09 Witch

548 3 0
                                    

Aku mencabut batang kontolku yang terasa sangat sensitif dari lubang memek mami yang sempit dan berdenyut nikmat. Mami menarik pahaku pelan hingga aku harus merangkak dengan posisi batang kontolku di wajah mami yang nafsunya masih tinggi.

Begitu mami melihat kontolku yang berlumuran pejuh dan lendir memeknya sendiri, mami langsung mengulum kontolku dan akibatnya aku harus memposisikan diriku agar nyaman. Aku merangkak dengan wajah mami di selangkanganku,

"Slurup... Ahhhh... Enak sayang... Embhhhh... Slurup... Pejuhmu lezat banget... Cup... Ahhhhh... Embhhhh... Embhhhh..." Mami.

Dengan reflek aku mendorong kontolku ke dalam mulut mami sampai mentok. Mami tidak marah malah semakin bersemangat menghisap batang kontolku, terasa kepala kontolku menyentuh tenggorokannya. Akibat mulut mami yang menghisap dan mengulum kontolku pun menjadi bersih.

Setelah kontolku bersih mami mencium pucuk kontolku sangat lama sekali. Aku pun turun dari meja dengan perasaan senang dan badanku malah yang terasa segar dan bugar sehabis ngrntot. Mami juga bangun membersihkan memeknya dari pejuh dan lendir.

Memek mami terlihat sangat indah, berwarna merah muda dan tembem tetapi lubangnya kecil. Saat mami membuka bibir memeknya, aku bisa melihat sesuatu yang agak menonjol di memek mami. Aku pun menyentuhnya dan terasa menonjol seperti biji.

"Ahhhhhhhh... Sayang... Ini namanya kelentit sayang... Embhhhhh... Sayang kalau di mainin nanti memek mami banjir lendir lagihhhh... Ahhhhhh... Sayang..." Mami.

Aku merasa nyaman dan ketagihan mengusap lipatan memek mami yang tembem dan hangat serta lembut sekali. Lama-lama memek mami menjadi basah dan lembab aku usap-usap terus menerus. Aku pun penasaran dengan lubang memeknya, dengan telunjuk aku masukkan ke dalamnya.

"Ahhhhhhhhhhh...." Mami.

*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*

"Hah... Hah... Tuh... Kan apa mami bilang tadi? Memek mami jadi banjir kan? Embhhhh... Hah... Hah... Enak banget memek mami kamu mainin ginihhh... Ahhhhh... Sayang... Slurup... Cup... Emuachhh..." Mami.

Mami menjilati jemariku yang baru saja basah akibat muncratkan lendir carian memek mami. Mami duduk di sofa dan aku naik ke pangkuannya, dengan lembut bibir mami mencium bibirku dan memelukku serta mengelus punggungku. Aku membalasnya dengan merangkul leher mami.

"Mami hari ini aku mau berkunjung ke desa asalku, boleh?" Aku.

"Bolehlah sayang... Asal mami temenin, mami nggak bisa jauh dari kamu, dari kontol indahmuhhh... Emuachhhh... Cup...' Mami.

Aku mengangguk dengan semangat lalu membalas ciuman bibir mami. Mencium dan melumat bibir mami ternyata asik juga rasanya, apa lagi sambil meremas teteknya yang besar, tetek mami aku remas-remas agak kuat. Mami tersenyum melihat teteknya aku remas-remas setelah lama berciuman bibir denganku.

"Yaudah ayo berangkat sekarang aja sayang... Ngeremas teteknya terusin nanti sambil berangkat ke desamu..." Mami.

Mami dan aku pun memakai jubah sihir tanpa dalaman sama sekali. Keluar kastil mami mengeluarkan sapu terbangnya, aku naik di belakang mami memeluknya. Belahan dada mami di buka dan kedua telapak tanganku kini bisa meramas-remas lagi tetek mami yang besar dan indah.

"Embhhhh... Mainin pentilnya juga sayang... Ahhhhh... Peggangan tetek mami ya sayang? Kita berangkat..." Mami.

Aku semakin erat memeluk mami ketika sapu terbang membawaku dan mami terbang ke arah utara tempat desa asalku yang jaraknya lumayan jauh kalau dari kastil mami. Tetapi karena di perjalanan aku menyibukkan diri meremas tetek mami dan memilin pentil putingnya dan sesekali mami mengecup bibirku sehingga perjalanan menjadi terasa singkat.

Saat sampai di desaku yang bernama desa Green Vilage, aku tak mengenali desaku lagi karena sudah hancur bahkan rumputnya juga. Aku dan mami turun di luar desa karena ada kabut beracun yang mengelilingi desa. Bagi orang biasa mengihirup racun ini akan berbaya namun tidak bagi penyihir, itu katanya mami.

Aku dan mami pun memasuki desa asalku yang keadanya sangat rusak dan penuh kabut beracun. Aku dan mami adalah penyihir dan untuk memblokir kabut racunnya harus dengan Mana. Sampai di tengah-tengah desa, mami mengambil sesuatu dari tanah dan kata mami ini akan menjadi bukti untuk laporannya ke serikat sihir.

"Mami udah tahu kalau semua ini pekerjaannya penyihir gelap, kau tahu apa tujuannya?" Mami.

"Tidak mami... Maka dari itu aku penasaran" Aku.

"Penyihir gelap itu sepertinya membutuhkan banyak jiwa untuk memmanggil iblis agar bisa mendapatkan kekuatan sihir yang kuat dan sebagai imbalannya iblis itu harus di berikan tumbal manusia, kasus seperti ini sering terjadi namun ini yang paling parah" Mami.

"Jadi kasus ini lebih serius ya mami?" Aku.

"Iya sayang... Ayo kita ke serikat sihir, semakin cepat semakin baik, supaya tempat ini di murnikan" Mami.

Hanya sebentar saja aku dan mami keliling desa dan mami sudah tahu apa masalahnya. Aku sangat kagum dengan mami, selain menjadi penyihir hebat mami juga punya wawasan yang luas. Mami mengeluarkan sapu terbangnya, aku naik di belakang mami memeluk dan memegang teteknya dan terbang menuju ke kota Cemara.

Sampai di serikat sihir mami langsung sibuk sendiri dan aku di tinggal di lobi lanyai pertama. Aku melihat-lihat ruangan lobi yang cukup lengang tidak seramai saat aku pertama kali ke sini. Tak lama mami kembali padaku dengan wajah yang lega, aku pun berdiri menyambut mami memeluk lengannya.

"Sudah beres sayang, ayo kita pulang, desa asalmu itu akan di jadikan kastil untuk salah satu penyihir yang belum lama ini di promosikan menjadi penyihir level III, dia yang akan mengurusnya..." Mami.

Kembali ke kastil aku duduknya di depan mami dengan perasaan yang lega dan santai karena sekarang aku tahu masalah desa asalku, dan aku sekarang bisa merelakan kepergian orang tuaku. Aku sadar dan ingat pesan mereka untuk terus melanjutkan hidupku. Dan saat ini hanya dengan Nyonya Mely yang aku panggil mami bisa terus hidup.

Nyonya Mely seperti aku anggap sebagai pengganti orang tuaku, meski kata pengganti tidak cocok karena bagaimana pun orang tuaku tidak dapat di gantikan. Namun nyonya Mely sangat baik dan selalu memanjakanku, aku percaya di bawah sayapnya aku bisa menjadi penyihir yang kuat dan bisa mewujudkan takdir yang baik untukku.

Love story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang