Aku menyewa kamar penginapan untuk sehari semalan dan juga makanan yang banyak untuk kami bertiga. Setelah masuk kamar, kami makan malam bersama untuk pertama kalinya buat Yuko juga. Ia masih malu-malu saat makan bersama sampai selesai. Aku duduk di sofa sambil melihat Hana yang melepas jubahnya. Yuko yang melihat Hana telanjang bulat pun kaget.
"Yuko kemarilah duduk di sampingku, biarkan saja Hana" Aku.
"I-iya" Yuko.
"Namaku Ken, dan yang hobinya telanjang itu Hana, lepaskan juga bajumu ya? Aku mau ngetes tubuhmu terutama memekmu" Aku.
"Ken Emuachhh... Ohhh ya salam kenal Yuko aku selir pertama Ken, kau nggak boleh lagi pake baju mulai sekarang, pakailah jubah sepertiku, iya kan Ken sayang?" Hana.
"Itu ide yang bagus Hana Muachhh... Dari pada kau cerewet lagi, mending kulum kontolku" Aku.
*Clup... Clup...*
"Embrghhh... Embhhh..." Hana.
"Baiklah Ken, aku Yuko akan selalu menjadi selirmu, ternyata kau tampan sekali" Yuko.
"Buanglah bajumu itu Yuko, Hana kau bawah jubah berapa?" Aku.
"Slurup... Clup... Much... Cup... Aku bawa 3 Embhh... Slurup..." Hana.
Yuko berdiri menunduk malu-malu awalnya tapi saat melihat batang kontolku ia semakin memerah pipinya menatap terus ke arah batang kontolku yang mulai di jilati lidah Hana. Tangan Yuko melepas bajunya sampai ia telanjang bulat, badanya yang langsing, kulit kuning langsat, rambut pirang panjangnya sepantat dan toketnya yang ranum dan besar lebih besar sedikit dari toket Hana.
"Kau itu cantik sekali Yuko, kenapa kau menjadi hadiah quest?" Aku.
"Kata mereka juga begitu, tapi aku bukan keluarga sah mereka, jadi saat adikku sakit parah karena penyakit aku yang di korbankan, tapi aku justru malah bersyukur bisa lepas dari keluarga itu" Yuko.
"Adikmu?" Aku.
"Iya bukan adik kandungku sih, tapi aku sayang sama dia, dan aku nggak mau nginget tentang keluarga itu, karena aku akan mulai hidup kembali bersamamu" Yuko.
"Kau tahu aku bukan pria yang baik" Aku.
"Tak masalah asal kau tak memutus hubungan, keadaan apapun aku tetap sebagai selirmu" Yuko.
"Jadi kau itu bisa di bilang nggak betah tinggal sama keluarga asalmu?" Aku.
"Iya Ken, sudah sejak kecil aku kayak di penjara di kastil itu, kau tahu kan Elf sepertiku suka berpetualang? Ini sudah naluriku sebagai Elf" Yuko.
"Jadi kau nggak terpaksa kan, jadi selirku?" Aku.
"Nggak Ken, aku malah seneng kok" Yuko.
Yuko tersenyum manis dan cantik dan sudah nggak malu-malu lagi, sambil ngobrol sama Yuko tak lupa aku mengelus-elus pantatnya karen Yuko berdiri di samping kiriku yang duduk di sofa. Hana masih sibuk mengemut kepala kontolku sedari tadi, kini Hana tengah menjilati biji pelerku sambil di kecup-kecupnya.
"Kau mau Yuko?" Aku.
"Iya mau, katanya kontol itu enak" Yuko.
"Sini Yuko gabung sama aku slurup... Kontolnya Ken emang enak slurup..." Hana.
Aku pun pindah naik ke ranjang dan berbaring di ikuti Yuko dan Hana. Mereka berdua sudah telanjang bulat di samping kanan dan kiriku duduk menggenggam batang kontolku yang panjang. Pahaku di buka lebar oleh Hana dan di ganjal bantal, lalu aku pun menekuk kakiku seperti wanita melahirkan. Hana berposisi dengan wajahnya pas depan pelerku, sementara Yuko tetap di samping menghadap batang kontolku wajahnya.