Mobil sedan model jadul baru saja keluar dari bengkel servis berkala. Meski sedan itu jadul tapi mesinnya masihlah bagus dan mobil ini termasuk mobil incaran kolekter jadi harganya lumayan mahal. Sang pemilik mobil selesai membayar biaya servis ia pun masuk ke dalam mobil dan menyalakannya.
Sang pemilik mobil tersebut adalah Susi alias bibinya Juki meski bukan sedarah, Susi nampak seperti orang kantoran busamanya maklum ia adalah dosen di sebuah kampus. Hari ini ia mengajar di kampus di antar Juki tadi dan mobilnya di titipkan bengkel oleh Juki. Susi mengambilnya karena Juki harus narik angkot.
Susi tidak terlihat seperti tante-tante rempong, wajahnya cantik dan keibuan siapa saja akan betah mengobrol dengannya. Hari ini Susi merasakan lelah sehabis mengajar, sampai di rumah angkot Juki sudah pulang ternyata. Susi boleh keluar rumah hanya pas mengajar saja, itu juga Juki yang antar.
Terlihat senyum manis Susi saat keluar dari mobil sehabis memarkirkanya di garasi, senyuman itu tertuju kepada Juki yang menyambutnya dengan pelukan dan ciuman. Juki hanya memakai celana pendek sehingga otot mudanya terlihat menggoda birahi Susi, rasa lelah Susi sudah tidak terlihat lagi entah tertinggal di mana.
Hari sudah sore saat ini dan Susi di ajak Juki mandi bersama, setelah melepas bajunya sampai telanjang Susi di gendong Juki ke kamar mandi. Badan Susi yang masihlah amat mulus di gosok dan di usap sampai bersih oleh Juki. Mereka pun selesai mandi namun wajah Susi sudah memerah meggenggam kontol Juki yang ngaceng keras.
Di kamar Juki duduk di ranjang sambil merapikan rambut Susi yang sedang asik menjilat kepala kontol Juki. Juki selesai menyisir rambut Susi yang agak panjang ia pun menyanggulnya sampai bibinya itu terlihat cantik, manis nan anggun. Juki menarik bibinya agar berdiri, lalu mereka berdua memakai baju.
Juki dan bibinya memakai baju yang sama yaitu celana panjang dan jaket yang ada kerudungnya. Mereka berdua bersiap-siap melakukan rencana Juki malam ini yaitu menculik Elis mantan kepala sekolah Juki. Juki sendiri sudah hafal jadwal aktivitas sehari-hari Elis, seperti malam ini pasti akan pulang dari arisan.
Dengan mobil Sedan yang di kendarai oleh Susi mereka berangkat sampai jalan sepi yang berada dekat komplek rumah Elis. Mobil sedan sudah di sembunyikan di balik pohon dan Susi menunggu sinyal dari Juki. Tak lama Elis pun melewati trotoar jalan sepi itu dengan sigap Juki langsung membungkam bibir Elis dengan kain.
Elis meronta-ronta namun tidak beradaya karena badannya di tindih Juki dan setelah kurang lebih 5 menitan, Elis mulai hilang kesadaran. Juki memberi sinyal kepada bibinya untuk menyalakan mobil dan mendekat. Juki di bantu bibinya mengangkat Elis yang mempunyai badan super montok ke dalam mobil sedan. Dengan terburu-buru Susi masuk ke kemudi langsung tancap gas.
Elis duduk di sebelah Juki ia tengah melucuti gaun yang di pakai oleh bekas kepala sekolahnya itu. Gaun Elis sudah terlepas meninggalkan pakaian dalamnya saja, Juki juga melepas semua itu sampai Elis telanjang bulat. Terlihatlah meski samar-samar keindahan tubuh Elis yang masih mulus dan super montok tidak ada kerutan sama sekali.
Hanya payudaranya yang sedikit menurun karena usia, namun masihlah sangat indah bagi Juki payudara itu. Sebelum meraba-raba keindahan tubuh Elis, Juki mengikat dahulu tangan Elis di depan, dengan ikat tangan khusus untuk permainan seks. Seperti untuk mengunci tangan penjahat tapi ini terbuat dari kulit dan terhubung dengan rantai yang dapat di lepas kuncinya.
Selanjutnya Juki menaikan kedua kaki Elis, di ikatnya kaki Elis dengan posisi paha terbuka lebar, kakinya menekuk, dari depan Elis seperti mengangkang lebar-lebar. Tak lupa juga leher Elis Juki kalungkan ikat leher dan di hubungkan ke ikat tangan Elis yang berada di belakang lehernya. Setelah selesai Juki memangku Elis yang masih pingsan.
Juki menutup bibir Elis dengan selotip warna hitam agar saat Juki menyiksa Elia dengan kenikmatan suaranya tidak tembus ke luar mobil. Juki mulai melirik buah dada Elis yang besar seperti buah pepaya dengan puting cokelat yang juga lebih besar. Juki mulai asik memutar-mutar puting Elis dengan jemarinya yang lihai.
Dengan senter ponsel, Juki melihat vagina Elis yang rimbun tertutup bulu rambut, Juki lalu mengambil pencukur dan mencukur habis bulu rambut vagina Elis. Terlihat keindahan vagina Elis yang tembem sekali, Juki mengelap vagina Elis dengan tissue basah sampai benar-benar bersih.
Juki sudah tak sabar ingin segera menikmati tubuh Elis yang kini terikat dengan posisi mengangkang. Tetapi Juki harus menunggu bibi cantiknya muter-muter kota agar jejaknya bisa hilang. Juki pun menyibukkan dirinya dengan meremas-remas payudara Elis yang sangat menggairahkan itu.
Di kursi kemudi Susi melirik Juki yang asik meremas payudara Elis wanita yang di culik mereka wajahnya terlihat tidak suka. Tentu saja Susi cemburu melihat Elis keenakan di pangkuan Juki, tapi Susi tak bernai protes ia yakin kalau dirinyalah yang akan selalu Juki manjakan.
Alhirnya mereka selesai menghilangkan jejak sudah waktunya Juki dan Susi membawa Elis ke rumah mereka. Di perjalanan Elis tak kunjung bangun semakin asik Juki bermain payudara Elis sampai mereka tiba di rumah dan mobil masuk garasi. Juki membawa Elis masuk ke kamar yang kedap suara.
Elis berbaring di sofa yang nyaman terlihat vaginanya benar-benar indah di mata Juki, namun lebih indah vagina milik bibi cantiknya. Juki merasakan nikmat saat melamun dan saat sadar kontolnya sudah di lahap oleh bibi cantiknya dengan beringas sekali. Juki tahu kalau bibi cantiknya itu cemburu.
Dengan kata-kata yant indah Juki merayu bibinya sambil memeggangi kepala bibinya, kontol Juki di dorong sampai mentok di dalam mulut Susi dengan penuh nikmat. Susi hanya bisa memejam merasakan nikmat kontol Juki di dalam mulutnya. Sambil di entot mulutnya memakai kontol Juki, Susi melepas bajunya sampai telanjang bulat.
Juki membadingkan dalam hatinya payudara bibinya dan mantan kepala sekolahnya, payudara Susi lebih kecil namun bulat putingnya merah muda dengan payudara Elis besar namun bentuknya mirip buah pepaya dengan puting merah kecoklatan besar. Juki lebih suka payudara milik bibi cantiknya tentu saja.
Di bimbing bibi cantiknya agar berdiri, Juki menampar pelan pantat bibinya membuat yang punya melenguh. Dengan kasar Juki memasukkan kontolnya ke dalam lubang vagina Susi sampai tersentak. Setelah kontolnya masuk Juki meraih payudara Susi dari belakang meremas-remasnya merasakan elastis dan kenyalnya payudara milik bibinya.
Susi mendesah pelan keenakan vaginanya di genjot kontol Juki dengan kasar dan payudaranya di remas-remas membuat Susi tak bisa bertahan lama. Juki dengan cepat menggenjot vagina bibinya sampai teriak-teriak saat bibinya itu hampir muncrat. Kontol Juki terasa sangat basah akibat muncratan cairan cinta vagina bibinya.
Mereka berdua telempar di atas ranjang empuk dengan kontol Juki menggenjot lagi vagina Susi dari atas badannya yang telungkup. Susi terengah-engah hebat melihat wajah Juki yang bibirnya menciumi lehernya. Nafsu Susi pun bangkit kembali karena kontol Juki dan lidahnya yang nakal di lehernya.
Saat sedang asik menikmati vagina bibinya Juki melihat Elis sudah mulai bangun. Juki pun mengubah posisi menjadi Susi di atas badanya, kontolnya berhernti namun vagina Susi gantian bergoyang mengurut kontol Juki sambil mendesah keenakan. Posisi Susi yang membelakangi Juki sehingga vagian Susi terlihat sedang kemasukkan kontol Juki.
Elis terlihat meronta setelah ia tahu tubuhnya tak bisa bergerak, agak lama sampai Elis menangis tak berdaya melihat vagina Susi yang sedang keenakan karena ada kontol Juki. Susi terus bergoyang sampai vaginanya muncrat dengan hebat bahkan sampai di badan Elis.
Susi pun berputar dan menjemput bibir Juki, dengan rakus Susi mencium bibir Juki sambil menekan-nekan vaginanya yang tengah berdenyut nikmat. Juki menarik paha Susi dan membawanya ke wajahnya, Juki menghisap vagina indah milik bibinya dengan penuh nikmat membuat Susi mendesah lagi.