110. Together, Forever (END)

2.2K 61 10
                                    

EP. 110. Together, Forever (END)

CHECK PROFIL AKU, ADA CERITA BARU SEKUELNYA MENJADI DIA YAITU REWRITE THE STARS.

Sebelumnya, aku mau ngucapin banyak-banyak terima kasih sama kalian yang udah mau baca cerita ini. Seneng banget akutuh kalau ada yang mau baca.

Sama yang udah ngasih vote juga. Padahal, aku gak terlalu ngarepin itu. Tapi thank you so much all. Itu mungkin bentuk apresiasi kalian sama cerita ini.

Pokoknya udah ada yang baca aja aku seneng banget. Makasih banyak-banyak sekali lagi sama kalian yang udah ngikutin cerita ini dari awal sampai akhir.

Udah sampai di akhir cerita. Aku harap kalian ninggalin review dong di kolom komentar mengenai cerita ini. Mau komen yang jelek-jelek juga gak apa-apa. Tapi gak maksa sih. Hehe.

Enjoy. It's the end.

********

"Langit, wajah anak kita mirip siapa?" Tanya Shien setelah kepergian Dokter Alice dan Mama yang ikut keluar entah mau ke mana.

Langit terdiam sambil nyengir kaku, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, membuat Shien yang melihatnya mengernyitkan kening tak mengerti.

"Lang, ihh." Tegur Shien karena suaminya itu malah terdiam sambil cengar-cengir tidak jelas.

"Aku gak tahu, Shi." Cicit Langit memandang Shien takut-takut.

"Lho, kok gitu?" Kening Shien semakin terlipat dalam.

"Aku belum sempat lihat mereka, Shi. Dari semalem aku nemenin kamu, yang ada di pikiran aku cuma kamu, aku gak bisa mikirin yang lain." Jelas Langit terus terang.

Shien langsung melemparinya dengan tatapan garang. "Jadi kamu udah nelantarin anak kita?"

"Ya gak gitu juga, Shi. Anak-anak ditemenin sama Mama-Papa, kok." Langit bingung bagaimana harus menjawabnya.

"Ya tapi kamu Papanya. Papa mereka, Lang." Sambar Shien sengit.

Menghembuskan napas pelan, Langit lantas duduk di tepi ranjang Shien, lalu menggengggam tangannya.

"Maaf, Shi, kamu jangan marah. Jujur, aku gak bisa mikirin apa-apa tadi malam. Aku khawatir banget sama kamu, aku bener-bener takut lihat kamu yang tiba-tiba gak sadarkan diri dan kritis." Tutur Langit dengan tatapan memelas.

"Kamu itu dunia aku, alasan di semua hal terbaik dalam hidup aku. Jadi waktu aku lihat kamu berada di titik terlemah kamu, aku gak bisa berbuat apa-apa, Shi. Dunia aku kayak berhenti gitu aja."

Melihat Langit yang berkaca-kaca, rasa kesal yang semula menyelimuti hati Shien mendadak berubah mellow. Dia kemudian menarik tubuh Langit ke dalam dekapannya.

"Maaf, Shi. Aku gak bermaksud nelantarin anak-anak kita." Langit meredam isakan tangisnya dengan membenamkan wajahnya dalam-dalam ke bahu Shien.

Sementara Shien sendiri mengelus-elus lembut kepala Langit, sesekali diciuminya.

"Aku yang minta maaf. Gak seharusnya aku ngomong kayak gitu sama kamu." Shien mencium puncak kepala Langit lama-lama. Dia sadar sudah salah berbicara tanpa memikirkan perasaan Langit yang begitu menyayanginya.

"Aku cinta kamu, Shi. Pokoknya aku gak mau punya anak lagi habis ini, cukup dua aja." Ujar Langit, rasa takut itu masih menyelimuti dirinya.

Shien hanya tersenyum jengkel, lalu memukul pelan punggung Langit. "Jangan ngaco kamu. Kamu bilang habis ini mau bikin anak ketiga dan keempat?"

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang