Pematang sawah nampak hijau seperti karpet yang di gelar, tanaman padi subur hampir berbenih. Di ujung pojok sawah ada sebuah gubug yang nampak usang namun gubug itu tertutup rapat ada sebuah pintu yang tak ada daun pintunya. Gubug itu ternyata ada orang di dalamnya.
Memasuki gubug ada seoarang wanita dewasa yang sangat cantik berbadan montok berkulit putih dan teteknya besar agak bulat. Wanita dewasa itu memakai kain namun pas bagian selangkangannya tersingkap. Dengan posisi ngangkang terlihatlah memeknya yang basah kuyub.
Melihat lebih dekat lagi memek wanita dewasa itu basah kuyub cairan lendir yang bercampur dengan cairan putih susu. Cairan putih susu itu nampak meleleh keluar dari lubang sempit memek wanita dewasa itu yang terengah-engah duduk sambil ngangkang.
Di depan wanita dewasa itu ada anak remaja yang berdiri dengan lututnya juga sama-sama terengah-engah. Anak remaja nan tampan berbada tegap dan punya otot itu sedang takjub melihat memek di depannya yang membuat matanya silau akan keindahan memek tersebut.
Wanita dewasa itu mengambil kain bersih lalu ia mengelap memeknya dari cairan lendir yang meleleh sampai ke anusnya. Setelah bersih ia tersenyum langsung meraih paha anak remaja yang masih linglung. Wajah cantiknya tersenyum menatap batang kontol yang basah dan ngaceng milik anak remaja di depannya.
"Ngentot sama emak emang enak banget uhhhhh... Memeknya Sumi bikin Somad ketagihan"
"Sama emak juga ketagihan di entot kontol kamu nak"
Ternyata wanita dewasa tersebut bernama Sumi seorang ibu yang masih terlihat muda dan segar penampilannya. Dan anak remaja di depannya adalah anak kandung Sumi yang bernama Somad, mereka berdua terlihat berantakan dengan telanjang bulat, badan mereka penuh dengan keringat. Ibu dan anak tersebut memadu cinta di gubug sawah yang indah dan sejuk hawanya.
"Pulang yuk mak udah sore banget ini" Somad.
"Sebentar ya nak, mami bersihin dulu memek emak, sini kontol kamu juga uhhhhh.... Gedenya" Sumi.
"Kapan mak Somad bebas ngentotin memek emak?" Somad.
"Sebentar lagi nak, racun di badan si tua bangka itu udah bekerja tinggal nunggu hari kita berdua bebas mau ngentot kapan saja nak emuachhhh... Embhhhh... Emak nggak sabar nak" Sumi.
"Sama mak, Somad juga nggak sabar nunggu si tua bangka itu cepet mati... rencana emak emang bagus hehehe..." Somad.
Sambil mengelap memeknya, Sumi menjilati kontolnya anaknya yang belepotan cairan memeknya. Sumi terlihat asik mengemut kontol anaknya tersebut sampai membuat Somad meringis keenakan. Somad pun memaju mundurkan pinggulnya agar kontolnya semakin enak saat di kulum mulut ibunya.
Sumi melepaskan kontol anaknya yang sudah bersih lalu menaikkan ke atas agat biji pelernya bisa Sumi jilat-jilat. Lidah Sumi begitu nakal dan liar menjilat biji peler anaknya memakai lidahnya, tak hanya menjilat namun Sumi juga mengemut biji pelernya dengan penuh kelembutan.
"Udahan yuk mak?" Somad.
Sumi mengangguk masih dengan mengemut kontol anaknya, Sumi memasukkan kontol itu sampai mentok lalu menariknya pelan-pelan sampai tinggal kepala kontolnya saja yang berada di mulut Sumi, ia menghisap agak kuat sampai terlepas. Dengan enggan Sumi melepaskan kontol itu lalu ia memakai lilitan kain ke tubuhnya, begitu juga Somad.
"Ayo nak kita pulang emuachhh..." Sumi.
"Mak nanti di lihat orang lho..." Somad.
"Tenang nak, udah hampir petang ini nggak ada yang bakalan lihat emak pegang kontolmu" Sumi.
"Emak nakal banget ihhhh..." Somad.
Hari sudah petang ketika Sumi dan Saomad sampai di rumah, Sumi langsung sibuk mengurus suaminya di bantu anaknya, suamiya itu yang sudah lumpuh dan tak bisa apa-apa. Sumi dan Somad seperti istri dan anak yang berbakti kepada suaminya itu tetapi di belakanya Sumi, Somad sedang asik menelusupkan tangannya ke buah dada Sumi.