***Revi pov**
Aku heran kenapa sekolah ini masih menarik biaya sekolah? Kata mereka sekolah ini gratis, aku juga nggak bodoh-bodoh amat kok. Namun aku tak berani protes, sedari tadi aku menjawab guru dengan seadanya saja. Emosiku yang naik tereda begitu saja saat ada jemari tangan mengelus punggung tanganku setelah keluar dari kantor guru. Aku menoleh dan seketika aku tersenyum menatapnya.
"Revi antar Dila ke toilet ya?" Dila.
"Iya Dila" Aku.
Masalah biaya sekolah sirna begitu saja saat gadis yang aku cintai dan aku sayangi berada di dekatku menggenggam tanganku. Gadisku memang sangatlah cantik dan imut membuatku tak bisa jauh darinya. Sampai di toilet gadisku masuk dan mengunci pintu sementara aku menunggu di luar. Tak lama gadisku keluar sudah memakai jaket, ia menggenggam tanganku lagi.
"Ssst... Kalau sepi Revi mau ikut masuk tadi" Aku.
"Muach... Dila juga mau banget Revi, ayo kita ke kantin dulu, Dila mau beli sayur sama lauk" Dila.
Kecupan singkat di pipiku membuat aku semangat lagi, genggaman tangan Dila yang lembut dan hangat selalu aku rasakan setiap kali. Gadisku membeli tumis kacang dan omlet untuk menu makan siang nanti. Sampai di parkiran motor sudah sepi, anak-anak lain sudah pada pulang. Aku memakaikan Gadisku helem lalu kami berjalan memakai motor dengan Dila di depan.
Setelah agak jauh dari sekolah, aku merapatkan dudukku menempelkan bagian depan badanku ke punggung gadisku agak menekanya agar Gadisku dapat merasakan payudaraku. Aku memeluknya dengan tanganku masuk ke sakunya yang bolong, saku yang ada di jaket gadisku ini bukan untuk barang namun untuk tanganku memanjakan gadisku dengan mengelus tubuhnya yang sangat halus, lembut dan kenyal kulitnya serta putih seputih susu.
Aku terpana dan tersenyum senang saat telapak tanganku sudah masuk ke dalam saku jaket gadisku karena gadisku sudah melepas seragam dan branya. Perutnya, dadanya, pundaknya aku elus-elus memakai telapak tanganku merasakan kehangatan tubuh gadisku. Payudaranya yang pas di tepalak tanganku aku tangkup dengan putingnya aku jepit di antara jari telunjuk dan jari tengahku.
Pelan dan santai gadisku mengendarai motor dengan aku di belakang dan menaruh daguku di pundaknya. Payudaranya yang pas di tangkupan telapak tanganku semakin ereski putingnya, saat aku menekan jepitanku, Gadisku gemetar badanya dan aku sangat suka melihatnya, aku meraskan tangan kiri gadisku memberi isyarat dengan menarik roknya sedikit ke depan, langsung aku masukan tangan kiriku ke dalamnya.
Melewati celana dalamnya, aku meraskan kelembaban jika saja aku bisa menghirup aromanya saat ini juga. Di dalam celana dalam gadisku, tak ada bulu rambut sama sekali karena aku rutin mencukurnya. Aku suka sih bulu rambut itu, namun aku tak bisa merasakan sekeliling lembut dan menakjubkanya vagina gadisku yang saat ini sedang aku usap-usap. Ku rasakan lendirnya mengalir membasahi jari tengahku, lidahku seakaan ini keluar menjilatinya.
Kami akhirnya samapi di rumah, aku mencabut tanganku dari saku gadisku dan membuka pintu agar motor bisa masuk ke rumah sehingga aman. Gadisku masuk membawa motor dan memarkirkanya, ia tersenyum sambil aku lepaskan helemnya. Gadisku melepas jaketnya sehingga ia telanjang bagian tubuh atasnya yang sangat amat seksi, mulus dan putih dengan payudara menggemaskan.
"Revi, ingat peraturan kalau kita di rumah kan?" Dila.
"Ingat Dila, kita nggak boleh pake baju sama sekali dan bagian tubuh kita harus terus bersentuhan" Aku.
Dila mendekatiku membantuku melepas kancing seragamku dan melepasnya sambil kami duduk di sofa ruang tamu. Gadisku selesai melepas semua yang menempel di tubuhku, aku juga melepas sepatu, kaos kaki, rok dan celana dalam gadisku. Celana dalamnya agak basah bagian depannya aku cium dan aku hirup lalu aku gantung baju kami di gantungan sambil bergadengan tangan dengan gadisku.