Liya dan Doni sampai rumah pas petang datang, mereka berdua nampak sangat berbeda dari biasanya terutama fisik mereka. Liya menjadi semakin cantik dengan bekas luka-lukanya yang menghilang, dan terpancar aura yang panas dari tubuhnya. Sedangkan Doni menjadi terlihat gagah dengan otot dan aura yang agak dingin.
"Kakak, jadi teringat dulu pas pertama datang ke suku ini..." Doni.
"Hah... Kakak malas mengingatnya dek... Terlalu nyesek buat kita. Mentang-mentang kita orang luar suku, kita berdua sering di bully dan di jadikan bahan ejekam serta karung tinju mereka" Liya.
"Sekarang mereka malah bosan sendiri, kalau sekarang ada yang berani ngejek kita lagi embhhh... Adek tantang duel..." Doni.
"Jangan dek... Kakak nggak enak sama kepala suku. Kita udah numpang di suku ini..." Liya.
"Tapi kakak harus ingat, kita di sini juga bisa di bilang nggak gratis kan?" Doni.
"Tentu saja, kepala suku punya utang budi sama orang tua kita yang sudah meninggal. Tapi secepatnya kita harus pergi dari sini dek... Cup... Emuachhhh..." Liya.
"Adek setuju sama kak Emuchhhh... Adek pengen ke dunia luar, menjelajah sambil berpetualang..." Doni.
"Kakak juga sama kayak adek... Kita bisa berkunjung ke kota-kota besar..." Liya.
*Tok... Tok... Tok...*
Saat Liya dan Doni sedang asik mengobrol sambil sesekali berciuman bibir, ada ketukan di pintu. Saat Liya membuka pintu ternyata yang datang adalah kepala suku bersama istrinya. Garan dan Bety datant berkunjung ke rumah Liya dan dan Doni sambil membawa bungkusan entah apa isinya.
"Kalian berdua sedang ngobrol santai ya?" Garan.
"Ehhhh... Iya Chief, silahkan duduk" Liya.
"Rumah ini cukup terawat dan rapi" Bety.
"Silahkan duduk juga nyonya Bety, saya akan mengambil minum" Liya.
"Nggak usah Liya, aku dan istriku baru saja makan malam kok, duduklah..." Garan.
"Iya Chief, ada apa Chief dan nyonya datang ke rumah ini?" Liya.
"Begini Liya dan Doni, perjanjianku dengan orang tuamu dahulu untuk mengurusmu dan boleh tinggal di suku hanya sampai saat kalian menjadi kultivator, dan aku lihat kalian sudah berhasil..." Garan.
"Ini semua berkat latihan yang di ajari Chief" Liya.
"Aku sudah tidak punya ajaran lagi untuk kalian berdua, meski terkesan mengusir tapi kalian jangan salah sangka. Sudah waktunya kalian berdua ke dunia luar, menentukan jalan hidup kalian berdua" Garan.
"Iya Chief... Saya dan adik saya juga masih ingat kok, kita bisa tinggal di suku ini hanya sampai menjadi kultivator, terima kasih atas semuanya Chief dan nyonya, kami berdua tidak bisa membalas apa-apa..." Liya.
"Aku dan suamiku tidak selamanya menahan kalian di suku kecil ini, sama seperti remaja lain mereka malah sudah pada berangkat kemarin untuk berpetualang mencari pengalaman mereka" Bety.
"Kalian berdua sudah berkemas?" Garan.
"Sudah Chief... Saya dan adik saya sudah bersiap-siap dari kemarin kok" Liya.
"Ya sudah ayo aku antar kalian ke atas" Garan.
Liya menghampiri adiknya yang sedang mengemas barang-barang kepunyaan mereka berdua ke dalam tas ajaibnya. Doni memakai celana pendek, kaos singlet, sepatu dan belati. Sedangkan Liya memakai baju swimsuit, sepatu dan panah. Mereka bedua keluar rumah dan di luar suku sudah ada raja Dragon yang akan mengantar mereka pergi.