
"Gak capek, Bang?" tanya Arsen.
Julian menggeleng sambil duduk di sebalah Arsen. Dia melepas sepatunya dan menggantinya dengan sendal.
Arsen tersenyum memandanginya. "Naik motor kan?" tanya Arsen lagi.
"Gak! Jalan kaki!"
"Serius?"
"Ya naik motor laaah! Mau gempor lu?"
"Jalan kaki juga boleh! Asal sama Bang Yayan" ucap Arsen.
"Iya! Sama gue!"
Arsen cekikikan.
"Oiya, gue minta lu jangan begitu lagi ya sama Naufal atau siapapun itu. Kasian, jadi malu kan dia!"
"Iya iya, maap! Lagian bukannya fokus maen, malah nimbrung. Pada ngomongin apaan sih?" tanya Arsen.
Julian hanya mengangkat bahunya. Tak mau membahas.
"Ngomongin Arsen kan?" tanya Arsen.
"Ayo balik balik balik!!!" ajak Julian seperti biasa memegang punggung Arsen menuntunnya berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Fiksi RemajaWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...