My Fucking Nerd Boyfriend

89.9K 3.9K 330
                                    

21+

Aku mendesah lelah. Kepalaku semakin pening memikirkan kehidupan ranjangku yang buruk. Aku sangat ingin orgasme! Tapi tidak ingin bermain solo! Padahal aku memiliki kekasih... tapi dia, ku cium saja pingsan! Dan lebih buruknya karena dia mata, hati, dan tubuhku tidak bisa berpaling pada yang lain. Hanya dia menjadi titik porosku. Dan ini membuatku frustasi.

Arrrrgggh! Come on! Aku Gista Frederika, perempuan yang selalu bisa membuat laki-laki menoleh 2 kali. Tapi, semenjak mengenalnya—aku berubah menjadi Gista yang malang.

Semua berawal dari acara kampus tahun lalu...

"Ber, lo cek ulang bola basket yang mau di pakai buat pertandingan jam 3. Cek layak pakai apa nggak. Jangan kayak kemarin tiba-tiba bola abis di ranjang dan sisanya kempes semua! Bikin malu panitia!" Aku memberi arahan pada Bernata, salah satu panitia bagian perlengkapan.

Bernata perempuan culun tapi setiap acara kampus selalu dia ikuti hanya mengangguk cepat karena takut menatapku.

Aku, Gista Frederika, sebagai wakil ketua panitia acara Pekan Olahraga antar kampus yang di selenggarakan kampusku. Sebagai mahasiswa semester 5, kegiatan banyak aku habiskan mengikuti acara-acara kampus. Simple, aku butuh sertifikatnya. Rencananya aku ingin lulus cepat dan bekerja.

Aku bukan anak dari orang tua kaya. Ibuku single parent yang bekerja di pemerintahan sebagai staff di sana. Aku punya tiga adik yang masih mengenyam pendidikan di bangku SMA. Dan ketiganya kembar. Sebagai anak pertama, ambisiku untuk mencari uang sangat besar. Semua orang menatapku seperti aku adalah wanita independent dan memiliki masa depan cemerlang.

Tapi, yang mereka tidak tahu, aku adalah perempuan gila haus akan seks. Benar, aku penganut seks bebas. Hanya saja, aku bermain pintar. Aku menutupi satu hobiku itu. Biasanya, aku melakukan seks hanya dengan pacarku. Dan aku akan berkencan dengan lelaki di luar kampusku, yang kemungkinan kecil orang kampus mengenalnya. Kebanyakan mantanku adalah pekerja kantoran yang masih muda. Aku tidak menjadi sugar baby seperti teman-temanku. Ambisiku mencari uang bukan dengan cara itu.

Aku memilih mencari uang sebagai barista di cafe yang tidak jauh dari kostanku. Sudah dari semester 3 aku bekerja di sana. Dan penghasilanku sangat cukup. Belum lagi aku juga membuka jasa pengajar untuk membuat kopi.

Waktuku memang padat, tapi aku bisa mengaturnya. Jadi, sebisa mungkin kebutuhan ranjangku juga terjadwal. Antara kampus, pekerjaan, dan seks semua berjalan sempurna.

Minggu lalu aku putus dengan kekasihku. Si brengsek itu tergoda dengan teman satu kantornya. Yah, aku akui perempuan itu lebih polos dan siap untuk dijebol oleh Rio, mantanku. Rio itu penyuka gadis polos. Saat dia tahu aku sudah tidak perawan saja, dia cukup kecewa. Tapi, kepalang tanggung, aku tetap dipacarinya sampai 6 bulan lamanya. Sekarang si pencari perawan itu sedang mengejar mangsa barunya.

Balik lagi ke kenyataan, sekarang aku sedang memantau para panitia yang sedang menyiapkan lapangan basket. Setengah jam lagi pertandingan akan di mulai. Dan karena acara kemarin ada kesalahan, aku tidak ingin hari ini terulang lagi.

"Gis, anak UMDAR udah pada dateng." Della menghampiriku sambil melirik rombongan yang turun dari minibus.

Aku menatap rombongan yang berpakai serba kuning itu, "langsung arahin aja." balasku datar dan kembali menatap para ball boy yang sudah mengambil posisi.

"30 menit lagi game di mulai." Aku menekan HT agar semua panitia mendengar.

"Siap Git!"

"Oke Git!"

Suara mereka bersahutan, lebih banyak suara laki-laki. Aku sudah biasa mendapat respon lebih banyak dari kaum adam.

Saat game di mulai, aku berdiri di pinggir lapangan dan menyaksikan permainan antar kampus yang sudah menjadi musuh bebuyutan itu. Permainan sangat sengit dengan skor tipis yang diungguli kampusku.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang