EP. 17. Menggali Informasi
********
Shien kembali ke kamar selepas mengantar kepergdian Langit dan Papanya. Benar-benar hari yang panjang dan melelahkan hati serta pikirannya.
Gadis itu berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan berganti pakaian. Namun, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sebuah post it tertempel pada cermin.
Bukan hanya itu, sebuah jam tangan yang tampak asing di matanya tergeletak pada permukaan meja washbasin. Tapi meski itu tampak asing, Shien tak perlu bertanya-tanya siapa pemiliknya.
"Aku tunggu besok siang di kedai kopi deket kantor kamu buat ngembaliin jam tangan aku. 😉"
~ Ayo mendekatkan diri ~
Shien meremas post it yang baru saja dibacanya itu dengan geram, lalu dilemparkannya post it tersebut ke tempat sampah. Dia berdecak tak percaya, sepertinya Langit sengaja meninggalkan jam tangannya di kamar mandi Shien untuk membuat alasan agar mereka bisa bertemu.
Shien menggeleng-gelengkan kepala ketika ucapan Langit tadi kembali berputar-putar di kepalanya. Gadis itu berusaha menepisnya. Setelah ini, dia hanya perlu menghindari Langit dan menganggap tidak pernah mendengar apapun yang dikatakan laki-laki itu tadi.
Shien berusaha memejamkan matanya ketika dia sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tapi dia malah terbayang-bayang ucapan Langit dan apa yang dilakukannya sebelum berpisah tadi.
"I fell in love with you at first sight."
Sial. Shien berusaha melupakannya, tapi dia malah semakin mengingatnya sebanyak dia berusaha menyingkirkan bayang-bayang itu.
"See you on Monday. I'll never give up, Shien."
Ungkapan perasaan serta apa yang dilakukan padanya tadi benar-benar mengganggu pikiran dan hati Shien, hingga membuatnya tak bisa memejamkan mata sama sekali sejak tadi dia berusaha untuk tertidur.
Yang Shien inginkan saat ini adalah mengistirahatkan kepalanya. Rasanya pening sekali karena isinya dipenuhi oleh laki-laki itu.
Dia terpejam, lalu membuka matanya lagi. Sesekali dia menendang selimutnya frustrasi. Shien lantas menerawang ke arah langit-langit kamar dengan tangan terlipat memeluk boneka pisang miliknya.
Pikirannya sudah dikuasai oleh bayang-bayang Langit. Kenapa perasaannya aneh sekali? Shien merasa gelisah tak karuan. Jantungnya juga tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya.
Jika yang dikatakan Langit adalah benar. Kenapa dia harus menyukainya? Kenapa bukan Shanna? Wajah mereka sama, bukan?
Selain itu, Langit jelas tahu kalau Shanna menunjukkan ketertarikan padanya. Tapi kenapa harus Shien? Tidak. Shien tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Langit salah. Yang harus dia sukai adalah Shanna, bukan dirinya.
Menghembuskan napas berat. Shien lalu beranjak dari pembaringannya, kemudian berjalan untuk mengambil obat yang dia simpan di dalam laci meja rias. Shien tidak boleh terjaga sampai pagi atau dia akan kelelahan dan kembali berakhir di kamar rumah sakit, sepertinya minum obat akan membuatnya cepat tidur.
********
Keesokan siangnya, Langit sudah duduk di sudut paling nyaman di sebuah kedai kopi, tepat di dekat jendela yang jauh dari kebisingan pengunjung lain.
Sambil menyesap ice coffe mix blend yang tadi dipesannya, Langit terus menunggu seseorang yang diharapkannya datang. Shien. Laki-laki itu itu tak sabar menunggu sang pujaan hati datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO IN LOVE [END]
RomanceHi, Readers. Kisah ini adalah Spin Off dari STILL IN LOVE. Yang suka baca jangan dilewat satu part pun, yes. Aku lebih suka orang yang baca ceritaku daripada sekedar vote. Thanks, all. ******** "Dia adalah gadis pertama yang tidak mau menerima ulur...