Before Too Late

51.8K 3K 490
                                    


"Udah mau pulang, Lang?" Teguran berintonasi berat itu membuatku menoleh.

"Iya, nih, Mas." Balasku ramah seraya memasukkan laptop ke dalam tas gendongku.

Hadi salah satu seniorku di kantor duduk di pinggir kubikelku sambil bersidekap. "Gue lihat akhir-akhir ini lo lembur terus. Kejar apa, sih?"

Aku sangat menghormati dirinya yang lebih tua daripadaku. Dia senior yang tegas namun fleksibel. Dia juga memiliki daya tarik yang kuat. Sudah ada rumor tentang promosinya sebagai manager. Aku juga sangat setuju jika dia berada di posisi itu. Selain nantinya memiliki manager tampan dan berkompeten, tentu tidak ada yang harus dikeluhkan.

Aku tertawa mendengar pertanyaan Hadi. "Bulan depan mau ngambil cuti soalnya." Terangku.

"Wih, mau liburan lo?"

Aku menggeleng pelan. "Mau lamar pacar." Lalu senyumku tertarik lebar.

"Waduh-waduh! Mau ngelangkahin gue lo?" Dia tertawa lalu menepuk bahuku. "Cewek yang lo bawa ke ulang tahun perusahaan kemarin, ya?"

Aku mengangguk membenarkan.

"Gila! Pantes mau lo ngebet nikah! Cantik banget sih cewek lo soalnya."

Aku tertawa lagi dan dalam hati setuju dengan dugaan Hadi padaku.

Kekasihku Harumi memang sangat cantik. Dia keturunan Jepang-Bandung, tentu saja paduan dua darah yang sangat menjanjikan.

"Berapa lama lo pacaran sama dia?"

Aku menoleh sambil mengernyit mengingat-ingat berapa lama hubungan kami berjalan.

"6 tahun lebih lah, Mas." Jawabku sedikit ragu karena sepertinya lebih dari 6 tahun kami menjalin hubungan.

Aku dan Harumi berpacaran semenjak pertengahan semester kuliah. Sekarang kami sama-sama bekerja di tempat yang berbeda.

Aku di perusahaan manufaktur sebagai progammer. Sedangkan Harumi bekerja sebagai analyst di perusahaan pelayanan jasa publik.

Harumi lebih tua satu tahun diatasku. Saat ini umurku 25 tahun, sedangkan dirinya 26 tahun. Tapi, dari segi fisik dia terlihat lebih muda 5 tahun daripada aku.

Harumi adalah jenis perempuan riang dan manja. Wajahnya sangat mendukung sifatnya yang manja. Dia masih terlihat seperti mahasiswi daripada wanita kantoran. Belum lagi gaya ABG-nya belum terlepas sepenuhnya.

Tapi, aku mencintainya. Dia perempuan yang menemaniku di saat susah dan senang. Selain itu, Harumi juga pacar pertamaku. Aku baru mengenal cinta hanya dengannya. Dan aku yakin, dia satu-satunya yang mengenalkan cinta padaku.

"Jaga tuh baik-baik cewek lo! Cakep gitu, banyak yang demen pasti." Goda Hadi sebelum kami berpisah.

Aku sudah sering diperingati banyak orang tentang menjaga pacarku. Kalau dilihat dari segi mana pun, memang sayang untuk menyia-nyiakan dirinya.

Maksudku, siapa yang tidak mau memiliki istri cantik, pintar, dan menyenangkan?

Harumi adalah paket lengkap untuk calon istri dan calon menantu jaman sekarang.

Sayangnya, hanya aku dan keluarganya yang tahu sifat aslinya yang menyebalkan. Di umur 26 tahun dia masih terus merengek seperti bocah 5 tahun. Sangat menyebalkan sampai sering membuatku habis kesabaran.

Ting!

Harumi:
Gilang jemput aku di Lucy!
Skrg!
Telat sedikit aku plg sm cowok lain
siapa pun yg aku temuin skrg
Jemput pkkny!

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang