Segitiga Bermuda

20.3K 1.5K 111
                                    


Cassalin

Aku menghela nafas panjang setelah melihat dua garis merah nyata pada test pack yang ku coba pagi ini. Entah ini harus aku sambut suka cita atau sebaliknya. Karena hatiku tidak bisa memberi respon banyak kecuali kebingungan menghadapi satu detik yang terus datang.

"Aku hamil..." bisikku lirih menatap resah pada bayanganku di cermin.

Seharusnya menjadi perempuan, kehamilan adalah sebuah berkah yang ditunggu. Tapi, kalimat tadi lebih cocok untuk seorang perempuan yang memiliki suami sah.

Bukan sepertiku.

Yang memiliki hubungan penuh rahasia dengan lelaki yang berstatus sah suami orang.

Rumit.

Aku tahu kedepannya akan sangat rumit. Karena pada nyatanya, kehamilan ini memang disengajakan.

Tentu bukan aku yang sengaja membuat diriku mengandung benih suami orang yang sudah satu tahun lebih mengklaim diriku menjadi kekasih gelapnya. Melainkan dia. Dia sendiri yang menginginkan ini.

Baskara.

Lelaki itu dengan mudahnya membuatku tak bisa mundur lagi. Dia benar-benar cerdik mematikan langkah lawan, dengan cara kotor sekali pun.

Baskara memang sudah gelisa dua bulan terakhir. Lebih tepatnya sejak aku mulai perlahan mundur lepas dari hubungan menyiksa ini. Dia sadar sepenuhnya kalau cepat atau lambat, aku akan memilih pergi dari hidupnya karena hubungan yang rumit ini.

Maka dari itu, kehamilan ini bisa terjadi.

Dengan langkah lesu aku keluar kamar mandi, mendapati Baskara yang sudah berpakaian lengkap menungguku di pinggir ranjang.

"Kamu sengaja." Tuduhku langsung.

Senyumnya mengurai lebar yang berakhir dengan kekehan. Lelaki itu bangkit untuk menarikku ke dalam pelukannya.

"Kamu nggak bisa pergi lagi. Setelah ini, nggak ada alasan untuk kita berpisah, karena kamu tau dengan jelas. Anak itu butuh kita." Ucapnya dengan suara bangga yang tak ia sembunyikan.

Tanganku terkepal, ada rasa marah namun tak bisa aku tujukan pada Baskara. Karena benar apa yang ia ucapkan. Mau lari ke ujung dunia pun, Baskara bisa menemukanku.

"Kenapa... kenapa kamu senang mempersulit semuanya, Bas?"

Pelukannya semakin erat dengan dia menyandarkan dagunya diatas kepalaku.

"Karena aku nggak mau kamu pergi." Jawaban pelan itu sialnya bisa menyentuh sisi hatiku.

Ini tidak seharusnya terjadi. Benar-benar tidak boleh terjadi.

Tapi, kerumitan hubungan ini layaknya benang yang kusut. Susah terurai karena sekali melangkah, seperti tak ada jalan mundur dan keluarnya.

Aku menghela nafas panjang, perlahan kedua tanganku melingkar di pinggangnya.

Aku tahu posisiku ini hina. Sebagai orang ketiga tak ada yang bisa membenarkan posisiku ini.

Karena pada kenyataannya, Baskara Hamid adalah suami dari Lilian Seruni.

Dan Cassalin Tirta, hanya bawahan yang menjadi roda ketiga dari rumah tangga dua manusia itu.

Hubungan rumit ini sudah terjadi sejak lama. Lucunya, hubungan ini bukan hanya diketahui olehku dan Baskara sebagai pemain utama. Melainkan, Lili mengetahui segala rahasia menjijikan ini.

Ah, sepertinya itu bukan bagian paling lucu.

Karena yang terlucu adalah...

Di mana istri sah mengetahui segala hubungan kotor ini dan memilih tak peduli bahkan terkadang mendukung apa yang suaminya lakukan padaku.

Sayangnya, apapun yang Baskara dan Lili ketahui... tak pernah sampai ke telingaku.

Bodohnya aku. Tak pernah tahu permainan apa yang sepasanh suami istri itu lakukan.

Sampai akhirnya aku harus terjebak pada ikatan yang semakin tebal antara aku dan mereka. Dengan kehamilan ini, Baskara bisa mengikatku sampai aku kehabisan nafas. Sampai akhirnya perasaan ini habis hanya karena tak bisa aku tahan untuk Baskara.

"Calin, mungkin ini memang waktunya mengurai kerumitan yang sudah kita jalani." Bisik Baskara sambil menunduk untuk mengecup ringan ujung hidungku.

Aku menatap Baskara dengan datar, menunggu sesuatu yang akan ia ucapkan lagi. Namun kalimat itu tak kunjung datang sampai Baskara melabuhkan bibirnya ke dahiku dan memelukku lagi.

"Kamu bohong..." balasku pelan. "Kehamilan ini nggak mengurai apapun diantara kita bertiga. Tapi, ini menambah lagi benang-benang yang semakin mempersulit pergerakanku. Karena aku tau, mau berapa banyak kehamilan yang kamu rencanakan padaku, nggak menjadikan aku terlihat nyata sebagai pendampingmu di depan dunia. Karena Lilian dan Baskara... kalian nggak bisa terlepas begitu aja."

Mau kujelaskan apa lagi yang kami lakonin?

Sebuah cinta segitiga yang berbahaya. Sampai akhirnya aku merasa berada di atas langit dan siap terjun pada segitiga bermuda.

***

Sedikit dulu kalo seru mau lanjuuuutttt
#timpacargelap #timistrisah

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang