Elis bangun dan terlihat kaget raut wajahnya karena tangannya di borgol, sudah nggak pake baju sehelai pun. Saat melihat Juki wajah Elis semakin syok karena Juki sendiri tengah memangku Susi dengam posisi Susi miring membawa pistol berperedam dan juga handycam.
Elis tak bisa berteriak meminta tolong karena bibirnya di plester, juga sulit bergerak karena kakinya di ikat secara mengangkang, tanganya ke atas tepat di belakang lehernya terkoneksi dengan kalung di lehernya sehingga membuat Elis tak bisa menggerakkan tanganya, apa bila bergerak lehernya bisa tercekik.
Setelah agak lama Elis pun diam dan menatap Juki dengan wajah marah tapi matanya mulai menangis. Elis geleng kepala saat Juki menghampirinya dan memegang pipinya. Juki mengelus pipi Elis lalu turun ke payudaranya, lalu ke perut dan berakhir di vagina Elis yang sudah Juki cukur sehingga vagina Elis terlihat mulus.
"Selamat malam bu Elis, masih ingat sama Juki? Murid yang ibu drop out? Masih kan bu? Juki nggak ada kerjaan jadinya iseng aja main penjahat-penjahatan sama ibu, uhhhhh... Ibu seksi banget..." Juki.
"Embhhh... Embhhhh..." Elis.
"Ohhhh... Iya bu, Juki sudah cukur bulu rambut memek ibu lho... Memek ibu jadi bagus kan? Uhhhh..." Juki.
"Embhhhh... Embhhhh..." Elis.
"Tenang aja bu, memek ibu bakalan puas pokoknya kalau sama Juki, nggak kayak suami ibu yang udah loyo. Ibu hebat deh, keluarga ibu berantakan tapi ibu masih bertahan? Suami ibu udah nikah lagi dan ibu masih saja betah, uhhhh... Memek ibu jadi nganggur kan? Memek ibu buat Juki aja ya?" Juki.
*Blesh... Plak...*
Juki tiba-tiba memasukkan kontolnya ke dalam lubang vagina Elis membuat mata Elis melotot karena kaget. Vagina Elis sangat sensitif karena sedari tadi di usap-usap jemari Juki. Elis terhentak-hentak badannya karena tusukkan kontol Juki yang bertubi-tubi di dalam lubang vaginanya.
Di sebelah Juki yang asik menikmati vagina Elis ada Susi, bibinya Juki itu tengah memegang handycam di tangan kanan dan pistol di tangan kiri. Handycam itu di topang oleh tripot untuk memudahkan Susi merekam. Itu kenapa Elis sedari tadi tak berani gegabah karena pistol yang di bawa Susi.
Juki pelan-pelan mengentot vagina Elis sambil melepas ikatan tali di kaki Elis, setelah kakinya bebas Juki melepas tali di tangannya juga. Semakin lama Elis mendesah juga saat Juki melepas penutup mulutnya, desahan Elis semakin menjadi namun Elis hanya berani medesah pelan dan panjang, badannya sudah lemas.
"Ahhhhhh... Juki kau embhhhh... Memang brengsek ahhhhh... Lepasin Juki... Ouchhhhhh..." Elis.
"Ahhhhh... Sebentar lagi bu, memek ibu udah mau muncrat kan?" Juki.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
Elis kembali terhentak-hentak hebat badannya karena kontol Juki yang menggenjot vaginanya keras dan kuat. Elis memejamkan mata dan menahan nafasnya karena vaginanya memberikan kenikmatan yang baru ia rasakan. Elis mencengkram sprei dan mendesah tertahan.
"Arghhhhhh... Arghhhhh... Embhhhhh..." Elis.
*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*
"Ouchhhh... Meski memek ibu nggak sempit tapi hebat pas muncratnya, embhhhh... Hah... Tenang saja bu, Juki sudah minum obat kuat kok, ibu belum pernah orgasme ya? Hehehe... Enak kan bu? Kalau ibu mau jadi milik Juki, ibu bisa orgasme terus kalau ngentot sama Juki" Juki.
"Hah... Hah... Hah..." Elis.
Mantan kepala sekolahnya Juki itu menitikkan air mata karena menyesal dan marah kepada Juki yang seenaknya saja menculik dan memperkosanya tapi di dalam hati Elis setan mulai menguasai. Bertahun-tahun Elis menikah dengan suaminya, belum pernah Elis merasakan hubungan seks yang nikmat seperti ini.
Meski penis Juki standar dan bahkan kalah dengan suaminya yang lebih besar, tetapi kontol Juki berhasil membuat vaginanya terus mencengkram seakan tak mau kontol Juki lepas dari lubang vaginanya. Setan di dalam diri Elis kini mulai mengambil alih, Elis pasrah saat tubuhnya di gendong Juki.
Di samping Juki ada Susi alias bibi Juki yang sedang menciumi pipi Juki, Susi memeluk Juki dari belakang. Juki tersenyum kepada bibinya itu dan kembali lagi menggerakkan penisnya di lubang vagina Elis. Susi mengambil roti yang tadi ia siapkan untuk makan malam.
"Bibi ahhhhh... Juki laper banget" Juki.
"Pelan-pelan ngentotnya Juk, ssmbil makan ya?" Susi.
"Iya bi, ouchhhh... Memek ini jarang di entot bi, sayang sekali ya?" Juki.
"Padahal masih punya suami, terus apa gunanya?" Susi.
"Lebih baik ibu cerai lalu tinggal sama Juki, Juki tunggu 3 bulan ya bu? Ahhhhhh... Enaknya" Juki.
Elis semakin lupa dengan siapa dirinya karena angan-anganya terbang di awan, penis Juki membuat pikirannya seperti mabuk. Elis merasakan hatinya mulai menyukai penis Juki yang tak membuat vaginanya sakit sedikitpun bahkan saking nikmatnya Elis memeluk Juki sambil mendesah.
"Juk, udah mulai suka sama kontol kamu, uhhhhh.... Bibi juga mau dong Juk" Susi.
"Bibi nanti aja ya emuachhhhh... Kalau memek punya bu Elis sudah puas" Juki.
Susi kembali lagi fokus merekam adegan seks yang panas antara Juki dan Elis, Mereka berdua saling tindih di atas meja. Mata Elis sayu menatap wajah Juki, nampak pasrah saja vagina dan payudaranya menjadi mainan tangan Juki yang nakal membuat Elis kelabakan.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
"Ibu mau jadi milik Juki? Ahhhhh... Embhhhhh... Gede banget susu ibu ouchhhhh..." Juki.
"I-iyahhhh... Ahhhhhhh... Kalau ibu nolak... Ahhhhh..." Elis.
"Ibu pasti mati" Juki.
"Arghhhhhhh..." Elis.
*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*
Juki berhenti menggenjot vagina Elis karena Elis sudah kelelahan, nafasnya memburu dan keringatnya banyak sekali. Juki mencium bibir Elis lalu turun ke dua payudaranya dan menjilati vagina Elis sampai bersih. Juki memakaikan baju kepada Elis dan mengantarkan Elis ke mobilnya.
"Ingat ya bu? Juki tunggu sampai 3 bulan, ibu harus cerai sama suami ibu dan tinggal sama Juki, bu Elis udah jadi milik Juki oke?" Juki.
Elis mengangguk dan menutup kaca mobil lalu beranjak pulang ke rumah mewahnya. Di perjalanan bibir Elis terlihat senyum meski tipis sekali, ia tak menyangk kalau Juki berhasil membuatnya menuruti semua keinginan Juki. Elis sendiri tak tahu mengapa terjadi, sepertinya Elis jatuh cinta.
Sampai di rumah Elis kembali murung karena anak gadisnya yang selalu ikut ayahnya, dan suami Elis jarang pulang juga. Rumah ini sudah di jual kepada temannya namun temannya itu belum mengambil sertifikatnya. Elis masuk ke dalam kamarnya dan melepas bajunya sampai telanjang.
Ia mencari dokumen dan mulai sibuk menyiapkan semua persyaratan untuk bercerai dengan suaminya. Sudah lama suami Elis memggugat cerai namun Elis berniat bertahan tapi saat ini ia sudah tak sanggup lagi. Ia menyiapkan semuanya untuk besok pagi di antar ke persidangan.
Setelah itu Elis duduk sambil menikmati kopinya, ia masih telanjang bulat sehabis mandi dan makan malam barusan. Tiba-tiba ponselnya berdering dan ada chat yang masuk ternyata itu dari Juki yang mengirimnya video seks dirinya dan Juki. Elis menonton dirinya sendiri yang awalnya marah, takut lalu berubah menjadi keenakan di dalam video, Elis tersenyum dan menatap vaginanya.