EP. 5. See You Again
********
Sore harinya, Langit bersiap-siap untuk pulang dengan menenteng tas kerjanya. Dia menyandarkan tubuhnya pada dinding lift sambil sesekali menguap, pekerjaannya hari ini benar-benar menguras tenaganya.
Langit kembali menegakkan tubuhnya begitu pintu lift terbuka. Dia tertegun saat melihat gadis yang kini berdiri di hadapannya. Gadis itu tampil semi formal dengan memadukan blazzer merah muda dan t-shirt, trousers serta mule shoes warna senada. Shien.
Langit mengerjap-erjapkan matanya. Gadis yang tadi siang dia lihat tampil nyentrik kini berubah lagi. Benar, Langit tidak salah. Wajah gadis ini tidak berubah, tapi kenapa penampilannya berubah-ubah?
"Dia kenapa? Cacingan?" Shien bertanya-tanya dalam hatinya melihat sikap aneh Langit. Tak terlalu mempedulikannya, Shien kemudian dengan cuek masuk ke dalam lift.
Langit menatapnya takjub, pandangannya terus bergerak mengawasi Shien yang kini berdiri tepat di sampingnya. Shien merasakan tatapan itu, tapi sebisa mungkin mengacuhkannya.
Gadis itu lantas menyandarkan punggungnya pada dinding lift dengan pandangan lurus menatap pintu lift yang perlahan menutup, untuk kemudian bergerak turun menuju lantai paling dasar rumah sakit ini.
"Dia orang yang sama atau bukan, ya?" Gumam Langit dalam hati. Matanya memicing, menyoroti penampilan Shien dari ujung kepala hingga kaki. Terbersit dalam pikirannya untuk menarik rambut gadis itu, tapi ini di dalam lift. Langit tidak ingin perbuatan konyolnya terekam CCTV.
Shien yang merasakan Langit terus memperhatikannya, lama-kelamaan menjadi risih. Sekelebat bayangan seorang gadis diperkosa di dalam lift yang pernah dia lihat di beberapa saluran berita melintas di kepalanya. Shien bergidik ngeri mengingat itu.
Menggelengkan kepala, dengan segera Shien menepis pikiran buruknya. Dia berusaha membuat dirinya setenang mungkin walaupun kini jantungnya mulai berdegup cepat, bukan karena serangan jantung, tapi dia sedikit ketakutan dengan laki-laki yang berdiri di sampingnya ini. Tidak salah Shien berprasangka buruk jika Langit terus menyorotinya seolah dia sedang ditelanjangi.
Lantas dengan tubuh gemetar, Shien menegakkan tubuhnya. Dia memutuskan untuk turun saja meski lift belum membawa Shien ke lantai tujuannya.
Jari telunjuk Shien terulur untuk menekan tomol open, namun belum sempat telunjuknya menyentuh tombol itu, lift tiba-tiba berguncang hingga membuat tubuhnya terhuyung ke belakang, beruntung dia masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
Shien sedikit panik tatkala lampu di dalam lift berkedip-kedip, menyala-mati beberapa menit untuk kemudian lift berhenti bergerak. Namun, beberapa detik setelahnya lampu kembali menyala.
Langit yang juga merasa panik lantas bergegas menekan tombol darurat untuk memanggil operator lift. Dia kemudian berbicara dan mengatakan bahwa dua orang terjebak di dalam lift dan meminta agar tim penyelamat segera menolong mereka.
"Mau ngapain?" Tanya Langit saat melihat Shien memegang sebelah sepatu di tangannya hendak memukul pintu lift.
Jelas saja, Shien ingin segera keluar dari lift, dia tidak ingin terjebak bersama laki-laki mesum yang ada di sampingnya ini. Apapun akan dia lakukan yang penting pintu lift terbuka, termasuk mendobraknya kalau dia mampu.
"Tenang aja, tim penyelamat di rumah sakit ini bener-bener tanggap." Lanjut Langit menenangkan, seolah tahu apa yang akan dilakukan Shien.
Sejenak Shien terdiam, manatap dalam-dalam mata Langit untuk menyelisik apakah laki-laki ini benar-benar sedang menenangkannya atau ada bermaksud jahat. Tapi jika dilihat dari wajahnya, Shien sangsi kalau laki-laki ini akan berbuat jahat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO IN LOVE [END]
RomanceHi, Readers. Kisah ini adalah Spin Off dari STILL IN LOVE. Yang suka baca jangan dilewat satu part pun, yes. Aku lebih suka orang yang baca ceritaku daripada sekedar vote. Thanks, all. ******** "Dia adalah gadis pertama yang tidak mau menerima ulur...