***Sebulan Kemudian**
Hari ini adalah hari di mana aku menikah dengan Mila, hatiku sudah mantap dengannnya. Mila sekarang sudah hamil usianya 3 minggu dan tentu saja aku bahagia, begitu juga dengan mami dan mama Risa. Aku sudah siap dengan gaun putihku, dan cadar, dengan mami menemaniku berjalan sampai di tempat Mila menungguku.
Mila yang melamarku otomatis aku yang di persuntingnya, saat aku melihat dari jauh gadisku itu hanya mengenakan bikini serta kerudung pengantin saja. Pernikahanku dan Mila di selenggarakan di rumahnya Mila sendiri dengan tamu undangan dari keluargaku dan keluarga Mila. Tak banyak mengundang aslinya, tapi yang datang hampir memenuhi kursi yang di sediakan.
Akhirnya aku sampai di mimbar, aku dan Mila berhadapan, di bimbing seorang penghulu Mila mengucapkan janji pernikahan, dan aku juga sama. Usai mengucapkan janji, Mila mencium bibirku dengan lembut. Mungkin inilah rasanya jatuh cinta, mungkin saat ini aku sedang mengalaminya. Entahlah, aku sendiri masih tak percaya dengan cinta tapi tetap menikah dengan Mila.
Aku sendiri bingung namun aku sangat menyayangi Mila, di tambah ada calon bayi di rahimnya. Menikah muda tak masalah bagiku, karena Mila cuma aku anggap sebagai gadis yang aku miliki sama halnya dengan Fara. Pernikahan ini bertujuan kepada siapa saja agar tidak mendekati gadisku. Hanya butuh waktu saja Fara pasti juga ikut jejaknya Mila.
Di dunia ini hanya mamiku saja yang aku percaya, karena sejahatnya mami dia tak akan menghianatiku. Aku memutuskan dalam hidup tak akan percaya yang namanya cinta. Dengan adanya Mila hidupku tak akan kesepian lagi, aku bisa melupakan masa-masa lalu kelam dalam hidupku, dari mulai pembulian pas aku kecil sampai penculikan yang aku alami dulu.
Pernikahan senderhana tapi berkesan karena yang menikah sama-sama perempuan. Tapi meski fisikku cantik seperti ini, di KTPku tetaplah laki-laki, sehingga nggak menimbulkan masalah, toh ada juga kasus atlit voli timnas yang dulunya cewek sekarang menjadi cowok. Usai acara habis, tamu undagan pun memberi selamat padaku dan mereka langsung pulang.
Mila menggandeng tanganku masuk ke mobil mewahnya, ia membawaku ke sebuah rumah yang mewah nggak jauh dari bengkelku. Aku dan Mila duduk di kursi penumpang, saat aku melihat siapa yang nyetir ternyata dia adalah Fara. Langsung saja aku mencium bibir dan keningnya. Kata Mila, Fara juga akan tinggal di rumah mewah. Dan benar saja aku sampai di rumah mewah dan ini akan menjadi rumahku.
"Baby... Selamat ya? Sebentar lagi aku bakalan nyusul... Aku juga pengen menikah sama kamu, bosen aku di jodoh-jodohin sama keluarga aku..." Fara.
"Atur aja Ra... Yang penting kalian berdua tetap sama, kalian berdua adalah milikku..." Aku.
"Cuphhh... Iya sayang..." Mila.