96. Adik Ipar

772 48 1
                                    

EP. 96. Adik Ipar

********

Langit menggeliat dalam tidurnya saat cahaya matahari masuk menembus gorden kamar dan menerpa kelopak matanya. Dia mengerjap-erjap, merasakan silau yang berhasil mengusik tidurnya.

Niat hati ingin menarik selimut untuk menutupi wajahnya agar terhindar dari cahaya matahari dan melanjutkan tidur, tapi dia urungkan saat merasakan keanehan dalam posisi tidurnya. Merasa ada sesuatu yang dia peluk, tapi bukan guling.

Mengerjap lagi, Langit masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Dia meringis saat mencoba untuk bangkit dari pembaringan, kepalanya benar-benar terasa pengar.

Perlahan, dia membuka kelopak matanya hingga netra kelam itu terbuka sempurna. Dia amati seluruh sudut ruangan. Terlihat tidak asing. Jelas, ini adalah kamar di apartemen miliknya.

Langit merasakan dagunya berada tepat di atas kepala seseorang, lalu dia gerakan kepalanya sedikit ke bawah, dan terkejut saat menyadari bahwa dia tidur meringkuk sambil mendekap seseorang. Seorang gadis.

Gadis itu sedang tidur lelap memungunginya. Tidak tahu siapa, tapi yang yang jelas rambutnya panjang.

Seketika jantungnya berdendum hebat. Dia berusaha membuka memori tadi malam setelah pergi dari taman bermain.

Langit ingat. Dia pergi ke klub malam, bermaksud untuk menghibur dirinya sebentar. Setelah itu, dia bertemu dengan Mia, perawat yang bekerja satu tim dengannya. Langit tidak menyangka, gadis yang terlihat polos dan kalem seperti Mia ternyata tongkrongannya tempat seperti itu.

Ahh, lupakan. Langit menggelengkan kepalanya karena malah bergosip di dalam hati.

Lalu apa yang terjadi setelah dia bertemu Mia? Ahh, iya. Langit duduk di meja yang sama dengan gadis itu, dan Mia memesankan cocktail dengan kadar alhohol rendah, padahal Langit tidak memintanya. Langit memang terkadang pergi ke klub malam, tapi dia tidak pernah menyentuh apalagi meminum minuman beralkohol.

Dan karena Mia terus memaksa, ditambah perasaannya sedang kacau, Langit akhirnya meminum itu. Hanya seteguk, dan dia tidak ingat apa-apa lagi setelahnya.

Langit hanya ingat sesuatu. Dia ingat dalam tidurnya, dia bermimpi melihat Shien ada di kamarnya, lalu berciuman panas.

Ahh, bukan hanya itu. Lebih dari sekedar berciuman, dia juga menurunkan dress yang dikenakan Shien dan tangannya menjelajah ke mana-mana. Dia mengira itu mimpi basah, tapi. . . .

Langit melirik sekali lagi pada gadis yang masih di dekapnya.

Oh, ya ampun!

Langit tersentak dengan kedua mata membola sempurna. Wajahnya langsung memucat saking terkejutnya. Langit berpikir, jangan-jangan itu bukan mimpi.

Lebih parah dari mimpi. Jangan-jangan dia salah mengira gadis lain dan melihatnya sebagai Shien. Dan apa yang sudah dia lakukan tadi malam?

Buru-buru Langit melongok pada balik selimut. Wajahnya menegang saat mendapati bajunya sudah berganti dengan kaos putih polos yang biasa dia kenakan untuk tidur dan pada bagian bawahnya hanya menggunakan boxer berwarna hitam.

Lalu gadis yang sedang dia peluk. . . , hanya menggunakan kemeja putih miliknya tanpa bawahan. Dan karena tadi malam dia hanya bertemu Mia, itu berarti. . . .

Langit salah mengenali Mia sebagai Shien dan dia sudah melakukan sesuatu di luar batas tadi malam karena mabuk?

Arrghh, Langit ingin mati saja sekarang juga. Seketika dia merutuki dirinya sendiri karena sudah coba-coba minum minuman beralkohol.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang