Setelah berpamitan dengan Elis kekasihku, aku pun menuju ke pabrik senjata tak jauh dari rumahku. Ketika sudah sampai, aku di sambut oleh kapten Sarah yang sedang duduk diam sambil minum kopi. Kapten sarah sekarang berusia 37 tahun, ia seorang wanita dewasa yang sangat amat cantik dan anggun serta hebat. Kapten sarah memakai kaos singlet yang usang, dan memakai celana pendek olahraga.
Aku pun membuat kopi di dapur pabrik yang seperti rumah biasa jika di lihat dari luar namun dalamnya kayak bengkel motor banyak perlatan dan juga tungku. Setelah membuat kopi aku langsung ke meja tempat kerja yang ada di tengah ruangan dengan lampu di atas mejanya. Aku mengamati sebuah pistol dan 10 buah peluru yang sudah jadi, juga ada cetakan komponen pistol, pasti kapten sarah berhasil menyempurnakan pistol ini.
Puas melihat pistol prototip model baru hasil jerihku dan kapten Sarah yang hampir jadi tinggal uji coba, ku pandangi lagi Kaptenku yang sedang bersandar di sofa memejamkan matanya dengan tangan menjadi bantal. Kapten Sarah kalau lagi di pabirk yang kami sebut bengkel tak pernah memakai BH jadi putingnya njeplak jelas banget bikin aku salah tingkah. Aku dekati kapten Sarah lalu aku duduk di lantai pas tengah pahanya.
Ku singkapkan ke atas kaos singletnya dan buah dada kapten yang bundar kayak mangkok terbalik bulat banget ukuranya cupnya mungkin cup B pas jika aku tangkup memakai telapak tanganku. Sebelum aku bermain payudara kapten Sarah, aku menurunkan dulu celana olahraganya serta celana dalamnya sampai terlepas. Nampaklah memek kapten sarah yang mulus bebas bulu rambut karena aku yang rajin mencukurnya.
"Kapten bau banget deh, belum mandi ya?" Aku.
"Uuhhh... Belum dari tadi pagi, males mau mandi capek banget Nu" Kapten Sarah.
"Yaudah deh, aku lap pake handuk aja ya?" Aku.
"Terserah deh, sulutin rokok dong Nu" Kapten sarah.
"Iya, tapi itu kaosnya di lepas dulu" Aku.
Kaos singlet kapten yang basah keringat aku lepas, kini kapten Sarah bugil telanjang bulat. Usianya sudah 37 tahunan tapi tubuh kaptenku ini masihlah segar dan bugar juga sangat mulus meski kapten sendiri jarang mengurusnya. Jadilah aku yang mengurus kapten, seperti mencukur bulu rambut memeknya, memotong kuku dan lainya juga. Tubuh telanjang bulat kapten indah sekali dan aku pun mulai mengelap sekujur badanya sampai bersih dan nggak bau.
"Sekarang kan udah nggak asem lagi badan kapten, ehhh... Lupa memeknya belum" Aku.
"Shhhh... Huh... Ahhhhh... Pake mulut sama lidah bersihinya" Kapten Sarah.
"Siap kaptenkuhhh..." Aku.
"Shhh... Buruan jilat ahhhh..." Kapten Sarah.
"Slurup... Cup... Slurup... Cup... Ahhh... Memek kapten juga bau ihhh... Slurup... Tapi enak cup... Clup... Nanti aku genjot sampai kapten lemas deh..." Aku.
"Ahhhh... Terserah yang penting enak ahhhh... Embhhh... Shhhh..." Kapten Sarah.
"Slurup... Cup... Memek kapten udah bersih" Aku.
"Embhhh... Aku nggak bawa baju ganti" Kapten Sarah.
"Nanti aku carikan kapten, di sini ada kok" Aku.
"Shhhh... Hah... Ini rokok tahun berapa ya?" Kapten Sarah.
"Udah lama itu, yang baru kan rokoknya manual alias bikin sendiri kap, ohhh iya gimana hasilnya pistol ini kapten?" Aku.
"Udah bagus kok, tinggal pelurunya aja di perbesar kalibernya, lalu di uji coba di lapangan aku juga udah bikin 2 buah pistol baru" Kapten Sarah.
"Ohhh... Bagus deh, kaptenkuhh... Memang jenius yang memek dan pantatnya mulus" Aku.
"Embhhh... Jangan mancing deh prajurit kurang ajar, badanku capek semua" Kapten Sarah.