***Dua Tahun Kemudian**
Elis sudah naik level menjadi kopral sekarang namun ia tengah Elis hamil. Sekarang kandungan Elis sudah 4 bulan lebih perutnya semakin buncit. Elis sementara sedang belajar medis sejak ia hamil, aku tak membolehkan ia berpetualang bersamaku. Elis menjadi semakin manja padaku, tiap kali di rumah ia selalu telanjang bulat. Perut buncitnya entah kenapa membuat ia tambah seksi.
Pagi ini Elis dan aku tengah mandi bersama setelah kami sarapan bersama, tentu Elislah yang masak. Dengan hanya memakai celemek saja tadi Elis memasak sarapan pagi sambil menggodaku dengan menggoyangkan pantatnya yang semok. Berat badan Elis bertambah saat hamil sekarang ini akibat nafsu makanya yang tinggi membuatnya menjadi montok dan seksi sekali.
*Blesh...*
"Ahhhh... Sayang embhhh... masukin sampai mentok ahhhh..." Elis.
"Pagi-pagi kok udah minta ngentot sih sayang? Semalam kamu nyampe lemes banget lho... Ahhhh... Sempitnya..." Aku.
"Lagi ngidam kamu sayang, uhhh... Nggak tau kenapa memek aku gatal terus lihat kamu ohhhh... Dorong pelan-pelan sayang ahhhh..." Elis.
"Mumpung kita berdua libur aku mau ngentot memek dan mulut kamu sepuasnya shhhh... Ahhhh..." Aku
*Plak...*
"Ahhhh... Enak... Aduhhh... Uhhhh... Memek aku penuh sesak ahhhhh...." Elis.
Keluar dari kamar mandi aku dan Elis berjalan tertaih sampai ke sofa ruang tamu. Dengan mengenakan handuk melilit rambutnya, Elis duduk di pahaku dengan posisi membelakangiku, aku memeluknya sambil mengelus-elus perut buncitnya dengan tangan kananku, lalu tangan kiriku mengusap-usap payudara kiri Elis yang semakin besar dan montok. Puting yang dulunya pink kini warnanya merah merona juga semakin besar ukurannya.
"Rasanya gimana sih sayang? memek kamu kalau pas aku entot kayak gini?" Aku.
"Uenak banget sayang... Usiaku udah 26 tahun lebih dan lagi tinggi-tinggunya nafsuku apa lagi hamil pertama, setiap hari bisa ngentot nggak khawatir menstruasi embhhh... Kontol kamu jangan di gerak-gerakin ahhhh..." Elis.
"Hehehe... Habis sempit banget sih memek kamu, aku suka deh ngentotin kamu pas lagi hamil begini" Aku.
"Jadi inget sama Vana dan Bianca juga sayang, mereka juga pengen punya anak apalagi si Vana udah ngebet banget" Elis.
"Lho katanya udah sembuh oprasi ganti kelaminya si Bianca itu?" Aku.
"Iya sih, tapi kata dokter kelamin Bianca itu cuma berubah wujud aja jadi batang kontol, untuk menghasilkan sperma nggak mungkin" Elis.
"Ohhh... Aku paham jadi cuma ganti bentuk aja ya? Kalau fungsinya masih sama kayak memek?" Aku.
"Bener sayang, dan kalau lagi menstruasi jadi repot deh, kata Bianca rasa perih di perutnya sama" Elis.
"Jadi si Bianca itu nggak punya biji peler ya?" Aku.
"He'emhhh... Ahhhh... Jadi pengen ngemut biji peler punya kamu sayang, ahhhh..." Elis.
"Nanti aja sayang, di pegang aja sambil di gerakin pantatnya, uhhh... Badan kamu jadi montok gini ahhhh... Enak sayang" Aku.
"Ahhhh... Ahhhh... Embhhh... Kontol kamu emang paling mantap sayang ahhhhh... Enaknya uhhhh..." Elis.
Aku berbaring santai di sofa sambil merasakan jepitan memek Elis kekasihku yang sedang bergerak maju mundur pelan-pelan. Karen perut buncitnya, Elis tak bisa bergerak mengurut batang kontolku dengan cepat. Ku bantu Elis mencapai kenikmatan tertingginya dengan meremas-remas payudara besarnya yang montok, elastis dan lembut di telapak tanganku.