Sudah 2 hari Gaby libur sekolahnya, akhirnya hari ini Dina memperbolehkan Gaby sekolah lagi. Gaby sudah siap dengan style yang baru, rambutnya di kucir dua mirip gadis nerd. Bahkan Dina sampai gemas sendiri ketika melihat Gaby keluar dari kamar dengan penampilannya yang baru. Alhasil pipi Gaby menjadi cemberut karena mendapat hujan ciuman dari Dina.
"Uhhhh... Sumpah sayang kamu imut banget... Cuphhh... Hati-hati berangkatnya sayang... Dari sini ke sekolah kamu agak jauh... Emuachhh... Dotnya nggak lupa kan sayang?" Dina.
"Nggak mami, aku berangkat Cuphhh..." Gaby.
*Bruum... Bruum...*
Motor Harley itu melaju dengan cepat, dengan suaranya yang menggelegar menjadikan pengendara lain menyingkir, kecuali mobil. Gaby memakai seragam sekolah roknya abu-abu dan bajunya putih, di tambah celana pendek ketat hitam dan jaket levis. Dengan helem full face Gaby menjadi tidak di kenali saat sampai di parkiran. Gaby memarkir motornya di tempat biasa yang teduh karena parkir ini khusus bagi guru.
Gaby melepas helem dan jaketnya membuat heran dan takjub siswi-siswi lain, bahkan ada yang menganggap Gaby adalah siswi baru karena syle nerdnya. Dengan tinggi badan 180cm, Gaby mirip tiang berjalan sampai di kelasnya Gaby tetap datar wajahnya. Namun karena rambut kepang duanya, membuat wajahnya manis dan enak di pandang. Sesekali ada teman sekelasnya yang melirik ke arah Gaby.
"Lu Gaby kan? Anjir... Kok jadi gini lu? Dari parkiran sampai di kelas, kuping gue panas denger anak-anak ngomongin Gaby yang imut... Uhhhh... Emang bener sih elu jadi imut gini... Ahhhh... Manisnya... Mila dan fans lu makin klepek-klepek deh......" Esti.
"Emangnya Mila kenapa? Kok aku nggak tahu?" Gaby.
"Uhhhh... Beneran deh Gab... Lu makin manis kalau gini caranya..." Esti.
"Bosen,, pengen yang beda..." Gaby.
"Nah... Ini baru Gaby yang gue kenal... Sakit apa si lu?" Esti.
"Masuk angin..." Gaby.
"Si Mila kemarin nangis kejer sampai sesak di base camp nyari elu Gab. Nanti temuin dia kasian udah kayak mayat tuh cewek bohay..." Esti.
"Oke... Diem deh lu..." Gaby.
"Sip deh kalau gitu..." Esti.
"Heh Lilis... Sini lu..." Esti.
"I-iya... Ada apa ya?" Lilis.
"Beliin kopi hitam sana... Bilang aja buat gue sama Gaby, bu kantin pasti udah hafal..." Esti.
"I-iya Es..." Lilis.
Esti dengan seenaknya saja menyuruh teman sekelas membelikan kopi, tetapi siswi itu malah terkesan senang. Beberapa kali Esti hendak mengecup pipi Gaby, tetapi Gaby menjauhkan wajah Esti dengan kejam. Esti matanya berbinar melihat ke imutan Gaby yang rambutnya di kepang dua. Dalam otak Esti, Mila atau pun pacarnya alias Jane itu terkejut seperti dirinya. Tak lama Lilis ke kelas membawa dua cup kopi hitam.
"Makasih cantik... Uhhh..." Esti.
"Jangan baperin cewek sembarangan" Gaby.
"Kenapa emangnya? Elu cemburu sama gue?" Esti.
"Tuh ada siapa?" Gaby.
"Anjir... Kenapa dia ke sini?" Esti.
Terlihat Jane sudah berkacak pinggang melihat Esti yang baru saja menggoda Lilis. Tetapi saat Esti salah tingkah, Jane menjadi tidak tega untuk marah dengan Esti. Jane duduk di bangku depannya Esti dan Gaby menatap lekat-lekat pacarnya itu, seolah-olah Jane mengatakan kepada Esti lewat sorot mata bahwa dia milikku. Esti langsung tersenyum memegang tangan Jane.