Gesture Of Love

42.2K 3K 418
                                    

Awalnya aku merasa mimpi setiap gadis menemukan pangeran berkudanya akhirnya terjadi padaku. Aku senang bisa mendapatkan kesempatan berakhir dengan lelaki yang aku cintai. Meski perjalanan begitu terjal untuk kami sebelum naik ke status tertinggi sebuah pasangan, aku tetap bahagia.

Aku mencintainya. Cinta pertamaku sejak SMA. Bertahun-tahun terpisah dan hanya sebatas kenal. Sempat melihat bagaimana dulu dia bersama wanita lain, bahkan, melepas masa lajangnya bersama wanita lain juga.

Aku berdiri melihatnya dari kejauhan tanpa berani mendekat. Sampai akhirnya, Tuhan mengizinkan aku mencecap sebuah mimpi menjadi nyata.

Di mulai dari aku yang memimpin sebuah proyek besar perusahaan keluargaku, aku bertemu dengannya. Si mitra bisnis yang lima bulan ke depan akan menemaniku menjajak proyek besar itu.

Selama lima bulan, aku berusaha bersikap profesional layaknya rekan kerja. Dan seperti air sungai yang mengalir terus sampai ujung lautan, cerita cinta kami terbentuk.

Aku tidak percaya kalau diriku bisa menarik dirinya. Cinta pertamaku. Cinta dalam diamku. Yang sudah berstatus duda.

Mungkin, aku bukan orang pertama yang singgah setelah kepergian istrinya, tapi, aku orang pertama yang membuat dia siap kembali berjalan ke dunia pernikahan.

Awalnya, keluargaku tak setuju. Mereka menentang karena menganggap diriku lebih pantas mendapatkan lebih daripada seorang duda. Namun, sekerasnya orang tua pasti tetap ingin melihat kebahagiaan anaknya. Dan aku, mendapatkannya.

Aku Sarah Atmaja, bukan lagi seorang putri pemalu yang memberikan senyum kaku dan sering menarik diri di dalam kerumunan lagi.

Aku Sarah Atmaja, seorang istri dari lelaki hebat dan kini duduk di kursi direktur melanjutkan kerajaan Atmaja.

Sifat asliku, aku pemalu. Tidak suka tempat ramai dan juga kurang supel. Tapi, semenjak mengenal dunia pekerjaan, aku dipaksa oleh lingkungan harus berubah agar bertahan dari beratnya menjadi orang dewasa dengan ratusan beban dipundak.

Aku belajar, dari si membosankan menjadi si menyenangkan.

Aku belajar, dari si pendiam menjadi si bisa mencari topik apapun.

Intinya aku berubah.

Demi aku dan suamiku.

Namanya Kevin Terajaya. Kakak kelasku. Kekasih pujaanku. Suamiku.

Hidup rumah tangga bukan hanya soal cinta-cintaan. Aku bahkan tercengang saat awal-awal menjalanin tugas istri. Bukan hanya diriku saja yang harus aku urus, melainkan suamiku juga.

Seorang istri dan wanita karir. Perpaduan yang sulit untuk diseimbangkan karena dua-duanya membutuhkan perhatianku.

Untungnya aku masih bisa bernafas lega selama setahun ini. Aku  menjalankan keduanya dengan baik. Tanpa keluhan keluar dari bibirku.

Aku menatap pada bingkai di atas meja kerjaku. Aku menatapnya dengan sorot pemujaan pada sosok lelaki yang berdiri disampingku dengan balutan jas pengantin berwarna putih. Begitu pun aku yang tersenyum lebar disebelahnya menjelaskan betapa bahagianya aku hari itu.

Mataku beralih pada kalender disebelah bingkai. Di tanggal 14 yang aku bulatkan dengan spidol merah sebagai tanda ada perayaan besar.

Satu tahun pernikahan.

Sudah sejauh itu waktu berjalan.

Masih dengan senyum mengembang, aku langsung membereskan meja kerjaku. Sedikit terburu-buru karena aku ingin melaksanakan rencanaku untuk hari spesial ini.

Lagi-lagi dengan senyum mengembang, aku keluar dari pelataran kantor. Duduk manis menikmati langit Jakarta yang masih terang.

"Mang Tar, nanti mampir ke supermarket dulu." Ujarku pada supir yang fokus menatap jalan raya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang