Rasanya segar sekali setelah semalaman tidur nyenyak di kasur yang nyaman dan terasa damai sekali, andai saja aku punya pacar pasti hidup di dunia fantasy bakalan lebih menyenankan. Aku bangun lalu membasuh wajah dan mengosok gigi pake jari dan cairan serba guna bernama Liquid Soap.
Setelah membasuh wajah dan gosok gigi aku berendam di bak mandi airnya hangat dan sudah aku kasih Liquid Soap tadi. Sambil menggosok badan berototku yang kulitnya berwarna kuning langsat, tak lupa juga aku menggosok ekorku yang warna bulunya cokelat.
Sambil berendam aku mengingat kata-kata pelayan semalam, di dunia ini ada yang namanya energi sihir. Namun energi ini sihir bukan berasal dari manusia, kurcaci apa lagi monster. Energi sihir ini berasal dari sebuah alat bernama turbin. Energi sihir ini mirip dengan energi listirk di bumi.
Turbin ini adalah alat penyerap energi alam dan mengubahnya menjadi energi Sihir dan di simpan di baterai, kalau di sini namanya Spirit Stone. Penggunakan sihir di sini mirip dengan listrik di bumi, namun kegunaannya lebih mudah dan banyak sihir dari pada listrik di bumi.
Spirit Stone ini mempunyai warna hijau muda, bentuknya seperti bola kelereng, Spirit Stone ini sangat berguna buat apa saja misalnya menyalakan lampu, memperkuat senjata, armor, dan masih banyak lagi. Spirit Stone ini juga di jadikan alat pembayaran setelah koin.
"Satu Spirit Stone harganya 100 koin, gila mahalnya, nyewa penginapan plus wanita penghibur aja cuma 5 koin semalam sampai ceweknya pingsan..." Aku.
Aku pun menyudahi berendamku, bilas air bersih tak lupa menyuci baju, sepatu dan tasku yang isinya cuma koin aja, ada sisa 190 koin di tasku. Setelah mencuci aku nggak perlu repot menjemur bajunya karena di kibas-kibaskan saja baju ini langsung kering dan bisa di pakai lagi. Kancut, kaos singlet warna abu-abu, dan celana kolor warna cokelat aku pakai.
Dengan tas aku cangklong, dan tongkat kayu spiritualku, sudah waktunya cek out. Keluar kamar ada koridor dengan kanan kiri pintu-pintu kamar penginapan, aku berjalan ke arah meja pelayan. Yang menjaga kebetulan cewek yang menemaniku tidur semalam, sampai ia pingsan, saat aku dekati wajahnya memerah malu.
"Hai mbak cantik, masih capek?" Aku.
"Sedikit tuan kecil, masih agak ngilu" Mbak Pelayan.
"Maaf ya mbak, kalau semalam aku beringas, tapi jujur aku puas" Aku.
"Tak masalah tuan kecil, saya juga sangat puas banget bahkan sampai pingsan" Mbak Pelayan.
"Ya sudah mbak, aku pergi dulu..." Aku.
"Terima kasih tuan kecil" Mbak Pelayan.
Mbak pelayan itu adalah budak manusia, di kerajaan Underland ini memang manusia selalu di jadikan budak. Namun budak di sini tidak seseram apa yang di gambarkan di novel-novel. Budak di sini juga di hormati dan bahkan menjadi favorit atau bahasa kasarnya menjadi barang berharga.
Kata mbak pelayan, ras monster dan manusia nggak akur selalu saja sering perang, dan ras Kurcaci berada di posisi netral. Suku Waroch ini adalah salah satu dari sekian banyak desa-desa monster di luar ibukota kerajaan Underland, mereka ramah kayak manusia di bumi. Mungkin hal ini karena aku adalah Kurcaci.
Ras monster adalah mahluk yang punya akal sehat, dan kecerdasan sama seperti manusia, ada 6 spesies di kerajaan Undrland ini yaitu Orc, Cylops, Minotaur, Lamia, Harpy, dan Arcane. Kalau punya akal sehat dan pikiran Cerdas dan bisa berkomunikasi maka bisa membuat kartu Identitas atau yang di singkat ID.
Di Suku Waroch ini hanya ada 2 spesies monster yaitu Orc yang mirip Balmond dan Cylops yang mirip manusia tapi matanya hanya satu, kesamaan Orc dan Cylops sama-sama punya badan berotot, entah wanita atau prianya. Cylops suka membuat kerajinan, tapi kalau Orc sukanya perang alias bertarung.