**Dany Pov**
Aku tak lagi sedih di tinggal Jujun pindah ke amrik karena tante Eri selalu ada untukku, mengalahkan papaku sendiri yang kini sudah menikah lagi dengan pacar gaynya yang entah kenapa kok bisa ya?. Tapi aku nggak memusingkan papa biarlag dia bahagia, asal aku di kirim duit terus buat jajan sama aku tabung.
Dan yang paling membuat aku bahagia tante Eri pindah ke rumah yang dulu di tinggali Jujun sama keluarganya. Tante Eri itu orang kaya punya banyak pabrik yang terkenal, jadi mudah saja beli rumahnya Jujun. Dan bagian di halaman belakang ada pintu yang menghubungkan rumahku dan rumah baru tante Eri. Karena itulah aku selalu bersama tante Eri.
Dengan tante Eri menjadi tutorku tapi akhirnya bukan tutor pelajaran saja melainkan tutor seks, kini aku jadi tahu banyak tentang seks alias ngentot. Belajar bersama tante Eri sangat asik sekali karena tante jenius mengajariku, dan jangan lupakan tante Eri yang jarang pakai baju. Saat berdua bersamaku tante selalu telanjang bulat. Aku bebas mengentot vagina dan mulut tante Eri kapan saja aku mau.
Setiap malam aku juga tidur sama tante, dan ini sudah menjadi kebiasaanku sekarang kalau tidur harus ngentot dulu sama tante sampai aku puas dan lemas. Dan aku tidur pun tante masih saja memainkan penisku sampai ia terlelap dengan sendirinya. Aku menjadi semakin sayang dan suka sama tante Eri.
Pagi ini aku bangun lebih dulu dari pada tante, ia memelukku erat sampai aku tak bisa bergerak. Aku lepaskan tangan tante yang memeluku pelan-pelan juga kaki tante yang menindihku. Setelah bebas dari pelukannya aku bangun dan membaringkan tante dengan posisi telentang. Tante mengangkat tanganya ke atas kepala sambi senyum cantik masih belum bangun.
Payudara tante yang bulat semakin bagus saja juga ketiaknya mulus dan putih kulitnya. Badan tante itu montok banget asli, kenapa aku suka di peluk tante yang karena montoknya badan tante terasa empuk, apa lagi saat aku ngentot sama tante wuih... Sempurna rasanya. Aku begitu mengaggumi tante Eri yang cantik jelita dan hangat senyumnya.
Setiap saat kalau aku pengen ngentot tante dengan senang selalu membebaskanku mengentot vagina atau mulutnya, dan tante selalu menurutiku kapan saja. Pagi habis bangun tidur atau siang saat santai pokonya kapan saja penisku tegang aku akan cari mulut dan vagina tante. Karena seringnya penisku di emut mulut atau vagina tante ukuranya jadi tambah gede.
"Tante sayang bagun dong tan, aku mau ngentot" Aku.
"Embh..." Tante Eri.
Tante membuka matanya lalu memfokuskan padaku. Aku langsung beranjak ke atas dada tante dan menaruh lututku di antara kepalanya. Penisku aku tempelkan ke wajah tante, lalu bibirnya. Tante kaget namun segera saja menjilati penisku sampai basah lalu melahapnya dengan rakus. Penisku keenakan di dalam mulut tante.
Aku pun terjauh karena tangan tante menjatuhkan badanku ke atas tubuhnya. Kini aku telungkup dengan wajahku pas di pusar perut tante, pantatku di pegang tangan tante mengelus-elus pelan. Aku tengok tante sedang mengemut penisku dengan rakus, dan lidahnya menjilati penisku yang ada di dalam mulutnya.
"Ahhh... Tante aduh... Ahhh..." Aku.
"Slurup... Ahhh... Tumben kamu bangunin tante pake penis sayang, emuachh... Slurup... Ahhh..." Tante.
"Habisnya penisku tegang pengen ngentot" Aku.
Tante tak menjawabku melainkan kini sedang sibuk menjilati biji pelerku, dan juga anusku. Lidah tante sangat lihat bermain menjilat di bawah sana rasanya sungguh enak sekali. Setelah menjilat dan mengemut biji pelerku tante mengangkat badanku ia tidurkan di ranjang.
"Sekarang kamu diam aja ya sayang? Tante belum puas ngemut penis kamu, emuach... Slurup... Ahhh lezatnya penis kamu sayang, penis milik tante slurup... Ahhh..." Tanta Eri.