82. Without You

594 39 1
                                    

EP. 82. Without You

********

Shanna membuka pintu kamar Shien lebar-lebar, berusaha menemukan sosok yang sedang berselonjor di tempat tidur dengan buku tebal di tangannya, atau terkadang dia sedang duduk di kursi meja kerja sambil fokus dengan tabletnya.

Tapi, sosok itu tidak ditemukannya. Dia hanya menemukan ruangan besar dengan semua barang tertata rapi layaknya sebuah museum.

Shanna tiba-tiba membayangkan Shien sedang membaca buku di sofa, lalu Shien melempar pandangan jutek padanya karena tiba-tiba masuk ke kamar dan mengganggunya.

Mendadak Shanna merindukan gadis itu meneriaki namanya dengan kesal karena membuat kamarnya berantakan atau karena sudah berhasil mengganggu Shien dengan membuat kamarnya berisik karena Shanna berteriak-teriak menyanyikan lagu K-Pop kesukaannya.

Shanna tersenyum getir. Dia merindukan adiknya yang judes.

Tidak pernah sekali pun di dalam hatinya Shanna mengharapkan hal seperti ini terjadi pada Shien. Dia memang pernah mengatakan hal yang sangat buruk pada adiknya, tapi Shanna benar-benar tidak menginginkan hal itu terjadi, sungguh.

Shanna mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar Shien yang sangat sepi. Seketika semua hal buruk yang pernah dia lakukan pada Shien berputar di benaknya.

Dia sudah begitu melukai hati adik kandungnya sendiri, bahkan yang menyebabkan Shien mengalami kecelakaan itu secara tidak langsung adalah dirinya, karena ulahnya. Dan lebih parahnya, gadis itu sekarang koma. Tidak ada satu orang pun yang bisa membujuknya untuk bangun. Tuhan sedang menahannya, entah sampai kapan.

". . . . Kamu tetap akan menjadi buih di lautan, sama kayak Putri Duyung."

". . . . Kalau bisa pergi juga dari dunia ini!"

"Aku cuma asal ngomong, Shi." Ucap Shanna lirih saat teringat kata-kata kejam yang pernah dia lemparkan pada Shien.

Shanna lantas terduduk lemas di tepi ranjang Shien yang masih menyisakan aroma harum dari farfum campuran yang biasa dikenakan Shien.

"Aku salah. Cepetan pulang ke rumah sebelum aku acak-acak kamar kamu." Shanna melempar bantal ke sembarang arah.

Shanna tidak bisa lagi menahan tangisnya. Tangis yang selama dua bulan ini ditahannya karena kesombongan di dalam diri yang terus berusaha menolak rasa bersalah itu. Tapi Shanna tidak tahan lagi sekarang. Shanna tidak bisa lagi melarikan diri dari rasa bersalah.

Shanna membuka lagi kotak hadiah yang ditinggalkan Shien di kamarnya dua bulan yang lalu. Sebuah gelang rantai yang terlihat manis dengan aksen bintang dan mutiara di sekelilingnya.

Dia tersenyum nanar memandang gelang tersebut sebelum kemudian pandangannya beralih pada secarik kertas kecil persegi panjang yang ikut terselip di dalam kotak perhiasan tersebut.

Shanna membaca kembali surat yang Shien tinggalkan.

Hadiah permintaan maaf.

Maaf karena udah merebut orang yang kamu suka.

"Enggak, Shi. Kamu gak ngerebut apapun dari aku." Shanna menggeleng-gelengkan kepalanya sedih. Setelah semua hal buruk yang dilakukannya, Shien masih berpikir untuk meminta maaf dan merasa jika dirinya bersalah.

Kalau aku balikin, kita bisa kembali kayak dulu, kan?

I love you more than anything, you're my soul. Aku gak mau kamu berubah, Kakak. . . .

Ya Tuhan. Apa dirinya masih pantas dipanggil seorang kakak?

Shanna ingin sekali menjerit saat ini juga dan mengatakan jika Shien tidak harus mengembalikan apapun karena dia tidak pernah mengambil apa-apa darinya.

SO IN LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang