Di rumah baru Gaby, gadis itu masih tiduran, di samping Gaby ada maminya yaitu Dina memakai bikini. Dina tiduran miring menghadap Gaby, payudaranya tidak tertutup bra karena Dina sedang menyusui Gaby. Dina menyusui Gaby sampai gadis itu bangun dari ranjang lalu mandi. Dina memakai baju kerja yaitu jas dan rok hitam, menata rambutnya lalu keluar kamar.
Ternyata Dina pagi-pagi buta sudah mencari sarapan pagi, lalu tak lupa mengisi air susunya sendiir ke botol dot Gaby. Tak lama Gaby selesai mandi sudah memakai baju santainya, mereka berdua sarapan bersama. Gaby maupun Dina saling senyum seperti tanpa beban, apa lagi senyumnya Dina terlihat semakin cantik dan anggun di usianya yang menginjak 37 tahun. Dina selesai sarapan, ia mengecup kening Gaby.
"Emuachhh... Mami berangkat dulu sayang... Dotnya udah mami isi susu full oke?" Dina.
"Iya mami, kalau ada apa-apa telfon atau SMS" Aku.
Dina masuk mobilnya sambil bawa beberapa map, mobil itu melaju agak cepat sampai di Rum and Caffe. Di sudut ruangan Caffe ada Fara yang juga memakai baju kerja mirip Dina. Fara sendiri keluar Caffe menyambut Dina di ajaknya ke ruangan pelanggan khusus. Dina dan Fara langsung sibuk mendiskusikan masalahnya Dina yang mau bercerai dari Dion.
"Kurang lebih aku tahu masalah tante, dan buktinya sudah cukup, aku sendiri yang akan menjadi pengacara tante, aku jamin hari ini juga selesai..." Fara.
"Makasih Fara, kamu bantu aku banget" Dina.
"Sama-sama mbak, mbak Dina itu wanita yang paling baik, harga diri mbak udah beberapa kali di injak, tapi mbak masih aja baik sama mas Dion itu" Fara.
"Aku mengira kalau dia bakalan berubah, tapi ya sudahlah, aku udah berjuang selama 20 tahun, saatnya berhenti dan menyerah, masih ada kebahagiaan lain" Dina.
"Iya mbak, keputusan mbak udah tepat. Ayo mbak kita berangkat sekarang" Fara.
Hari ini Fara nggak bawa mobil atau motor, jadi ia dan Dina naik mobilnya Dina berangkat menuju pengadilan negeri untuk menyelesaikan masalah Dina. Gedung penhadilan itu terletak tak jauh dari alun-alun kota, sesampainya di sana Dina juga Fara turun dan mulai sibuk menyiapkan semuanya. Berbeda dengan Gaby yang saat ini sedang sibuk mencuci motor Harleynya.
"Aishhh... Ini motor emang ganteng... Tapi bengsinnya kayak di sedot... 4 silinder gila... 1 liter bengsin cuma 12 kilo... Triple borosnya dari RX-king..." Gaby.
Usai mencuci dan mengelap sambil menggerutu karena BBM untuk motor itu sepadan dengan besarnya mesin 1000cc. Mesin Harley ini bernuansa V-Engine dengan banyak katub, 4 silinder, 4 poston dan sangat berat. Namun karena seimbang jadinya Gaby tidak repot saat mengendarai Moge type klasik ini. Gaby masuk ke rumaynya, saat keluar ia sudah ganti baju.
Gaby mengenakan celana dan jaket Levis, sepatu bot dan helem tak lupa. Mesin di nyalakan, suaranya mirip pesawat terbang, menggelegar namun enak di dengar. Gaby tak berani menggeber gasnya, karena takut menganggu orang lain. Motor itu pun melaju meninggalkan rumah, pertama yang di tuju Gaby adalah SPBU mengisi bengsin motornya. Dengan full tank, Gaby melanjutkan jalan-jalannya.
Gaby memberhentikan motornya di pesawahan, tanaman padi membentang luas nampak hijau seperti karpet. Tanaman padi tersebut berumur sekitar dua bulanan sehingga warna hijaunya lebih padat. Siapapun yang sedang suntuk, pergi melihat hijaunya alam membantu pikiran menjadi rileks. Gaby pun sama, ia terlihat rileks wajahnya yang biasanya datar tanpa ekspresi.
Lanjut jalan lagi, Gaby lewat jalanan kota sampai alun-alun kota dan terus akhirnya sampai di rumah barunya lagi. Gaby masuk dan menganbil botol dot di kulkas sembari menunggu Fara datang. Gaby sempat tertidur sejenak saat Fara datang memakai motor Ninjanya. Fara langsung masuk dan menciumi pipi Gaby yang lagi asik terlelap tidur di sofa.