01 Menantu In Love

6.8K 50 0
                                    

45 tahun sudah aku hidup di dunia ini, kini aku sedang menikmati sisa hidupku. Ketika aku masih muda aku menikah dengannya saat aku uisa 20 tahun, meski karena perjodohan namun aku dan dia hidup bersama sampai kami melahirkan seorang putra. Namun dia telah meninggalkanku 2 tahun lalu.

Aku hidup di sebuah dusun yang suasanya sudah ramai seperti kota, juga dusun yang dekat kota juga. Aku kini hidup bersama 2 anakku, satu putraku dan satunya lagi istri putraku itu. Dan mereka menikah 3 bulan yang lalu, aku tentu bahagia karena putraku sudah menikah dan istrinya itu cantik sekali.

Namun putraku kini tertimpa sebuah rezeki ia sudah berjuang mendaftar PNS dan baru berhasil 2 minggu yang lalu. Kini dia tinggal di kota tempat kerjanya di sebuah kantor pemerintahan. Tuntuan kerjanya mengharuskan dia tinggal di kota itu seminggu sekali ia pulang untuk menengok istrinya itu.

Dan meninggalkan istrinya yang cantik dan montok di rumah bersamaku. Sebagai pria yang masih sehat dan mampu tentu aku ingin menikah lagi namun rasanya berat karena aku yang hanya seorang petani cabai yang kadang untung kadang rugi, tak menentu, tapi itu cukup bagiku.

Saat anakku itu pulang dari bulan madu kata anak jaman now honeymoon tak ada wajah bahagia dari istri anakku itu. Ekspresinya biasa saja saat pulang ke rumah. Aku membutuhkan beberapa hari untuk menjadi dekat dengannya seperti ayah dan anak gadisnya. Ia bernama Yuni, gadis cantik dan berbadan montok, kulitnya putih bersih.

Karena penasaran aku mencari tahu apa penyebab mereka itu biasa saja? Nggak layaknya pasangan menikah bahagia. Aku memikirkan cara untuk menguping saat malam minggu karena putraku pulang. Aku mendapatkan sebuah ide yaitu dengan ponselku yang jadul tapi bisa buat ngerekam dan WA.

Sore hari aku menyiapkan tempat untuk menaruh handset agar bisa menangkap suara percakapan mereka. Aku menduga kalau anakku itu sudah di manfaatkan sama Yuni alias istri. Aku nggak mau menilai dulu secara nyata sebelum punya bukti.

Malam harinya aku menaruh ponseku di sebuah cendela dan di atas jendela itu ada sebuah lubang udara yang namanya loster, bentuknya kotak ukuranya kecil mungkin 20 centian lebarnya. Aku taruh handset pas bagian microfonya ke lubang itu dan aku tempel menggunakan isolatif. Aku mulai merekam dari jam 7 malam.

Aku menunggu di kamarku dengan berdebar sampai jam 11 malam, aku pun keluar dan mengambil ponselku yang batrainya tersisa 20 persen. Aku masuk kembali ke kamarku yang letaknya di belakang tepat kamarnya Yuni tidur dengan suaminya. Aku pasang handset ke telingaku dan syukurlah aku mendapat rekaman yang bagus.

"Mas apa kamu nggak bisa tahan lebih lama? Memekku belum apa-apa mas masak kontol kamu sudah loyo sih? Uhhh dasar mana udah tidur lagi, ihhh sebel deh terpaksa harus colmek"

Suara Yuni yang jelas sekali di rekaman ponselku. Ternyata benar dugaanku kalau Yuni nggak puas sama putraku yang loyo ternyata. Sedih sih sebagai ayahnya, tapi urusan cinta putraku, aku nggak mau ikut campur biarlah dia yang menjalaninya. Membantu dengan cara apa? Sementara dia sibuk kerja terus.

***

Minggu berganti dan aku sedang di sawah pagi menjelang siang ini. Menyiangi tanaman ubiku yang baru tumbuh. Ubi jenis madu namanya dan ubi ini mahal harganya, aku selalu menanam rutin ubi ini karena pesanannya banyak. Saat sedang asik mencabut rumput sambil nyanyi dangdut koplo datanglah Ningsih.

"Kalau sudah tiada, baru terasa, bahwa khadiranya sungguh berharga, sungguh berat aku rasa, kehilangan dia, sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia" Aku.

"Ehhh mas Tio asik banget sih bagus lho mas suara masnya" Ningsih

"Ehh ada Ningsih, suaraku pas-pasan begini di bilang bagus. Mau ke mana ini?" Aku.

"Mau nengokin masnya lah, Ning bawain kopi hitam mas sama ketan manis" Ningsih.

"Ohh makasih ya? Kebetulan aku udah capek" Aku.

Love story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang