13. I Don't Want To See You Again

745 50 5
                                    

EP. 13. I Don't Want To See You Again

********

"Hari ini kalian gak boleh pulang terlambat. Sore harus udah ada di rumah." Ucap Papa, membuat Shanna dan Shien yang tengah menikmati sarapannya mendongak, kemudian menatap Papa dengan heran.

"Emang ada apa, Pa?" Tanya Shanna penasaran. "Hari ini aku ada evaluasi Program Kerja di tempat les. Kayaknya gak mungkin kalau gak pulang malem."

"Diundur aja. Pokoknya Papa gak mau tahu, kalian harus pulang tepat waktu hari ini." Sahut Papa tak peduli.

Shien sedikit mengerutkan keningnya. Sebenarnya ada hal penting apa sampai Papa meminta dirinya dan Shanna pulang tepat waktu dan bahkan menyuruh untuk meninggalkan pekerjaan penting. Tapi meski penasaran, Shien memilih tak berkomentar.

"Kok, gitu? Emang ada apaan sih, Pa?" Shanna mendesak, seolah tak terima jika dia harus meninggalkan pekerjaannya untuk hal yang tidak terlalu penting.

"Nanti kita akan makan malam sama keluarganya teman Papa." Jelas Papa akhirnya. "Dan kita sekeluarga harus menjamunya dengan baik." Imbuhnya menutup pembicaraan, kemudian beliau kembali melahap nasi gorengnya.

Mendengar itu, otak Shien berusaha bekerja cepat untuk segera mengatur rencana pelarian dirinya. Malas sekali jika dia harus terjebak dalam acara penjamuan makan malam yang sudah pasti membosankan itu.

Tak lama kemudian, terlihat asisten rumah tangga berjalan tergopoh-gopoh menghampiri keluarga kecil itu.

"Ada apa, Bi?" Tanya Mama pada Bi Sumi, sang asisten rumah tangga.

"Kata Pak Satpam, orang yang mau jemput Non Shanna dan Non Shien sudah nunggu di depan." Jawan Bi Sumi.

"Lho, kamu gak mau pake mobil hadiah ulang tahun kamu itu, Sha?" Tanya Mama heran karena Shanna malah dijemput seseorang. Padahal, jelas-jelas gadis itu tadi malam sangat antusias dan tak sabar ingin mengendarai mobil pemberiannya.

"Nanti aja, deh, Ma. Orang yang jemput aku lebih menarik daripada mobil baru itu." Sahut Shanna seraya mengedipkan sebelah matanya genit.

Mama mencebik geli, dirinya yang sudah mengetahui kelakuan Shanna tahu betul pasti yang menjemput Shanna adalah salah satu cowok ganteng yang dikejarnya.

Shanna lantas beranjak dari duduknya, lalu berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Aku berangkat duluan ya, Ma, Pa." Shanna menghadiahi satu kecupan di pipi Mama dan Papa, sebelum kemudian dia berlalu. Detik berikutnya, Shien ikut beranjak.

"Aku juga berangkat." Shien membungkukkan sedikit tubuhnya sebelum kemudian dia menyusul Shanna yang sudah berjalan keluar rumah lebih dulu.

"Sabar, Ma. Shien pasti butuh waktu." Ucap Papa menyemangati Mama yang terlihat sedih akan sikap Shien yang masih enggan membuka diri dan hatinya.

********

Shanna dan Shien berjalan beriringan menuju gerbang rumahnya, tempat di mana mobil yang menjemput mereka terparkir.

Shanna berseru senang saat matanya menangkap sosok Langit yang tengah berdiri sambil bersandar pada badan mobil BMW i8 Coupe warna hitamnya. Laki-laki itu tampak mempesona bak model iklan L-Men.

"Langit." Shanna dengan riang langsung berlari kecil menghampirinya. Sementara mata Langit masih tertuju pada gadis yang berjalan di belakang Shanna.

Shien menyadari tatapan itu, tapi sebisa mungkin dia menghindari dan mengalihkan perhatiannya dengan mencari mobil Tante Hilda yang biasa dikendarai Fina.

Mengernyitkan keningnya, Shien heran karena mobil itu tidak ada. Bukankah tadi Bi Sumi mengatakan sudah menunggunya? Sontak dia menjadi serius mencari-cari keberadaan Fina.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang