80. Stay With Me

659 45 6
                                    

EP. 80. Stay With Me

********

Langit ingin sekali memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, tapi kemacetan di hari Minggu menahannya untuk melakukan hal itu.

Berbagai jenis umpatan keluar dari mulutnya pada semua orang yang keluar di hari Minggu. Kenapa, sih, mereka harus menghabiskan waktu libur di luar alih-alih berdiam diri di rumah dan malah menambah kepadatan lalu lintas hingga membuat kemacetan seperti ini?

Sialan.

Percuma mengendarai mobil super canggih, tapi berjalan seperti keong. Bahkan sudah hampir sepuluh menit berlalu, mobil Langit tetap diam di tempat.

Berulang kali dia membunyikan klaksonnya keras-keras, berharap kendaraan yang ada di depannya maju walau hanya beberapa senti meter.

Tidak tahukah mereka semua bahwa sekarang dia dalam misi penting? Dia harus segera meminta maaf pada gadisnya, Shien, karena sudah salah paham dan bersikap kasar.

Ahh. Shit.

Langit sangat membenci semua orang yang ada di luar saat ini, tapi lebih benci pada dirinya sendiri yang dengan mudahnya terhasut karena beberapa lembar foto.

Seandainya Langit mendengarkan penjelasan Shien saat itu, mungkin dia tidak akan melakukan hal buruk yang menyakiti hati Shien. Padahal, dia sudah bersumpah dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyakiti Shien lagi.

Tapi, Langit begitu bodoh. Sangat bodoh sampai dia mengulangi kesalahan yang sama. Dia terus menyakiti hati Shien, lagi, dan lagi.

Dan yaa. . . .

Itu sudah terlambat untuk disesali, dan Langit tidak yakin kali ini Shien akan dengan mudah memaafkannya.

Benar-benar brengsek! Langit menjambak rambutnya sendiri.

Kepadatan lalu lintas membuat Langit tiba di rumah Shien di tengah hari, nyaris jam dua belas siang. Buru-buru dia turun dari mobil dan menutup pintunya asal, bahkan tidak sampai menutup dan kuncinya masih tertinggal di dalam.

Di kepalanya saat ini adalah secepatnya menemui Shien dan meminta maaf padanya. Namun, suasana sepi yang menyambutnya begitu dia masuk ke rumah sesaat setelah asisten rumah tangga membukakan pintu untuknya.

"Silahkan duduk , Den." Ujar Bi Sumi begitu mereka tiba di ruang tamu.

"Nyariin Non Shien, ya, Den?" Tebak Bi Sumi, dia cukup tahu hubungan mereka, mengingat Langit sering datang ke rumah majikannya untuk menjemput atau bahkan berduaan di rumah dengan Shien.

Langit mengangguk. "Ada, kan, Bi?"

"Kebetulan Non Shiennya lagi pergi, Den. Ibu sama Bapak juga pergi. Di rumah hanya ada Non Shanna." Terang Bi Sumi.

"Lho, tapi tadi Tante Risa bilang Shien ada di rumah, Bi?" Sahut Langit yang teringat ucapan Tante Risa tadi.

"Iya, tadinya memang ada di rumah. Tapi Non Shien pergi beberapa jam yang lalu." Jawab Bi Sumi terus terang.

Langit terdiam sejenak sembari memandang Bi Sumi dengan tatapan menyelisik, siapa tahu dia berbohong karena diminta Shien. Tapi dari ekspresinya, tidak ada kebohongan di wajah itu.

"Kalau gitu aku pergi aja, deh, Bi." Langit siap-siap untuk beranjak.

"Lho, gak nunggu Non Shien pulang aja, Den?" Saran Bi Sumi.

"Enggak, deh, Bi. Aku langsung cari aja." Jawab Langit sambil melemparkan senyum hangatnya.

"Gak mau minum dulu?" Tanya Bi Sumi menawarkan. Langit hanya menggeleng sebagai jawaban, kemudian berlalu dari sana.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang