01 Strange Love

2.2K 14 0
                                    

**Eri Pov**

Di usiaku yang ke 25 tahun aku belum menikah padahal sudah ada yang mau melamarku tapi mereka tidak tahu kalau aku punya kelainan, oleh sebab itu aku menghidari bentuk hubungan dengan pria. Aku merasakan kelainan ini 3 tahun yang lalu, kenapa aku tak bisa tertarik dengan cowok? Malah tertariknya dengan anak-anak, terutama laki-laki.

Aku suka melihat mereka yang masih polos dan imut dengan segala tingkahnya, yang masih banyak bertanya karena belum mengerti arti kata hidup yang sebenarnya. Hasratku selalu datang tiba-tiba saat aku tengah melihat mereka dari sini, dari balik jendela apartemenku. Sampai-sampai aku tak sadar sudah telanjang bulat.

Peduli setan apa kata orang tentang kelainanku, aku tak perlu menanggapinya karena mereka tak pernah memberi makan untukku apa lagi membiayai sekolahku. Selama ini juga aku belum bernai menceritakan kepada siapapun kalau sebenarnya aku tertarik pada anak laki-laki yang masih imut dan lucu sera polos.

Namun 2 tahun aku memendamnya aku tak kuat juga, aku butuh seseorang anak laki-laki yang aku suka untuk memuaskan hasratku yang sedang menggebu karena lewat jari tengah sudah sulit untuk memuaskanku. Namun inilah yang paling sulit dan berat untukku, jika aku salah langkah aku bisa di tangkap polisi karena mencabuli di bawah umur.

Dan saat ini hasratku sedang naik dan tak bisa di bendung lagi, aku menatap jendela mataku tertuju pada sekolah Sd yang ada di sebelah apartemenku. Aku sedang mengamati seorang anak laki-laki yang wajahnya lucu dan ada bule-bulenya, rambutnya pirang, matanya hijau indah sekali, tingkahnya yang konyol membuatku semakin panas dingin.

"Shhhh... Ahhhh..."

Ku raba-raba payudaraku yang besarnya melebihi telepak tanganku saat menangkupnya, ukuran payudaraku D-cup entah itu bisa di anggap besar atau tidak. Ku remas perlahan payudara kiriku menggunakan tangan kananku lembut dan pelan. Rasa nikmat mulai menjalar dari payudaraku yang aku remas sampai ke seluruh tubuhku.

"Ahhhh... Embh..."

Tangan kananku berpindah meremas payudara kananku yang masih belun ereksi putingnya. Tangan kiriku aku usapkan ke payudara kiriku dan mulai meremas mengikuti tangan kananku. Ku remas-remas payudaraku sendiri lalu mataku menatap fokus pada layar gambar yang tertuju pada anak laki-laki bule yang usianya masih kelas 5 itu.

"Ouch... Shhh...."

Dengan kamera tersembunyi dari balik jendela apartemenku aku memasang kamera jarak jauh layaknya CCTV namun lebih jelas gambarnya, tersambung ke layar di meja dekat sofa. Aku menatap wajah anak-anak yang masih polos itu sedang tersenyum ceria dan bahagia tanpa beban. Di bawah perutku selangkanganku mulai basah karena rasa gatal dari dalam lubang vaginaku.

*Clup... Clup...*

"Argh... Embh..."

Aku masukan jari tengah kananku ke lubang vaginaku yang terasa gatal butuh kenikmatan. Aku tekan-tekan g-spotku di dalam lubang vagina dengan ujung jemari tengahku lalu aku usap-usap perlahan. Tangan kiriku turun membelai clitoris vaginaku yang sudah sensitif sekali. Badanku menegang hebat merasakan lonjakan kenikmatan akibat lubang vagina aku colok dan clitorisnya aku usap-usap.

"Ahhh... Ahhh..."

Rasa kenikmatan mulai membutakan hatiku, semakin cepat aku colok lubang vaginaku sambil menatap anak laki-laki di layar. Kaki aku angkat dan pahaku melebar di depan vaginaku ada layar yang bocah imut dan manis itu sedang bermain. Vaginaku sudah tak kuat lagi dan semburan cairan orgasmeku keluar dengan derasnya.

*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*

"Arghhhh..."

Badanku kejang-kejang, mataku menutup rapat, punggungku melengkung dan terengah-engah nafasku bebarengan lubang pipis di vaginaku menyembur deras. Mataku kembali terbuka dan wajah imut dan manis bocah laki-laki itu masih ada di sana namun ia sedang berdebat karena di jahili temannya. Badanku kembali memanas melihatnya wajah emosinya yang lucu dan menggemaskan.

Love story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang