Pagi hari saat aku bangun, mami sudah pergi meninggalkan pesan kalau mami sudah menyuruh Fara untuk menemaniku. Jadi aku pun bangun lalu mandi, memakai baju santai, kaos singlet dan celana pendek. Sambil menunggu Fara, bikin sandwich isinya telur dan sosis, minumnya susu dot yang udah siapkan oleh mami. Susunya asli dari mami, aku nggak boleh minum susu sembarangan.
Mami menyuruhku libur dulu hari ini dari sekolah, setelah semuanya selsesai, aku baru boleh masuk sekolah. Makan sandwich buatan sendiri itu lebih enak, karena aku bisa mengatur apa saja yang aku suka. Sandwich ini terbuat dari roti tawar, telur dadar dan sosis, tambah mayones. Kalau bisa masak memang terasa mudah, karena makan itu bagi siapapun adalah hal yang paling penting.
Aku sedang ngedot susu sambil tiduran di sofa dan main ponsel, kartu perdanaku sedang di bawa mami, jadinya aku nggak bisa online. Tetapi Fara sudah menandai ponselku, jadi aku di mana ia bisa tahu, mengandalkan GPS memang membantu. Tak lama motor Fara memasuki halaman rumah baruku, seperti biasa Fara memakai motor gede Ninja 250cc.
*Tok... Tok... Tok...*
"MASUK...!" Aku.
Fara masuk dan mengernyit melihatku, ia tersenyum geli karena baru kali ini ia melihatku minum susu dari botol dot bayi. Fara mendekat lalu duduk di lantai menghadapku, senyumnya terus terukir di bibirnya yang seksi. Aku merasa Fara semakin cantik, dewasa dan seksi sekali, kulitnya putih bersih tanpa cela. Dan yang pasti, Fara adalah wanita pertamaku, mungkin sejak aku SMP, aku agak lupa-lupa ingat.
"Baby... Ini kamu? Kok imut banget sih..." Fara.
"Hembhhh? Imut dari mana?" Aku.
"Aku nggak nyangka aja kamu masih suka ngedot? Biasanya langsung netek sama mami kan?" Fara.
"Mami sibuk..." Aku.
"Baby... Aku kangen banget sama kamu..." Fara.
"Liburan kemarin... Ke mana aja?" Aku.
"Hahhh... Baby... Seperti katamu dulu, suatu saat aku merasa bosan, merasa suntuk, aku harus menjauh darimu... Aku nekat melakukan itu saat liburan kemarin sekaligus bantu papa aku ngurus perusahaan... Ta-tapi aku tahu akhirnya itu semua sulit sekali... Bahkan aku sampai harus minum obat penenang. A-aku menyesal baby..." Fara.
"Tentu saja, kamu adalah 'bunga' yang aku petik, sejauh mana kamu pergi... Akhirnya akan kembali padaku. Ingatlah itu dan jangan nangis... Aku.
"I-iya baby..." Fara.
"Tck habis lagi susunya... Ambliin dot di kulas ya?" Aku.
Hari ini Fara memakai dress putih dengan kancing bajunya di depan sampai bawah. Samar-samar aku bisa melihat pakaian dalam Fara warna hitam, Fara jadi makin seksi. Setelah kembali dengan botol dotku, Fara sudah menanggalkan pakaiannya, telanjang bulat memberiku dot. Fara duduk di sofa tepat sebelahku, aku menghisap dotnya sambil meraba payudara Fara yang imut dan indah.
"Embhhh... Sekolah gimana?" Aku.
"Baik-baik aja kok, Mila nyariin kamu dari kemarin, kata Jane..." Fara.
"Tuh cewek udah aku beri kesempatan, tapi dia nggak jujur kalau dia punya pacar..." Aku.
"Dia hari ini nggak masuk, terus dari kemarin Jane nyariin Mila, tuh cewek menghilang, sampai pagi tadi dia ternyata di apartemennya, kedaannya kacau lebih buruk dari kamu baby..." Fara.
"Biarlah... Biar kapok kalau aku jauhi kayak gini, aku suka orang yang jujur meski itu pahit, setidaknya emosiku bisa aku kendalikan..." Aku.
"Kan ada aku baby..." Fara.
"Masak tiap emosi, pelampiasannya ke kamu? Kamu emang cewek masokis..." Aku.
"Aku suka rasa sakitnya, karena itu bisa menambah rasa nikmatnya... Aku ingat pas kamu ngiket aku semalaman, terus kamu tinggal tidur di depanku, telanjang bulat lagi... Seumur-umur baru selali itu aku bisa melihat tetek kamu yang mempesona tapi aku nggak bisa menyentuhnya. Itu paling menyiksaku baby..." Fara.