Anala memasuki rumah besar yang menjadi saksi mata tumbuh kembangnya. Dengan dress hitam panjang yang menunjukkan belahan paha dan dadanya, dia berjalan begitu lugas.Rumah itu kosong tanpa penghuni. Para pelayan dan satpam rumah sudah diberhentikan semenjak kedua orang tuanya kabur dari kejaran pencari berita.
Anala berjalan menuju ruang kerja Lukman diikuti Tria yang membawa sebotol Henri Jayer Cros Parantoux—nama wine kesukaan Anala.
"Wow, kotor banget di sini ternyata." Gumam Anala setelah menyalakan saklar lampu.
Anala memindai ruang kerja Lukman Mahardika yang di dominasi warna cokelat tua itu. Desain ruangan yang maskulin dan dominan sangat menggambarkan Lukman. Anala bahkan bisa merasakan sisa-sisa diri Ayahnya yang tertinggal di sini.
Di tengah ruang kerja ada Tv plasma besar serta sofa kulit empuk yang bisa menampung empat orang.
Anala memilih duduk di sofa setelah menyalakan layar Tv. Tria memilih pergi ke dapur untuk mencari gelas bersih untuk Anala.
Malam ini, Anala ingin menikmati sisa pembalasan ternikmat yang sudah dia berikan pada pelaku yang membuat hatinya sakit.
Dua perempuan ular itu sudah dibuat Anala melambung tinggi. Dan malam ini sudah saatnya menyuruh mereka turun dari ilusi yang Anala buat.
Tria datang membawa satu gelas kaca berkaki panjang untuk Anala. Dengan telaten dia menuangkan anggur merah yang beraroma pekat itu ke dalam gelas.
"Pesankan pizza, kita dinner di sini." Perintah Anala sambil memainkan kukunya yang sudah di beri perwarna hitam metalik.
Tria mengangguk dan cepat-cepat melaksanakan perintah atasannya.
"Duduk di sini, Tria. Nggak usah kaku-kaku sama saya." Jengah Anala karena asistennya itu terus berdiri di belakang sofa.
Tria menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Sini!" Gemas Anala menepuk sofa di sampingnya.
Akhirnya Tria pasrah mengikuti perintah atasannya. Dalam diam mereka menonton acara penghargaan milik Harry Sucipto. Acara megah yang diadakan setahun sekali itu ternyata tak ubahnya sebuah bencana untuk dua aktris ternama ibukota.
Anala menyeringai puas mengingat kejadian yanh baru terjadi satu jam lalu. Kini, dia baru saja pulang dari acara megah yang sedang di tayang ulang lagi. Dia ingin melihat kembali bagaimana wajah Vivi dan Dara terlihat panik saat layar besar diatas panggung menampilkan vidio-vidio mereka.
Anala menengguk anggur merahnya dengan perlahan, merasakan panas yang mengalir begitu nikmat.
Tadi, saat acara berlangsung, Anala yang di temani Dean memang menikmati acaranya. Semua berjalan mulus sampai pembacaan nominasi aktris terbaik tahun ini.
Walaupun Anala memasang wajah datar ala kadarnya, dalam hati dia sedang bersiap merayakan kemenangannya.
Nama Dara terpilih sebagai aktris pendatang terbaru terbaik tahun ini. Melihat wajah Dara yang begitu bahagia dia terharu di layar besar, Anala hanya bisa tersenyum kecil.
Hitungan kehancuran itu di mulai.
Dara menerima piala dengan wajah seperti ingin menangis. Baru saja dia ingin mengucapkan sepatah kata terima kasih, MC yang merupakan artis senior itu berbicara kembali setelah kru acara membisikkan sesuatu padanya.
"Mohon maaf terjadi kesalahan... Pemenang artis pendatang baru terbaik tahun ini adalah—Viandra Alysta!"
Wajah Dara begitu merah mengalahkan perona wajahnya. Layar besar kini menampilkan wajah Vivi yang terlihat terkejut tapi tak urung melangkah bangga ke atas panggung.