Aku, Hana dan Yuko tengah berpakaian dengan jubah, aku memakai celana dalam dan jubah sedangkan Hana dan Yuka hanya memakai jubah tanpa pakaian dalam, repot kata mereka. Masing-masing kami punya cincin penyimpanan barang dan senjata, aku pedang pendek, Hana tulup jarum, dan Yuko katana. Dengan sepatu boot kami pakai, dan tak lupa aku pakai topeng kami siap berangkat.
Berjalan dari kota menuju gerbang kami tempuh dengan berjalan cepat, sampai di gerbang kota kami mengedarai kereta sampai di wilayah kota bagian luar menuju kediaman rumah Winy. Dengan kereta kami tiba di rumah Winy, kereta aku jual karena tak bisa aku bawah menuju pulau Demonia. Hana berjalan di depan setelah selesai menjual kereta, dengan di pimpin Hana kami sampai di rumaj Winy.
Winy seorang gadis dari ras maunsia kucing, ia cantik dan imut menyambut kami bertiga. Winy memakai baju seksi yaitu bikini, telinga kucingnya bergerak-gerak dan juga ekornya ke kana dan ke kiri semakin menambah imut. Toketnya melimpah besarnya seperti toket Hana, terlihat membusung dengan bikini mininya. Winy mempunyai badan yang langsing, kulit putih dan rambut merah.
"Hai hai hai... Selamat datang di rumahku, kamu yang tadi malam itu kan? Ayo masuk dulu" Winy.
"Iya terima kasih" Hana.
Kami pun masuk dan langsung membicarakan maksud, Winy siap mengantar kami dengan mengendarai naga terbangnya. Setelah bersiap-siap kami naik ke punggung naga yang ukuranya besar sekali. Dengan Winy di depan tengah mengendalikan naga dengan kekuatannya kami terbang menuju ke pulau Demonia yang terletak jauh membelah lautan luas di arah timur kerajaan Nero.
"Perjalanan kita akan menempuh sehari semalam dengan nagaku ini, dan biayanya agak mahal, tapi kalau pria yang di sana mau bermain satu malam denganku, akan ada diskon bagaimana?" Winy.
"Baiklah, Ken kau mau kan? Sayang kalau kita buang-buang koin" Hana.
"Terserah kau saja Hana, aku lagi pusing" Aku.
"Tapi kau harus tahu dulu siapa pria kami" Yuko.
"Aku sudah tahu kalau dia ras iblis oke? Sebenarnya aku juga lagi cari pria, aku ingin punya anak" Winy.
Melewati rute yang aman dari serbuan mahluk atau hewan terbang berbahaya, Winy sudah hafal sekali. Seharian kami duduk di atas punggung naga terbang melintasi langit. Akhirnya kami sampai di sebuah tempat istirahat pada sore harinya. Kami mampir ke sebuah desa yang penuh toko dan kedai.
"Ini merupakan desa singgah bagi petualang atau penjelajah, ayo kita masuk dan makan malam lalu lanjut terbang lagi" Winy.
Desa Singgah kami sudah masuk ke gerbangnya, dengan Winy semua serba gampang. Kami mampir ke sebuah kedai sederhana tapi banyak pengunjungnya, duduk berempat kami sudah kayak grup petualang. Setelah makan di kedai kami melanjutkan lagi perjalanan menuju pulau Demonia. Aku bersyukur karena tak ada halangan dalam perjalanan kami.
Winy duduk di depan, sementara Hana dan Yuko memelukku di samping kanan dan kiriku. Mereka sudah mengantuk, tangan mereka nakal sekali masuk ke dalam jubahku mengelus-elus batang kontolku yang kian meneggang. Hangat sekali sentuhan tangan lembut Hana dan Yuko, menggenggam batang kontol dan biji pelerku. Tak terasa malam berlalu menuju fajar.
"Uhhh... Akhirnya sampai kita di pulau Demonia, aku akan mengajak kalian turun ke penginapan dulu" Winy.
"Pulau yang indah dan luas sekali seperti benua saja" Aku.
Kami turun ke tanah dan tiba di pulau Demonia pas pagi harinya di depan sebuah penginapan desa. Setelah Winy menyuruh naganya tidur ia membimbing kami memesan dua kamar penginapan. Hana dan Yuko menempati kamar satu, sementara aku dan Winy ke kamar lainya membahas harga untuk jasa Winy.