Chapter 19

3.8K 373 15
                                    

"Tuan Muda... kalau Tuan menyuruh saya untuk mengantar Tuan Muda ke sekolah, lantas kenapa tidak dengan pulangnya juga, biar saya jemput?" tanya Robert. Pagi itu dia dibuat bingung oleh jalan pikiran Arsen yang sama sekali tidak di mengertinya. Permintaan Arsen selalu saja mustahil untuk dilakukannya sebagai bodyguard.

"Udah deh, jangan banyak bacot! Masih untung lu gue kasih kerjaan lagi" ujar Arsen yang duduk di kursi belakang mobil sambil menikmati sereal instannya.

"Baiklah, Tuan Muda" ujar Robert, pasrah.

"Kenapa lu? Gak seneng ya, gue ribetin lagi?" tanya Arsen.

"Oh no no no no! Please dont misunderstanding, Sir. Jujur saya merasa senang kembali, akhirnya Tuan Muda membutuhkan bantuan saya lagi. Hanya saja, saya cuma bingung. Mengapa Tuan Muda tidak menginginkan naik mobil lagi"

Arsen memutar bola matanya, "Karena mulai sekarang... gue... bakal di anterin pulang sama Pangeran Impian gue!!!" mata Arsen berkedip-kedip sambil menghayalkan imajinasinya bersama Julian.

"Pasti Mas Julian ya???" tanya Robert, usil.

Arsen melotot, "Kok lu bisa tau?"

Robert tertawa sambil fokus menyetir, matanya sesekali mendongak ke arah spion kecil di atasnya guna melihat Arsen di belakang. "Gimana saya gak tau loh, Tuan. Tiap subuh saya cek ke apartemen, Tuan Muda selalu mengigaukan namanya"

"Iiiihhh dasar tukang gosip!!!"

Robert hanya tertawa kecil.

"Ini pasti Papi kan yang kasih kunci duplikat apartemen gue ke elo?"

"Niat Tuan Besar baik, Tuan. Beliau menginginkan saya untuk memastikan bahwa Tuan Muda baik-baik saja" ujar Robert.

"Gue emang baik-baik aja kok! Gak perlu lu cek-cak-cek-cok juga gue fine-fine aja" cetus Arsen.

"Kalau saya boleh lancang, Tuan Muda juga akhir-akhir ini sudah jarang ke club, minum-minum dan mabuk-mabuk. Apaaaa itu juga efek dari Mas Julian ya, Tuan???" tanya Robert.

Pertanyaan Robert membuat Arsen tertegun. Iya yah. Semenjak pindah sekolah dan kenal Bang Yayan, gue udah gak pernah nyentuh minuman lagi.

Robert melihat dari spion kecilnya wajah Arsen yang bercahaya. Dia tersenyum sambil melamun. Menjadikan Julian sebagai topik pembicaraan, membuat Arsen berubah drastis dan bersemangat.

Mobil mewah itu berhenti di depan gerbang sekolah Arsen. Arsen pun bergegas untuk turun sambil berujar, "Inget ya, jangan jemput gue, kalau gak gue suruh"

"Siap Tuan Muda" jawab Robert, lalu dia turun dari mobil, kemudian berjalan menuju sisi kiri mobil dan membukakan Arsen pintu mobil.

Arsen turun dari mobil dan berjalan menuju kelasnya. Dan di perjalanan dia bertemu dengan Randai.

"Arsen..." sapa Randai.

"Eh, kak Randai..." Arsen balik menyapa.

"Tumben gak bawa mobilnya" ujar Randai.

"Iya nih, kak. Tadi cuma di anter doang" ujar Arsen.

"Oohh iya..." Randai tidak tahu akan membuka topik apalagi.

"Kak Randai kenapa? Ada yang mau di omongin? Kok keliatan cemas gitu?" tanya Arsen, dapat membaca pikiran Randai.

"Oh, iya. Sebenernya... saya sih pengen ngajakin kamu nonton, Sen" ujar Randai.

"Hah? Nonton?" ulang Arsen, sambil mengembangkan senyumannya.

"It-it-itupun kalau kamu mau" ujar Randai, "Saya gak akan maksa"

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang