Badanku pulih kembali namun perutku agak lapar, aku bergelantungan dengan ekorku melilit dahan pohoh yang kokoh. Rasanya asik sekali ekorku kuat menopang badanku ternyata. Aku bisa melihat ke bawa ada kumpulan kancil yang lagi minum air sungai. Tongkat aku siapkan, dengan cepat aku melepaskan ekor dari dahan.
*Wushhh... Dugh... Bugh...*
"Yes.... Kena satu kancil bertanduk Uhhhhh... Gede juga ini kancilnya" Aku.
Aku pun mengikat kaki dan kepala kancil yang aku pukul kepalanya sampai pingsan. Aku gendong menggunakan tongkat kayu spiritualku pulang ke suku Waroch, sampai di gerbang suku ada paman Balomond yang lagi jaga. Aku bertanya tentang apa yang aku alami tadi.
"Fisikmu bertambah kuat Cil, itu tanda kau naik level, coba nanti kau ke GUILD dan periksa kekuatan fisikmu" Paman Balmond.
"Makasih paman, aku masuk dulu" Aku.
Paman Balmond seorang orc baik hati dan ramah punya badan setinggi 2 meter, ototnya sangat besar dan warna kulitnya cokelat itu entah siapa nama sebenarnya, aku memanggilnya paman saja. Dengan binatang buruan aku mampir ke pengepul daging menjual buruan.
"Hai paman Cylops, aku bawa kancil yang masih hidup" Aku.
"Kancil? Masih hidup? Benarkah? Bawa ke sini Cil" Paman Cylops.
Di sini kenalan menyebutkan nama agak tabu, yang tahu nama kita hanya orang-orang yang dekat dengan kita, kalau mau memanggil seseorang ya seperti pak, mas, paman, mbak, nyonya, tuan dan lain-lain. Aneh sih, tetapi memang inilah kebudayaan suku Waroch, aku harus menghormatinya.
"Hahahaha... Kancil ini bisa buat pesta panen raya nanti malam Cil, aku akan memanggangnya utuh seperti ini dan menghiasinya agar terlihat hidup dan lezat, nanti malam kau harus datang, ini dia 15 koin untukmu" Paman Cylops.
"Makasih paman, aku pasti datang nanti malam" Aku.
Aku memasukkan koin ke kantong koin, sekarang koinku menjadi 205 koin, malam ini aku akan menginap di penginapan pusat Suku sambil mencari pelayan yang bahenol dan montok pokoknya. Petang pun datang saat aku keluar dari tempat pengepul daging paman Cylops itu.
Warga suku mulai menghiasi depan rumah mereka dengan aneka buah yang di tata di nampan dan di taruh di depan rumah, siapa saja boleh mengambil dan memakannya namun hanya boleh satu buah saja di setiap rumahnya. Selain aneka buah, ada juga botol sake, aneka kue dan sate daging.
Aku mampir ke toilet membasuh wajah, tangan dan kaki lalu keluar dan duduk di bangku pinggir jalan dekat toko kedai sambil memakan sate yang rasanya sangat enak, apa lagi di tambah minuman sake ini. Warga suku mulai membawa nampan berisi suguhan itu ke pusat suku. Entah itu Orc, Cylops dan budak manusia semua datang.
Orc dan Cylops Kecil yang jumlahnya nggak sampai 20 anak juga ikut meramaikan pesta panen malam ini, mereka bermain perang-perangan. Paman Balmod, orc yang membantuku menjual barang pas pertama datang ke suku ini mengajakku bergabung ke pesta dengan duduk lesehan sambil menikmati sebotol Sake.
"Pesta panen malam ini akan semarak karena kepala suku hadir, kau lihat seorang orc yang bertanduk itu Cil? Dialah kepala suku Waroch, seorang saman Orc" Paman Balmond.
"Itu tongkat apa paman? Sipir stonenya gede" Aku.
"Tongkat sihir Cil, hanya orc Saman yang bisa memakai senjata itu" Paman Balmond.
Malam kian larut, tarian semakin menggila, anak-anak sudah pada pulang bersama ibu mereka. Tinggal Orc dan Cylops pemuda sampai dewasa, mulai duduk mengelilingi budak-budak wanita manusia yang menari menggoyangkan pinggul dan payudara indah mereka bersama musik dari bedug.