10 Episode lagi nicc. Semoga gak bosen. Habis ini bisa lebih fokus ke ceritanya Reina.
Happy reading. . . .
EP. 100. Bohong
********
Dua bulan setelah pernikahan, Langit menjalani hidupnya seperti biasa, setiap hari pergi bekerja ke rumah sakit dan selalu sibuk tentunya, tapi yang membedakan adalah dia tidak pulang ke apartemennya lagi, melainkan ke rumah Papa Wijaya dan ada sang istri yang menyambutnya di sana.
Rumah yang akan mereka tempati belum selesai direnovasi dan diperkirakan akan selesai sekitar satu bulan lagi.
Sedangkan Shien terkadang mengeluh karena Langit terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Tiga hari belakangan bahkan suaminya itu tidak pulang. Atau seandainya Langit pulang pun, itu saat Shien sudah tertidur.
Keduanya hanya memiliki waktu untuk bersama sebentar setelah bangun dan saat sarapan. Hal itu juga berpengaruh pada kegiatan ranjang mereka sehingga membuat Shien terkadang uring-uringan. Bagaimanapun juga, perempuan tetap membutuhkan itu, bukan?
Berhenti bekerja di perusahaan tidak membuat Shien bosan karena selama dua bulan ini dia disibukkan dengan kegiatan belajar memasaknya.
Shien tidak mengambil kelas memasak, melainkan setiap hari dia belajar bersama Bunda, terkadang juga bersama Mama, atau Senja. Mereka mengajarinya dengan penuh kesabaran meski di awal-awal terkadang Shien mengeluh bahkan menggerutu kesal karena terus menerus gagal, tapi sekarang kemampuan memasaknya sudah jauh lebih baik. Sekarang Shien bahkan bisa mengembangkan resep masakan sendiri di rumah.
Namun di samping keberhasilannya, Langit tidak ada di sana karena sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit. Padahal, Shien ingin sekali suaminya itu mencoba hasil masakannya dan menilainya.
Langit tidak selalu bisa melakukan itu karena terkadang dia pulang larut malam atau tidak pulang sama sekali. Demi hasil masakannya dicicipi Langit, Shien terkadang datang menghampirinya ke rumah sakit membawakan makan siang. Tapi tetap saja, Langit tidak bisa berkomentar banyak karena diburu-buru pekerjaan. Hal itu tentu saja membuat Shien sedikit sedih.
Meski demikian, Shien tetap menyemangati dirinya dan terus berusaha untuk menjadi istri yang baik, dia bahkan membeli buku panduan untuk itu dan membacanya di saat senggang di tengah-tengah kesibukannya yang juga sedang menggarap buku baru.
Terbersit kekhawatiran di hatinya karena akhir-akhir ini Langit terlalu sibuk. Shien takut suami tampannya itu digoda atau tergoda perempuan lain di luar sana, tapi buru-buru dia menepis pikiran buruk itu. Shien teringat dengan Mama yang sering ditinggal Papa ke luar negeri, tapi wanita itu baik-baik saja karena percaya pada Papa.
Malam ini Shien sudah berdandan cantik, bermaksud untuk memberi kejutan pada Langit di rumah sakit nanti, sekalian membawakannya makan malam dan beberapa camilan kesukaan Langit. Shien sengaja tidak memberitahu laki-laki itu bahwa dirinya akan datang ke sana.
Melangkahkan kakinya keluar dari rumah mewah itu, Shien lantas menaiki mobil yang sudah disiapkan Pak Bayu, sopir pribadi Papa Wijaya. Sengaja Shien berangkat menggunakan sopir karena dia berencana untuk pulang bersama Langit nanti.
Tidak hanya itu, Shien bahkan berniat untuk mengajak suaminya itu jalan-jalan terlebih dahulu karena belakangan ini dia tidak banyak mendapatkan waktu berdua dengan Langit, sekalian Shien juga akan mengajaknya menginap di hotel.
Heran saja, saat masih pacaran mereka bisa menghabiskan banyak waktu berdua, kenapa setelah menikah Langit jadi terlalu sibuk begini? Huuh.
Sesampainya di rumah sakit, Shien yang baru saja turun dari mobil dan hendak melangkahkan kakinya untuk masuk ke bangunan besar dan menjulang tinggi itu, seketika menghentikan langkahnya saat melihat mobil yang sangat familiar di matanya berhenti tepat di depan teras utama rumah sakit. Jelas Shien sangat mengenalnya karena mobil tersebut adalah milik suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO IN LOVE [END]
RomanceHi, Readers. Kisah ini adalah Spin Off dari STILL IN LOVE. Yang suka baca jangan dilewat satu part pun, yes. Aku lebih suka orang yang baca ceritaku daripada sekedar vote. Thanks, all. ******** "Dia adalah gadis pertama yang tidak mau menerima ulur...