***6 Bulan Kemudian**
Elis masih bertahan di rumah mewahnya namun kini penghuninya sudah ganti, sekarang di rumahnya ada Juki dan Susi. Wajah Elis kini terlihat berbeda ia menjadi nampak lebih muda dan ceria. Elis sekarang juga lebih bersemangat bekerja menjadi kepala sekolah dan bahkan menjadi yang terbaik di daerahnya.
Susi juga semakin cantik karena rajin ke salon bersama dengan Elis, kedua wanita dewasa tersebut bersaing. Susi masih menjadi dosen di sebuah kampus, dan sekarang ia menjadi dosen terbaik di kampusnya. Elis dan Susi kini merasakan bahagia di hidup mereka yang serba rumit jalan ceritanya.
Juki masih menjadi sopir angkot namun kini angkotnya sudah bagus, ada audio dan ACnya, tempat duduknya juga empuk dan nyaman. Banyak pelanggan ibu-ibu muda yang selalu boking angkot si Juki tersebut. Sekarang Juki nggak narik angkot di jalanan karena saking banyaknya yang boking angkotnya.
Ketiga orang tersebut tinggal satu rumah, setiap hari senin sampai jumat mereka sibuk bekerja. Tapi kalau hari sabtu dan minggu mereka selalu di rumah, dan Juki selalu semangat bercinta dengan bibi cantiknya yaitu Susi dan mantan kepala sekolahnya yaitu Elis.
Jika Susi berparas cantik keibuan, langsing dan kecil payudaranya, tapi kalau Elis berparas manis dan nakal, badanya super montok dengan payudara pepayanya yang besar. Juki selalu senang merawat dan memanjakan kedua wanita dewasa itu dengan penisnya yang semakin besar dan panjang.
Hari ini adalah hari jumat, Juki libur ngangkotnya ia sedang menjemput Elis di sekolah atau tempat kerjanya. Juki berjalan santai menuju ruang kepala sekolah ada Elis di dalamnya yang tersenyum nakal melihat Juki datang. Elis pun pulang bersama Juki dengan angkot mewahnya.
"Bu, buka bajunya dong" Juki.
"Iya Juk, ibu sekarang udah terbiasa telanjang bulat" Elis.
"Hehehe... Ibu manis banget, sini buk naik ke paha Juki, kontol Juki pengen memek ibu" Elis.
Elis pun mengangguk dan naik ke paha Juki, penis Juki masuk ke dalam lubang vaginanya dengan mudah. Meski vagina Elis nggak sesempit punya bibi cantiknya tapi vagina Elis bisa meremas-remas penis Juki menjadikan kenikmatan tersendiri bagi Juki. Setelah penis Juki menemukan tempat hangat yaitu vagina Elis, mereka pun berangkat pulang.
Sampai di rumah Elis turun duluan dan menunggingkan pantatnya, Juki ikut keluar mobil yang terparkir di garasi lalu memegang pantat Elis dan memasukkan penisnya ke lubang vagina Elis. Dengan hentakkan keras Juki dan Elis merem melek matanya karena sama-sama keenakan.
"Ouchhhhh... Memek ibu enak embhhhh..." Juki.
"Ahhhhhh... Ahhhhhh..." Elis.
Juki mendorong Elis mereka berdua pun berjalan masuk ke ruang tamu dengan berjalan sambil mendesah. Juki keasikan sendiri menggenjot vagina Elis yang bisa meremas-remas penisnya membuat Juki semakin keras menggenjot vagina Elis. Akhirnya Elis berdiri memegang sandaran Sofa sambil berdiri menikmati genjotan penis Juki di lubang vaginanya.
Elis sebenarnya lelah dan capek sehabis kerja ia ingin sekali berbaring di tempat tidur namun Juki membuat vaginanya keenakan terus menerus. Rasa lelah Elis hilang seketika di gantikan nafsu birahi yang sangat tinggi. Payudara dan putingnya menjadi sangat sensitif dan Juki senang meremas-remasnya.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
"Ahhhhh... Ahhhhh... Embhhhh... Embhhhh... Arghhhhhh..." Elis.
"Ibu capek ya? Bentar ya kontol Juki belum puas ahhhhhh... Memek ibu enak banget bisa remas-remas kontol Juki uhhhh..." Juki.
Elis berjalan lagi karena Juki menggenjot lubang vaginanya terus menerus tanpa henti, Elis dan Juki sampai di kamar mereka pas di pintu masuk. Elis memegang kusen jendela menahan desahan dan vaginanya yang mau muncrat. Juki langsung menggenjot vagina Elis dengan gila, keras kuat dan cepat.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*
"Arghhhhhh... Arghhhhhhh..." Elis.
Juki berhenti menggerakkan penisnya saat Elis berbaring telungkup kelelahan setelah orgasmenya yang dahsyat. Juki menyelimuti mantan kepala sekolahnya itu dengan selimut yang hangat. Juki keluar kamar karena bibinya sudah pulang, bibinya itu tengah melepas bajunya dan menaruh di gantungan baju.
"Bibi sudah pulang yay... Juki kangen banget sama memek bibi" Juki.
"Sebentar Juki arghhhhhh..." Susi.
*Blesh... Plak...*
"Embrghhhhh... Bibi belum mandi sayang badan bibi bau uhhhhh... Ahhhhh..." Susi.
"Bibi nggak usah mandi sudah cantik kok, Juki suka bau badan bibi ouchhhhh... Memek bibi sempit banget bi arghhhhh... Beda banget sama memeknya bu Elis ouchhhhh..." Juki.
Susi pasrah vaginanya di genjot penis Juki yang bertambah besar dan panjang saja membuat Susi panas dingin karena nafsu birahi. Juki menggendong bibi cantiknya berjalan sambil menggenjot vaginanya ke ruang santai. Juki membaringkan bibi cantiknya sambil mencium bibir tipisnya.
"Emuachhhh... Bibi berantakan sayang ouchhhhh..." Susi.
"Emuachhhh... Justru itu kontol Juki makin nggal tahan bi arghhhh... Enaknya memek bibi" Juki.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
Susi menahan desahan sambil merangkul leher Juki menatap sayu, vaginanya basah lendir membuat licin penis Juki. Susi keenakan meski badannya lelah habis kerja mengajar di fakultasnya. Namun penis Juki menjadi obat bagi Susi karena saking nikmatnya penis Juki.
*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*
"Arghhhhhhh... Enak banget Juki ouchhhhh..." Susi.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
Juki tak berhenti malah semakin giat menggenjot vagina bibi cantiknya yang muncrat cairan orgasme membashi penisnya. Juki terus memompa vagina bibi cantiknya sampai penisnya tak tahan lagi. Buru-buru Juki mencabut penis dari vagina Susi dan beranjak memasukkan ke dalam mulut Susi.
*Crot... Crot... Crot... Crot... Crot...*
"Arghhhhhh... Bibi enak banget embhhhh... Isep kontol Juki sampai mentok bi ouchhhhhh..." Juki.
*Clup... Clup... Clup... Clup... Clup...*
Susi menelan sperma Juki yang banyak dan kental, lalu mengemut penis Juki sampai mentok. Susi sangat heran karena penis Juki masih ngaceng keras ketika keluar dari mulutnya padahal baru saja ejakulasi. Susi terengah-engah kelelahan di depan penis Juki yang kini bersih, Susi menjilati biji pelernya.
"Slurup... Kontol kamu emang nggak ada puasnya Juki slurup..." Susi.
"Juki sayang banget sama bibi, emuachhhh... Ayo bi kita ngentot lagi, kontol Juki masih ngaceng" Juki.
"Di kamar ya sayang? Arghhhhhhh..." Susi.
*Bleshhhh... Plak....*
"Iya bibi emuachhhhh..." Juki.
Juki menggendong bibi cantiknya ke kamar, sampai di kamar Juki semakin gila menggenjot vagina Susi sampai vagina Susi muncrat berkali-kali. Susi pun tertidur karena saking lelahnya membuat Juki merengut kesal. Juki mencabut penisnya lalu melihat Elis yang berbaring mengangkang sudah nggak selimutan lagi.
Juki memasukkan penisnya ke vagina Elis dan menggenjotnya dengan gila, Elis menjadi bangun dan mendesah manja merangkul leher Juki. Payudara Elis di remas-remas sedemikian rupa oleh tangan Juki sampai Elis akan muncrat vaginanya, sekuat tenaga Elis menahannya.
*Plak... Plak... Plak... Plak... Plak...*
"Ahhhhhh... Embhhhh... Memek ibu udah nggak kuat lagi Juki ouchhhhhh..." Elis.
*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*
"Sama bu, Kontol Juki juga mau crot arghhhhhh...." Juki.
*Crot... Crot... Crot... Crot... Crot...*
Akhirnya Juki lemas terjatuh di pelukan Elis yang berbadan super montok. Juki turun dari badan Elis dan berbaring di tengah-tengahnya. Susi dan Elis memeluk Juki dengan posisi miring sambil Susi menggenggam penis Juki, sedangkan Elis menggenggam biji peler Juki meremasnya lembut sekali.