Chapter 98

2.6K 294 150
                                    

"Ambu... Bang Yayan... Arsen pulang dulu ya..." pamit Arsen.

"Gak mau nginep aja?" tanya Ambu.

"Enggak lah, Bu... Arsen kan besok sekolah hehehe... nanti lain waktu, Arsen nginep deh kapan-kapan!" ujar Arsen.

"Iya. Ya sudah, sekolah yang pinter ya, biar gak jadi petani di sawahnya Ambu! Hehehe!!!"

Arsen, Julian dan Robert tertawa seketika. "Ambu bisa aja!" ujar Arsen, "Ya udah, Arsen pulang ya, Mbu!"

"Iya hati-hati ya..." jawab Ambu.

Arsen mencium tangan Ambu, kemudian mencium tangan Julian.

Julian tersenyum pada Arsen. Begitupun Arsen.

"Cium tangan ke si Lian ngapain, coba. Menih gede nanti kapalana!" ujar Ambu.

"Gapapa, Mbu! Bang Yayan kan udah Arsen anggep kayak kakak sendiri!" jawab Arsen.

"Iyaiyaiya..."

Robert pun turut mencium tangan Ambu lalu berjalan menuju mobilnya.

Robert turut memeriksa mobilnya tanpa disuruh. Seiring, dia pun mencoba menyalakn mesin mobilnya dan menjalankannya dengan lambat, lalu berhenti, jalan lagi, lalu berhenti lagi. Arsen yang duduk di kursi depan bersama Robert dibuat bingung sendiri.

"Bert, lu kenapa sih, kok bawa mobilnya kayak orang mabok gini?" tanya Arsen, bingung.

Robert masih kelabakan. Lalu dia menjawab, "Bener dugaan saya, Tuan! Mobil Tuan di sabotase!"

Arsen melotot, "HAH??? Sabotase???"

"Remnya blong!" jelas Robert.

Seiring Arsen panik bukan main, " Bert, terus gimana???"

"Ini saya bawa mobilnya pelan-pelan kok, Tuan! Saya akan hati-hati" ujar Robert.

"Berhenti, Bert! Berhenti berhenti!!" tegas Arsen.

Seiring Robert pun menghentikan mobilnya.

"Lo kenapa bisa dilecehin sama Daddy kemaren???" tanya Arsen tiba-tiba.

Robert terdiam sejenak. Matanya bergerak-gerak.

"Kenapa Tuan Muda bertanya seperti itu?" tanya Robert.

"Gausah muter-muter! Jawab! Lo kenapa pasrah, diem aja, di perkosa, di lecehin gitu aja sama Bokap gue???" tegas Arsen.

"Itu bukan pemerkosaan atau pelecehan! Saya menerimanya suka rela!" Mata Robert berkaca-kaca seketika.

"Gak mungkin! Yang gue liat tadi malem lo tuh kayak menderita tapi cuma bisa diem aja!"

"Saya mencintai Tuan Besar, Tuan!"

"BOHONG!!!" teriak Arsen seketika. Air matanya menetes seketika.

Begitu juga dengan air mata Robert yang mengalir di pipinya. Dia tertegun dan terdiam.

"Sejak kapan???" tanya Arsen dengan lirih.

"Sejak kapan apa?"

"Sejak kapan lo di lecehin sama Daddy dan lo cuma bisa diem aja?!"

Robert tertegun dan memejamkan matanya lekat-lekat.

"Jawab Robert!!!"

"Sejak saya kerja dirumah Tuan Besar!"

"Dan lo cuma pasrah, diem aja, gak ngelapor kayak orang bego???" tanya Arsen bertubi-tubi.

Robert menatap Arsen seketika. Air matanya terus mengalir. Dia menelan ludahnya dengan berat. Perkataan Arsen tadi cukup membuatnya merasa tertampar. "Iya, Tuan! Saya memang bego! Saya bodoh! Saya hanya bisa diam saja selama ini karena perasaan saya yang semakin hari semakin menjadi!"

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang