"Ciyeee kok Bang Yayan bisa berubah pikiran???" tanya Arsen, sambil menyetir.
"Kenapa? Atau gue berubah pikiran lagi nih???" tanya Julian.
"Eehhh jangan... jangan!!! Becanda kok" ujar Arsen. "Arsen cuma seneng aja, Bang Yayan akhirnya mau pulang bareng sama Arsen"
Julian hanya diam dan berpikir sejenak. Sampai kemudian dia pun bertanya, "Lo beneran suka sama gue, Sen?" tanya Julian.
Mendengar Julian bertanya seperti itu, senyum di wajah Arsen mengembang. "Iya, Abaaaang!!! Arsen suka, sayang, cinta, setia deh sama Bang Yayaann!"
Julian tetap dengan gaya dinginnya. "Kenapa harus gue? Apa coba yang lo suka dari gue? Kesannya lo tergila-gila banget sama gue!"
"Bener banget! Setuju!"
"Ya kenapaaa???"
"Ya gak tauuuu!" jawab Arsen, "Arsen juga bingung mau jawab apa, Bang Yayaan. Bang Yayan tuh... aduh... spesial banget deh pokoknya dimata Arsen. Ganteng, pinter, cool, galak, dingin, suka marah-marah..."
"Lo nih muji, apa ngeledek gue sih?" tanya Julian.
"Nah itu, yang selalu Arsen bilang. Bang Yayan itu satu paket lengkap banget deh buat Arsen! Segala-galanya" jujur Arsen.
"Jadi kalau gue nembak lu, dan minta lu jadi pacar gue, lu bakalan jaw-..."
"MAAAUUUUUUUUUUU!!! Mau banget Bang Yayaaaannn!!! Ayo kita pacaraaaannnn!" teriak Arsen.
Julian menatap heran pada Arsen. "Lu kok bersemangat banget gitu sih?"
"Siapa coba di dunia ini yang gak mau jadi pacar Bang Yayan?" tanya Arsen.
Julian tertawa terbahak-bahak.
"Kok ketawa sih, Baaaang?" tanya Arsen bingung.
"Abisnya elo, gue pancing dikit langsung meledak"
"Iiiiiih Bang Yayan jangan mancing-mancing Arsen doooong... ini kita lagi di mobil, kalau Arsen terlalu hiperaktif terus mobilnya jadi bemo, gimana?"
"Ngaco!"
"Ayo Baaang! Jadi gak?"
"Jadi kemana?"
"Pacaran!"
"Apaan sih. Emangnya gue nembak lo, apa?" tanya Julian.
"Tadi kan..."
"Kan gue bilang kalau misalkan!"
Arsen menjadi cemberut dan hilang semangat, "Kapan sih Bang Yayan berubah pikiran biar jadi pacarnya Arsen? Kayak Bang Yayan sekarang berubah pikiran, mau pulang bareng Arsen" ujar Arsen
"Lo beneran ngarepin gue bakal nembak lo ya?" tanya Julian.
Arsen manggut-manggut bahagia. "Malahan Arsen udah punya rencana, mau jual tanah kebon rambutannya Papi yang di condet! Buat bikin rumah, untuk kita tinggal berdua, Bang!"
"Astaga Arseeeeen, Sen! Lu tuh terlalu bar-bar tau gak halunya?" cetus Julian.
"Ah, Bang Yayan gak seru!" cetus Arsen, "Ini tuh gak halu, tapi planning Arsen!"
"Tetep aja ketinggian. Kalau lunya aja licik kayak gitu, mana mau gue sama lu?"
"Emang tipe Bang Yayan kayak gimana sih?"
"Yang apa adanya! Tapi percuma! Gue juga belum siap buat pacaran!"
Raut wajah Arsen berubah, "Kenapa?"
"Ngapain? Cuma ganggu pikiran gue aja! Mending gue konsentrasi buat masa depan gue!"
"Tapi selagi fokus menata masa depan, Bang Yayan juga harus bisa menikmati masa muda Bang Yayan yang gak mungkin kejadian dua kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...