EP. 99. I Want You
********
Ini adalah kali pertama Shien menginjakkan kakinya di rumah Langit setelah beberapa jam yang lalu dia dan Langit kembali ke Indonesia setelah menghabiskan enam hari di Maldives untuk berbulan madu.
Mereka benar-benar menghabiskan liburan romantis dan bersenang-senang menikmati berbagai spot-spot wisata terbaik di sana. Keduanya sangat bahagia, terutama Shien karena itu adalah pengalaman pertamanya datang ke Maldives.
Shien sangat bahagia karena bisa pergi ke sana dan menghabiskan liburan bersama Langit tanpa harus khawatir akan kelelahan atau sakit karena tubuhnya sudah lebih kuat sekarang.
Papa Wijaya menolak saat putra kesayangannya berkata akan tinggal di apartemen selama rumah yang akan ditempatinya dengan Shien direnovasi.
Lelaki paruh baya itu meminta agar mereka tinggal satu atap dengannya sampai renovasi rumah selesai, alhasil Langit dan Shien menyetujui untuk tinggal di rumah besar milik Papa Wijaya yang mungkin selama beberapa bulan karena proses ronovasi rumah sesuai style atau keinginan Langit akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Selepas membersihkan diri seraya menunggu Langit yang masih berada di kamar mandi, Shien memilih untuk melihat-lihat perpustakaan pribadi yang langsung terhubung dengan kamar Langit.
Membuka perlahan pintu yang di cat warna putih, senada dengan semua pintu di rumah megah itu, Shien langsung disuguhkan dengan ruangan luas dengan rak-rak buku menjulang tinggi.
Desain perpustakaan yang serba putih membuat buku-buku yang dipajang di rak-rak semakin cerah dan berwarna, konsep perpustakaan tersebut mirip dengan desain bangunan Stuttgart Municipal Liblary di Jerman, Shien ingat itu karena pernah ke sana saat usianya 20 tahun.
Mata Shien menyusuri setiap sudut ruangan dengan mulut sedikit ternganga, cukup takjub dengan perpustakaan pribadi yang menurutnya terlalu besar itu, mungkin tiga kali lipat lebih besar dari perpustakaan kecil di kamarnya.
Shien jadi bertanya-tanya, sebenarnya berapa banyak kekayaan yang dimiliki ayah mertuanya sampai-sampai bisa membangun rumah super mewah bak istana kerajaan itu?
Shien juga merasa iba karena bisa-bisanya Papa Wijaya tinggal di rumah sebesar ini sendirian, apa beliau tidak merasa kesepian?
Terlintas dalam benaknya agar dia dan Langit tinggal di sana saja. Tapi tetap saja semuanya tergantung pada keputusan Langit. Sebelumnya saja laki-laki itu menginginkan untuk tinggal terpisah dari orang tuanya, jadi sepertinya itu tidak mungkin bagi mereka untuk tinggal bersama Papa Wijaya.
Jari telunjuk Shien senyusuri buku yang berderet di rak perpustakaan seiring dengan kakinya yang bergerak perlahan. Sebagian besar buku yang ada di sana adalah buku kedokteran dan jurnal-jurnal internasional, dan sebagian kecil adalah novel-novel karya Penulis terkenal dunia.
Namun, yang menarik perhatian Shien adalah ternyata di sana juga terdapat banyak buku cerita anak-anak termasuk buku karyanya. Bahkan ada karya pertama Shien. Ternyata Langit sudah mengoleksi buku karya Shien jauh sebelum dia mengenalnya. Shien tersenyum senang melihat itu.
Telunjuknya yang lentik itu lantas berhenti pada satu buku lusuh yang sangat familiar di matanya. Sebuah buku cerita anak-anak dengan judul Little Mermaid dan Shien yakin itu adalah miliknya yang dulu sempat tertinggal di kamar mandi restoran Perancis saat dia tak sengaja bertemu Jingga.
"Aku cariin, ternyata di sini."
Shien tersentak saat Langit tiba-tiba datang dan memeluk tubuhnya dari belakang. Ceruk leher Shien selalu menjadi tempat favorit Langit untuk menenggelamkan wajahnya di sana, menghirup aroma tubuh Shien yang sudah seperti candu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO IN LOVE [END]
RomanceHi, Readers. Kisah ini adalah Spin Off dari STILL IN LOVE. Yang suka baca jangan dilewat satu part pun, yes. Aku lebih suka orang yang baca ceritaku daripada sekedar vote. Thanks, all. ******** "Dia adalah gadis pertama yang tidak mau menerima ulur...