For Your Happiness

39.6K 3.1K 433
                                    

Kenya Ataris

Dulu, aku pernah bertanya pada ayahku, kenapa namaku Kenya Ataris?

Kata ayah artinya adalah perempuan beruntung. Aku pikir sebuah arti nama adalah penunjuk takdir seseorang.

Tapi, ternyata tidak. Aku tidak seberuntung namaku. Aku hanya Kenya Ataris tanpa makna. Tanpa arti yang ayah harapkan padaku.

Di umur 14 tahun aku sudah mengenal apa itu pemotretan untuk majalah di kota kelahiranku. Aku bisa berpose sesuka hatiku lalu wajahku akan terpampang di lembaran majalah remaja.

Awalnya masa remajaku termasuk indah. Aku melakukan hal yang aku sukai dan memiliki banyak teman di mana-mana.

Aku seperti, sangat dikenal oleh banyak orang yang seusiaku kala itu. Aku tentu saja senang dan merasa tinggi hati.

Maksudku... aku seperti banyak perempuan lainnya diluar sana karena muda, memiliki karir, dan cantik. Itu yang aku banggakan.

Ayah pernah memintaku untuk lepas dari dunia yang aku sukai. Di saat aku sudah merasa nyaman berjalan di tempat peragaan, ayah merasa aku tidak perlu melakukan itu di usia mudaku.

Awalnya aku menolak apa lagi aku merasa tidak merugikan siapa pun. Tapi, saat ayah memohon aku pun luluh. Aku berhenti menerima tawaran job dan juga memutus kontrak.

Setelah melalui masa remaja SMA yang biasa saja, tak lama ayah meninggal dunia karena penyakit lemah jantungnya. Aku, bunda, Atariq, dan Ednan sangat terpukul akan kehilangan kepala keluarga kami.

Bunda memang seorang pekerja di sebuah perusahaan milik negara, tapi aku tidak tega membiarkan ibu mencari nafkah sendirian.

Karena itu, diam-diam aku kembali masuk ke dunia permodelan. Aku menerima satu atau dua pemotretan dalam seminggu.

Bagai meteor tanpa terduga, bencana datang menimpa lagi. Entah bagaimana tiba-tiba namaku berada di urutan pelaku prostitusi online. Awalnya hanya sebuah insial KA, tapi tidak lama namaku ternyata terpampang di koran berita.

Aku bingung sekali karena aku tidak pernah merasa menjual diri. Aku bahkan bertengkar dengan bunda karena beliau tidak percaya padaku. Apa lagi aku mengaku kembali ke dunia permodelan hingga bunda meragu.

Usut punya usut, ternyata managerku yang menaruh namaku di sana. Aku tidak tahu jika dia bisa berbuat kejam padaku dan mencoba menjualku tanpa sepengetahuanku. Managerku bersujud minta maaf pada bunda, masalahnya maaf dari dia tidak mengubah apapun.

Walaupun aku hanya dipanggil polisi satu kali untuk meminta keterangan dan dinyatakan bukan pelaku, tetap saja berita yang berhembus sudah di hirup oleh banyak orang.

Di mata orang-orang aku adalah perempuan tidak bermoral yang menjual diri setelah ayahku meninggal. Padahal, ayahku terkenal islami di lingkungan rumah.

Bunda bilang, aku tidak perlu memikirkan apa yang sudah terjadi. Lebih baik aku sabar dan diam karena kenyataannya aku memang tidak seperti yang mereka pikirkan. Dari pada aku lelah menceritakan kebenaran, lebih baik aku memperbaiki diri.

Dari kejadian itu aku mendapatkan hikmah, aku jadi lebih rajin soal pendidikan dan lebih dekat dengan keluargaku sendiri. Dua adikku, memang umur kami tidak terpaut jauh jadi kami terlihat sangat kompak untuk saling menyayangi dan menjaga.

Selesai kuliah, bunda menerima pekerjaan yang ada di Jakarta. Akhirnya aku dan dua adikku setuju ke Jakarta. Karena kota kelahiran kami sudah tidak senyaman dulu.

Di Jakarta, aku mendapat pekerjaan yang baik. Berawal dari terendah sampai akhirnya memiliki gaji yang bisa membiayai kuliah Atariq sampai selesai.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang