Only You

75.7K 3.7K 151
                                    

21+

Aku memperhatikan dosen yang masih menerangkan materi di depan kelas. Beberapa menit lagi kelas akan selesai di jam terakhir. Tubuhku lelah karena kemarin harus menyetir sendirian dari Jakarta-Bandung lalu paginya aku harus ke kampus karena hari senin ini jadwalku penuh.

Seminggu yang lalu aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Alasannya adalah aku ingin lari dari kekasihku, Bryan. Kekasihku sejak awal semester perkuliahan. Hubungan kami sangat luar biasa romantis dimata teman-teman yang lain. Tapi, dibalik sikap Bryan yang sangat romantis, ada kebusukan yang dia lakoni.

Tukang selingkuh...

Bagaimana perasaanmu jika memergoki kekasihmu jalan dengan perempuan lain? Bukan hanya sekali terjadi. Tapi berkali-kali.

Awalnya aku menolak kenyataan kalau Bryan bermain dibelakangku. Setiap aku bertanya, dia selalu beralasan.

"Nggak, Na. Itu aku abis kerja kelompok sama yang lain."

"Nggak, Na. Itu aku abis ngumpul terus dia nebeng. Aku kasian lihatnya."

"Nggak, Na. Itu aku jalan sama yang lain juga kok."

"Nggak, Na."

"Aku nggak selingkuh, Na!"

Selalu seperti itu. Yang lebih lucunya, semua perempuan yang aku pergoki memiliki dendam kepadaku. Aku sebenarnya bingung sendiri, di mana letak kesalahanku?

Mereka iri? Kalau di lihat saja aku kalah jauh dengan mereka. Aku tidak secantik mereka yang pandai memulas make up. Aku juga tidak seputih mereka yang bercahaya seperti bohlam. Rambutku mungkin kalah lurus karena catokan mereka. Tapi, mereka selalu memandangku penuh dendam.

Mungkin, kelebihanku ada pada latar belakang keluargaku. Naskya Gemilang Wijaya. Itu nama lengkapku. Sebagai putri bungsu Surman Wijaya, tentu saja aku dimanjakan dengan cara yang berlebihan. Ayahku adalah pengusaha batu bara terkenal dan Bundaku adalah seorang pendiri Rumah Kasih untuk anak jalanan di Jakarta. Sedangkan ketiga kakakku bekerja untuk mengukuhkan perusahaan Ayah.

Tapi, sebagai anak orang kaya bukanlah nikmat untukku dalam kehidupan sosial di kampus. Aku dikucilkan, temanku bisa dihitung dengan jari. Kalau teman ada maunya mungkin tidak bisa dihitung saking banyaknya. Dari semua itu, aku bersyukur memiliki Bryan. Anak sulung seorang Dokter penyakit dalam.

Bryan Mahameru adalah sosok lelaki idaman dalam sekali lihat. Secara fisik, semua akan memujanya. Dia terlahir sempurna. Belum lagi statusnya sebagai Ketua BEM di kampus semakin membuatnya bersinar. Setiap selesai kelas, dia akan meluangkan waktunya untuk bermain basket di lapangan kampus. Dan itu semakin menambah deretan pengagumnya.

Mungkin kekurangan seorang Bryan hanyalah aku. Semua orang akan menilai Bryan menjadikanku kekasih pasti karena nama belakangku. Dan karena itu aku sangat kurang percaya diri untuk disamping Bryan. Lelaki itu selalu meyakinkanku tentang nama belakangku tidak menjadi landasan kenapa dia memacariku.

Dia selalu bilang, dia mencintaiku dari pandangan pertama. Aku tersanjung mendengar alasan itu tapi logikaku selalu saja mematahkannya. Bukannya aku susah percaya pada Bryan atau menganggapnya seorang lelaki matre, tapi alasan yang orang-orang katakan terdengar masuk akal.

Jika Bryan tidak memacariku karena aku anak orang kaya, kenapa dia sering jalan dengan perempuan idaman kampus di belakangku?

Karena itu juga aku menjadi bahan omongan satu kampus. Mereka selalu memandangku kasihan dan rendah. Ada juga yang terang-terangan mencibirku. Mengatakan aku adalah kekasih yang paling bodoh karena tidak sadar kalau Bryan hanya memanfaatkanku.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang