** Vyn POV **
Kemarin aku berhasil sampai di kastil Nyonya Mely, ia seorang penyihir Level V yang sangat kuat. Aku memutuskan menjadi penyihir di bawah sayap nyonya Mely karena hanya ini kesempatanku. Meskipun menjadi murid magang sama dengan menjadi pelayan, tetapi setidaknya aku bisa belajar sihir dan punya tempat tinggal.
Saat ini aku sedang di ruangan atau kamarnya nyonya Mely di lantai 3 kastil. Di sini cukup luas ruangannya dan bagian temboknya ada lemari-lemari berisi buku dan barang aneh lainnya. Ada buku tua, toples isi aneka jenis barang dan organ aneh, serta botol-botol berisi cairan aneka warna.
Di bagian tengah ruangan ada ranjang tidur, sebelahnya ada sofa dan meja mewah. Nuansa ruangan nyonya Mely berwarna abu-abu dengan perabotannya terbuat dari kayu ukiran gambar dan simbol rune. Selain itu ada juga kolam renang kecil dengan air terjun kecil bersuara gemercik pelan, bagian ujung kolam itu ada pohon tingginya 4 kaki.
Nyonya Mely terlihat duduk di sofa mengenakan gaun berwarna putih dengan motif gambar bunga. Gaun sederhana itu ketat sekali di pakai nyonya Mely membentuk keindahan tubuh yang sangat seksi dan sangat montok. Saat nyonya Mely berpaling menghadapku aku kaget karena ia tidak pakai bra untuk menopang teteknya.
Aku hanya berdiri terbengong melihat nyonya Mely melambaikan tangannya padaku. Aku berjalan dengan mataku terfokus menatap dadanya. Bagian ujung gunung kembar itu ada yang menonjol terlihat jelas sekali. Mungkin karena tonjolan di dadanya itu, membuat tercetak di gaunnya, seandainya brlahan gaun itu di tarik ke kanan atau ke kiri sedikit, teteknya bakalan langsung bebas ceria.
"Vyn... Duduklah..." Nyonya Mely.
"Iya nyonya..." Aku.
"Kau satu-satunya murid magangku, jadi mulai sekarang. Dan kemarin saat menguji bakat sihirmu ternyata kau bisa mengendalikan tumbuhan, itu artinya Elemenmu adalah Elemen Tumbuhan dan bukannya kayu. Aku sudah memilihkan buku panduan dasar sihir elemen tumbuhan yang cocok untukmu, ini dia..." Nyonya Mely.
Nyonya Mely menunjukkan buku bersampul kulit padaku di atas meja. Aku pun mengambilnya dan membaca judul bukunya "Serba-serbi Elemen Kayu/tumbuhan" dengan huruf biasa. Saat aku membuka halaman pertama kertas buku ini terbuat dari papirus kuning yang tua, serta kosong. Aku pun mengernyit karena tidak ada huruf apapun di buku ini.
"Nyonya... Bagaimana cara membaca buku ini?" Aku.
"Tentu saja menggunakan Mana, kau alirkan saja Mana milikmu ke buku dan tulisannya akan muncul... Buku sihir semuanya seperti ini, tujuannya agar tidak bisa di baca oleh sembarang orang, hanya yang mampu mengembankan energi Mana yang bisa membaca buku sihir" Nyonya Mely.
"Terima kasih atas penjelasannya nyonya... Saya janji akan mengembalikan buku ini kalau sudah selesai..." Aku.
"Meskipun kau murid magangku namun aku tidak bisa banyak membantumu, aku hanya bisa meminjamkanmu buku sihir, dan sisanya tergantung seberapa besar usahamu..." Nyonya Mely.
"Iya nyonya... Saya tahu bahwa sihir adalah ilmu yang sulit dan bagi orang banyak sihir itu ilmu mustahil, namun saya akan berusaha sebaik mungkin" Aku.
"Ya sudah kau boleh kembali..." Nyonya Mely.
Aku berdiri dan menundukkan badanku sedikit untuk memberi penghormatan kepada nyonya Mely. Aku berjalan keluar ruangannya atau kamar pribadinya sambil membawa buku sihir jenis sihir kayu atau tumbuhan. Aku sesekali bertemu dengan Golem pelayan yang terbuat dari kayu berjalan kemari nampak sibuk.
Sesampainya di kamar aku langsung duduk di kursi belajar mulai mencoba membaca buku sihir. Dengan energi Mana di dalam tubuhku yang saat ini tidak sebarapa, aku mengalirkan Mana ke buku menggunakan telunjuk tangan kananku. Dengan ajaib perlahan huruf-huruf mulai terlihat membentuk kalimat-kalimat pemahaman tentang sihir dasar elemen tumbuhan.