Sepulang sekilah Gaby dan Mila langsung mengganti seragam dengan baju santai, celana pendek dan kaos, lalu makan siang dengan menu nasi padang yang tadi sepulang sekolah mereka beli. Usai makan siang, Gaby mengajak Mila bersantai di halaman belakang rumah Gaby yang tamannya lebih bagus dari taman halaman depan rumah. Di tengah taman berubin rerumputan itu ada gazebo dan kursi pantai.
Mila nampak santai dan nyaman berbaring di pelukan Gaby yang tiduran di kursi pantai, di sebelah kursinya ada meja. 2 gelas es jeruk, sebotol rokok LA tak lupa koreknya dan 2 ponsel milik mereka berdua. Gaby sedang memanantu Mila menghisap rokok dengan tangan Gaby yang memegang batang rokoknya. Sesekali Gaby mengecup bibir Mila yang tipis itu menggunakan bibir seksi nan tebalnya.
"Cuphhh... Kamu nggak pake bra, nggak geli yank?" Gaby.
"Lama-lama sesak yank kalau terus-terusan pake bra, kamu tahu kan ukuran tetek aku?" Mila.
"Dua kali lipat gedenya kalau di banding punya aku... Jumbo..." Gaby.
"Cuphhh... Punya kamu bagus lho, imut bikin aku gemes..." Mila.
"Emfthhh... Tadi kamu mau nanya kenapa Esti sama Jane bisa jadian?" Gaby.
"Iya yank... Jane itu orangnya agak absrud yank... Dia pinter menebak orang, tadi pagi dia cuma lihat aku sama kamu berangkat bareng, terus aku pake cincin tunangan, dia langsung tahu tentang kita" Mila.
"Padahal kamu nggak cerita?" Gaby.
"Nggak pernah sama sekali... Dia sampai heran sama aku, banyak cowok dan cewek yang deketin aku tapi nggak pernah aku gubris, sekali dekat sama kamu, langsung tunangan" Mila.
"Pasti dia syok?" Gaby.
"Bener banget, lucu lihat ekspresi bingungnya. Kalau Esti gimana yank?" Mila.
"Kalau Esti lebih heboh lagi tadi yank, sampai teriak segala... Untung nggak ada yang berani negur atau nimbrung sama obrolan kita" Gaby.
"Secara kamu kan penguasa sekolah... Mana ada yang berani cem-macem..." Mila.
"Dulu aku sama Esti itu cewek bar-bar, psikopat, tiap hari mimpin tawuran sama sekolah lain. Tapi sejak kita masuk ke sekolah ini semuanya berbeda, nggak ada tawuran lagi karena itu udah ketinggalan zaman. Jadi setiap sekolah sekarang bikin club' petarung dan tentu saja di tambah taruhan. Itulah kenapa sekarang ini, jarang ada tawuran di jalan, tawurannya pindah ke ring tinju" Gaby.
"Hubungannya Esti sama Jane apa yank?" Mila.
"Ada kok, Esti dulu nggak pernah kalah lawan siapapun, namun saat seleksi OSIS lawan Jane, Esti kalah sekali. Tuh cewek nggak nyerah, berkali-kali nantang Jane tapi tetep kalah. Saat aku tanya kenapa bisa kalah, Esti jawabnya konyol tahu" Gaby.
"Apa kata Esti, yank?" Mila.
"Pas pertama tanding, Jane mukul Esti sampai jatuh. Esti merangkul Jane dan terjadilah ciuman bibir yang tak sengaja" Gaby.
"Dari situlah benih-benih cinta bersemi?" Mila.
"Cuphhh... Seratus buat kamu" Gaby.
"Embhhh... Pegel nggak yank? Gantian aku yang meluk kamu, nanti kamu tambah kecil?" Mila.
"Nggaklah... Malahan aku bisa tambah berisi, karena aku sekarang udah punya susu..." Gaby.
"Ihhhh... Nakal..." Mila.
Mila tersenyum sambil memukul pelan bahu Gaby, karena dua telapak tangan Gaby yang nakal memeggang dua buah dada jumbo milik Mila. Telapak tangan Gaby keluar dari balik kaos Mila, mengecup bibir Mila sebentar dan berganti Mila memeluknya. Sekarang gantian telapak tangan dan jemari Mila yang menelusup ke dalam kaosnya Gaby, mengelus-elus perut kotak-kotaknya Gaby.