35. Three Magic Words

594 45 2
                                    

EP. 35. Three Magic Words

********

Shien berlari keluar dari taman rumah sakit, dia harus segera pergi dan menemui Langit, entah laki-laki itu sudah datang atau belum, Shien akan mencari tahu dan menjemputnya di Bandara nanti.

Shien akan memastikannya hari ini. Memastikan Langit menjadi miliknya, menjadikan dia satu-satunya yang Shien butuhkan, dan satu-satunya yang Shien inginkan.

Gadis itu lantas bergegas menuju parkiran basement rumah sakit di mana dia meminta Reno menunggunya di sana. Namun siapa sangka, sesampainya di sana Shien malah melihat sosok yang sangat dirindukannya baru saja turun dari mobil, terlihat berkilauan seperti biasanya.

Tidak ingin membuang-buang waktu, Shien segera memanggil nama laki-laki yang sangat dirindukannya itu tak sabaran. "Langit."

Dan laki-laki itu menoleh dengan tatapan sama berbinarnya dengan Shien.

Langit cukup terkejut dengan Shien yang tiba-tiba berlari dan berhambur memeluknya. Tapi sejurus kemudian, Langit membalas pelukannya lebih erat dan penuh sayang.

"Baru aja aku mau cari kamu." Ucap Langit sambil membelai lembut rambut Shien yang halus.

"Tadinya mau ngasih surprise. Ehh, malah aku yang terkejut." Terangnya kemudian, sementara Shien sabar menunggu laki-laki itu selesai berbicara sambil mengusap-usap punggungnya.

Tak lama, Langit kemudian menarik diri untuk menjangkau pandangannya dengan Shien, lalu ditangkupnya kedua sisi wajah itu lembut.

"Do you know that I'm counting the days until I see you again?" Shien tersenyum geli mendengarnya. "I miss you, and I love you, Shi"

Dan bertepatan dengan kalimat Langit yang belum selesai, Shien berjinjit. Tanpa mempedulikan beberapa orang yang ada di parkiran saat itu, termasuk Reno, Shien menempelkan bibirnya ke bibir Langit.

Sentuhan itu langsung membuat Shien merasakan kehangatan sedang mengalir ke seluruh tubuhnya.

Shien sendiri terkejut dengan tindakannya yang di luar akal sehat. Tapi, hasrat itu seolah menggiringnya untuk memberitahu Langit bahwa Shien juga mencintainya. Dan ini adalah jawaban atas ungkapan cinta Langit, Shien ingin bersamanya.

Apapun yang terjadi, Shien ingin menghabiskan waktu yang dimilikinya hanya dengan Langit.

Shien ingin menarik diri saat tersadar, tapi buru-buru Langit menahannya. Langit menarik tubuh Shien dan menciumnya penuh kelembutan. Hingga perlahan, Shien pun membalas kecupan itu. Sangat manis dan terasa begitu memabukkan.

Untuk beberapa saat, waktu seakan berhenti dan memberi kesempatan bagi dua orang itu untuk menikmati letupan-letupan perasaan masing-masing.

"Lanjut nanti." Ucap Langit lirih setelah menarik diri seiring dengan napasnya yang terengah.

Dia lantas menempelkan keningnya dengan kening Shien, sorot matanya dipenuhi binar kebahagiaan. Tapi, juga terselip keterkejutan yang tak bisa dia tutupi.

Kedua tangannya mengelus lembut sisi wajah Shien, lalu kembali mendaratkan satu kecupan singkat pada bibir manis gadis itu, kemudian membawanya masuk ke dalam mobil.

Sementara seseorang yang sejak tadi menyaksikan adegan itu, Reno, tetap bergeming di tempatnya dengan pandangan melongo. Sesekali mengerjap, antara percaya dan tidak percaya Shien melakukan itu.

Melihat itu dari awal hingga akhir, Reno merasa lututnya melemas, wajahnya terasa memanas. Duhh, yang melakukannya Langit dan Shien, kenapa dia yang harus malu, coba?

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang