7. One Night Stand

1.2K 51 1
                                    

EP. 7. One Night Stand

********

"Tapi kamu tahu dari mana Shien ada di sini? Maksud aku, kamu kenal adik aku Shien?" Tanya Shanna yang terlambat sadar Langit mengetahui saudara kembarnya.

"Karena suatu kejadian, aku tahu Shien." Jawab Langit seraya menyesap jus miliknya.

Kedua sudut bibirnya tersungging saat dia mengingat gadis yang terjebak bersamanya di dalam lift kemarin. Entah kenapa, walaupun wajah Shanna dan Shien sama, mata Langit hanya tertarik pada Shien. Si gadis patung es yang sedikit angkuh.

"Kejadian?" Shanna yang masih sibuk dengan steak salmonnya seketika mendongak dengan sebelah alis terangkat, matanya menyoroti Langit curiga. "Apa mungkin kalian terjebak one night stand?"

"Sembarangan." Seru Langit tak terima, dia lantas melempar Shanna dengan tisu bekas hingga membuat gadis itu bergidik jijik.

"Kemarin kami terjebak di lift." Terang Langit kemudian.

"Apa dia baik-baik aja?" Sambar Shanna dengan raut wajah berubah khawatir. Jelas, Shanna tahu saudara kembarnya itu memiliki jantung yang lemah.

"Hmm." Langit menganggukkan kepalanya.

"Ya syukur, deh." Cicit Shien pelan, dia lalu melanjutkan kegiatan makan siangnya yang sempat terhenti.

"Tapi dia kayaknya pendiam, ya?" Tanpa sadar Langit mengutarakan penilaiannya terhadap gadis itu.

"Bukan pendiam, tapi emang kurang pinter bergaul aja dia." Shanna mengoreksi.

Shanna sangat mengerti Shien, gadis itu sejak kecil tidak pernah memiliki teman, jadi wajar sikapnya seperti itu. Shien hanya perlu didekati dengan sedikit usaha.

"Harus sering-sering digangguin, biar dia cerewet." Imbuh Shanna, dia tersenyum mengingat masa kecilnya dulu yang sering mengganggu Shien agar gadis itu mau bermain dengannya.

Langit mengangguk-angguk. Menebak jika Shien hanya bersikap meneynangkan pada orang terdekatnya saja. Memang tidak sedikit tipe orang seperti itu di luar sana.

"Dan sebentar lagi waktunya aku gangguin dia." Seru Shanna kemudian seraya menyunggingkan senyum jahil. Sementara Langit hanya mengernyitkan keningnya tak mengerti.

"Langit, kayaknya kita pisah di sini aja." Shanna melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kenapa? Bukannya tadi kamu minta aku anterin pulang?" Tanya Langit heran karena Shanna tiba-tiba berubah pikiran. Walaupun dalam hatinya dia cukup senang karena akhirnya bisa terlepas dari Shanna hari ini.

"Aku gak jadi pulang. Aku lupa kalau hari ini waktunya ketemu Shien." Jawab Shanna saat teringat bahwa hari ini dia akan menemui adiknya. Dia bahkan sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari. Memberi Shien kejutan kedatangannya.

"Kamu sibuk, kan? Kamu bisa pergi habis ini. Lagian tempat Shien gak jauh dari sini, aku bisa naik taksi." Ujar Shanna yang tiba-tiba berubah menjadi pengertian.

"Aku masih banyak waktu. Gak apa-apa, aku bisa anterin kamu ke sana." Sambar Langit dengan cepat. Jelas saja, dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengetahui di mana tempat tinggal atau tempat Shien bekerja.

"Beneran?" Tanya Shanna dengan mata berbinar. Langit hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kalau gitu, gimana kalau sekalian kamu ikut aku nemuin Shien? Dia pasti terkejut ketemu kamu lagi." Usul Shanna yang sontak saja membuat Langit kegirangan dalam hati. Tentu saja dia sangat setuju.

"Boleh." Jawab Langit berusaha sesantai mungkin. Padahal, dalam hatinya bersorak senang.

"Okay. Let's give her a surprise." Seru Shanna dengan senyum mengembang. Dia membayangkan reaksi adik kembarnya yang sedikit jutek itu saat dia menemuinya nanti.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang